BELAJAR SEJARAH 

STATIONSPLEIN di BATAVIA


Peserta Jelajah Kota Toea Stationsplein 8 Oktober 2022

hai cyiiiin….. apa kabar semua, cukup luuammmmmaa……….. (saking lamanya huhuhuhuhu) vakum buat ngeblog dengan seribu satu alasan yang tak bisa ku ungkapkan dengan kata-kata tapi hanya satu kata dengan jujur akhirnya kuungkap apa itu……? “malas”………. hehehehehehe


sudahlah tak usah kita bahas problem pribadi eiyke soal malas yang datang menyerang akut tanpa kendali….huhuhuhu, yang pasti kali ini eiyke akan bernarasi…. caiellah keren amat yah itu bahasa tentang penjelajahan eiyke di seputaran kota toea tanggal 8 Oktober 2022 lalu.


Kondisi Taman Kota Tua Saat ini sedang direnovasi besar-besaran


Kala di group WA Juragan Komunitas Jelajah Budaya ngasih woro-woro akan mengadakan JELAJAH KOTA TOEA dengan tema : STATIONSPLEIN Sabtu 8 Oktober 2022, seperti biasa kalau KJB akan mengadakan jelajah pasti pada rieuweh bin grubak grubuk mau pada ikutan dengan semangat membara dengan beragam argument…. hihihi…. ada yang kagak bisa karena sudah ada acara yang terjadwal sebelumnya, ada yang sedang ke luar kota, ada yang menghadiri undangan dan bahkan ada yang menawar tanggal untuk bisa ikutan…. hahahaha ya namanya orang banyak pasti banyak yang tidak klop dengan rencana yang telah dijadwalkan oleh KJB.

 

Ini adalah kali ketiga KJB mengadakan Jelajah lagi setelah vakum hampir tiga tahun lamanya, tidak pernah ada yang menyangka kala hidup ini tiba-tiba seperti terpenjara dalam rumah sendiri oleh sebuah aturan, bukan hanya kita yang tinggal di Indonesia tetapi diberbagai belahan dunia mengalaminya dan itu hingga kini belum juga terselesaikan dengan tuntas siklusnya naik turun bervariasi bak nilai SAHAM di Pasar Bursa…… hehehehehe ekstrim nyakk. Yah Covid 19 telah membuat seluruh jagad raya berduka serentak mengagalkan banyak hal dari yang mau lamaran, nikah, seminar, lomba, bazar, upacara, plesiran, ibadah, nongky bahkan sampai ngicer gebetan……… hihihihihi itu semua porak poranda alias gagal total diberlakukan karena pemerintah mengeluarkan aturan PPKM dengan berbagai macam level sampai sekarang. walaupun harus diakui ada juga yang nekat nyolong-nyolong untuk tetap nongky-nongky sama kroni-kroninya di warung kupi yang emang pada kagak takut dan kagak percaya sama itu covid.

 

Sebelum Jelajah Stationsplein 8 Oktober 2022 KJB telah lebih dulu menjelajah di wilayah Bogor pada 16 Juli 2022 lalu dan berpartisipasi pula pada kegiatan Tapak Tilas Proklamasi Kemerdekaan 16 Agustus 2022.

 

MENJELAJAH DENGAN TANGGAL UNIK 8 OKTOBER 1929 – 8 OKTOBER 2022

 

Kali ini Komunitas Jelajah Budaya MENGAMBIL TEMA : JELAJAH KOTA TOEA Stationsplein, Menjelajahi Jejak Kereta Api di Kota Tua. Yang unik adalah tanggal jelajahnya bertepatan dengan diresmikannya Stasiun Jakarta Kota pada tanggal 8 Oktober 2022……. tak diduga tak sangka hari Sabtu 8 Oktober 2022 selain bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW (12 Rabiulawal 1444 H) KJB menjelajahi kawasan kota tua untuk melihat jejak kereta api di masa kedudukan Belanda, mari kita mulai penjelajahan yang pertama adalah : 

 

07.45 - 08.00 : REGISTRASI ULANG DEPAN MUSEUM MANDIRI/TAMAN STASIUN

 

Para Peserta Jelajah akan mendapatkan buku petunjuk dan pin

Ini wajib dilakukan ya sist and bro supaya loe-loe pade dapat status diakui oleh panitia, jelajah kali ini para peserta mendapatkan  air mineral, roti buaye, buku petunjuk dan pin. Dan pin ini telah menjadi Icon Komunitas Jelajah Budaya bila komunitas ini mengadakan kegiatan, jadi semakin sering bro and sist ikutan jelajah maka semakin bertambah koleksi pin-pin tersebut......

 

08.00 - 08.30 : PENJELASAN UMUM SEJARAH KERETA API DI JAKARTA

 

Guru Sejarah Bapak Kartum Setiawan bernarasi awal sejarah awal Kereta Api



Setelah urusan administrasi terbereskan Bapak Kartum Setiawan memulai menghatarkan mukadimah mengenai Sejarah Kereta Api di Jakarta, di tuturkan bahwa Jalur kereta api Batavia–Buitenzorg merupakan jalur kereta api pertama di kota  Batavia yang menghubungkan Stasiun Batavia dengan Stasiun Buitenzorg (Stasiun Bogor) sepanjang hampir 60 km. Setelah Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) berhasil membangun jalur Kreta api Samarang - Tanggung, William Poolman melalui NIS kembali memperoleh izin membangun jalur kereta api dari Batavia menuju Buitenzorg pada tanggal 27 Maret 1864. Izin tersebut diberikan untuk membantu pengangkutan hasil perkebunan di wilayah Priangan Barat ke Pelabuhan Batavia. Secara politik jalur ini juga penting untuk melancarkan hubungan administrasi pemerintahan. Namun Pemerintah mengurungkan rencana tersebut karena masih banyaknya pro dan kontra terkait pembangunan jalur kereta api Batavia–Buitenzorg (dikutip dari Wikipedia)



Bekas Rel Kereta Api antara Kampung Bandan - Batavia Noord


Pembangunan jalan rel Batavia – Buitenzorg dilakukan secara bergelombang, maka pengoperasiannya pun diberlakukan secara bertahap. Jalur kereta api Batavia untuk pertama kalinya dioperasionalkan, pada tanggal 15 September 1871 yang melintas antara Pasar Ikan (Kliene Boom) – Batavia Noord – koningsplein (Weltevreden/Gambir) sejauh 9 km dengan rangkaian sebanyak 14 kereta penumpang. Pengoperasian kedua dimulai 16 Juni 1872 dijalankan kereta api anatara Stasiun Koningsplein – Bukit Duri (Meester Cornelies) dan pada 31 Januari 1873 diresmikan operasional jalur kereta api antara Bukit Duri – Buitenzorg.

(dikutip dari Buku Kereta Api di Jakarta dari Zaman Belanda hingga Reformasi, karya Kartum Setiawan, Penerbit Kompas)

 

PENGUBURAN 2 (DUA) KEPALA KERBAU DI STASIUN BATAVIA

 

Tahukah kalian bahwa pada tanggal 8 Oktober 1929 di Stasiun Jakarta Kota (Beos) setelah para pegawai mengadakan upacara selamatan di stasiun lama dekat dengan Pasar Ikan, siang harinya dikuburkan 2 (dua) Kepala Kerbau hal ini dilakukan sebagai perlambang untuk melindungi bangunan Stasiun Kota yang baru dari segala bencana dan marabahaya yang tidak diinginkan. Lokasi penguburan 2 (dua) Kepala Kerbau di kubur di antara Tugu Jam dan Pintu Masuk Stasiun (kalau sekarang posisinya mengarah ke Taman Stasiun Depan Museum Bank Mandiri).

Yang membuat kagum pada waktu itu orang-orang Belanda turut hadir menyaksikan dan melihat tradisi  kearifan lokal dari Orang-Orang Betawi.

 

08.30 - 09.30 : KELILING STASIUN JAKARTA KOTA


Dalam Stasiun Kota Tua

Penjelajahan berlanjut menuju ke dalam Stasiun Jakarta Kota, mungkin bagi sebagian besar masyarakat umum Stasiun Jakarta hanya sekedar stasiun tempat turun dan naik kereta untuk menuju tempat tujuan. 


Tetapi bagi orang yang mengemari sejarah terutama arsitektur bangunan pasti akan terpukau melihat bangunan ini apalagi jika mendengarkan kisah pembangunannya, seperti eiyke seandainya tidak mengikuti trip ini tidak akan pernah bisa naik ke atas peron stasiun bak mendapat privilege lah sebagai judul, karena untuk naik ke atas peron stasiun dibutuhkan ijin khusus.


Masih menjelajah lantai atas stasiun terdapat ruangan yang cukup besar dan lega, yang unik adalah terdapat sebuah kusen besar berkaca nako yang bentuknya lengkung masih nampak kokoh menempel didinding, warna kuning emas kian menambah elegan dan eksotik lengkung ini, dan menurut eiyke ini merupakan “Spot Foto”  terbaik sejuta sayang jika terlewatkan………. yuhuuuu, hingga eiykepun tidak menyiakannya….. berkat kepiawaian seorang fotografer andal Mas Iwan Seputro…… suami dari Mbak’e Respati maka jadilah karya jepret yang dahsyaat luar biasa…… PoSe eiyke bisa menjadi seksi bak model-model yang berkelibatan dimajalah-majalah hahahahaha……..


Jendela Lengkung nan Eksotis itu.... spot paling ciamik... 


Konon menurut Mas Kartum Setiawan bangunan Stasiun Jakarta Kota ini sebagian besar masih original saat eiyke bertanya tentang keaslian isi bangunan, lantai atas sendiri cukup luas dan lapang di sisi kanan dan kiri terdapat lorong-lorong panjang mengingatkan eiyke akan Bangunan Lawang Sewu di Kota Semarang, namun sayang seiribu sayang ruangan-ruangan yang terdapat di lantai ini nampak tidak terawat lusuh dan penuh debu, bahkan engsel dan pegangan pintu sudh mulai berkarat termakan usia padahal penampakannya masih sangat kokoh dan kuat, hanya karena kurang perawatan jadinya berkarat begitu saja, belum lagi ada kaca jendela ada yang terlepas….. ah….. sayang sekali asset cagar budaya yang begitu bernilai tinggi sebagai Maha Karya yang sangat luar biasa tak terawat, andai instansi yang berwenang lebih care dan peka menjaga assetnya dengan sangat amat baik tentu hal ini tidak akan terjadi.



Kondisi Lantai Atas Stasiun Jakarta Kota


Lain cerita jikalau kita pernah berkunjung ke negara luar, kita akan di buat kagum dengan bangunan-bangunan lama yang masih sangat terjaga di pertahankan dan terawat dengan sangat baik, hal yang sebaliknya justru terjadi di negara ini…….. entalah ada apa dengan negara ini begitu banyak gedung dan bangunan tua yang mempunyai nilai history tinggi justru malah dipugar bahkan teronggok begitu saja.

 

Penampakan lorong atas Stasiun Kota Tua

Menurut eiyke pribadi Bangsa Belanda memang kejam telah menjajah negeri ini hingga berabad lamanya, tetapi dampak dari penjajahan itu banyak meninggalkan hal-hal positif, seperti bangunan dan gedung yang masih ada hingga kini perhatikan arsitektur bangunannya luar biasa bukan di masa itu bisa membangun gedung dengan begitu megahnya, hanya sayang pihak terkait banyak yang tidak bisa merawat dan menjaganya.

 

Masyarakat umum mungkin banyak yang belum tahu kalau arsitektur bangunan Stasiun Jakarta adalah seorang Belanda kelahiran Tulungagung Jawa Timur yang bernama Frans Johan Louwrens Ghijsels. Rancangan Ghijsels biasa dia dipanggil memadukan gaya antara struktur teknik modern barat dengan tradisional setempat hingga rancangan Ghijsels ini dikenal dengan sebutan Het Indische Bouwen (Gedung India).

 

Stasiun Jakarta Kota Karya Ghijsels

Karya Ghijsels sangat kental dengan balutan “art deco” terkesan sederhana namun elegan mengambil filosofi dari Bangsa Yunani Kuno Kesederhanaan adalah Jalan Terpendek Menuju Kecantikan. Coba perhatikan jika sedang berkunjung ke Stasiun Jakarta Kota keramik yang masih melekat didinding stasiun itu masih asli, juga lengkung atas stasiun yang tinggi menjulang merupakan keindahan seni elegan yang masih bisa kita lihat sampai kini.

 

Sebenarnya di dalam Stasiun Jakarta Kota terdapat galeri yang menyimpan temuan dari galian jalur MRT yang sempat hit menjadi berita di media beberapa waktu, namun sayang sekali bro and sist galeri tersebut tutup mungkin karena bertetapan dengan hari libur nasional, jujur kecewa sich eiyke belum berkesempatan melihatnya.

 

Para Peserta Jelajah serius menyimak penjelasan guru sejarah



Namun sangat disayangkan kondisi bangunan Stasiun Kota kini sudah banyak mengalami perubahan, ada yang di sekat kaca pembatas, lantai yang diganti keramiknya dan ruangan-ruangan yang disewakan kepada pihak ketiga untuk komersil, sebenarnya tidak mengapa untuk dijadikan area bisnis asal tidak mengubah dan menambah bangunan yang ada sehingga nilai sakral originalitas dari history itu masih dapat dipertahankan, namun terkadang nilai komersil jauh lebih penting dibandingkan dengan menjaga history itu sendiri…… ah entalah toch ini hanya pendapat eiyke pribadi. 

 

Suasana Kota Tua diambil dari atas Stasiun Kota

Menyimak kisah lama yang yang dituturkan  terlalui dalam bayangan saya mengenai kondisi Stasiun Jakarta Kota dikisaran tahun 1929 begitu megahnya, aura kemewahan nampak memancar dari dalam stasiun manakala orang-orang Belanda dan pribumi naik dan turun kereta peron stasiun, membayangkan mereka menjinjing koper, berpantalon rapi, menggunakan topi lalu berjalan dengan elegan menuju koridor stasiun……… 


09.30 - 10.30 : MENYUSURI JEJAK JALUR LAMA KERETA API ANTARA KAMPUNG BANDAN-BATAVIA NOORD

 

Menjelajah menuju kawasan Kampung Bandan - Batavia Noord


Menjelajah dalam Stasiun Jakarta Kota telah terlalui, melanjutkan langkah menjelajah kearah luar stasiun sekitar lebih kurang 200 meterlah masuk ke jalan yang tidak begitu besar kalau tidak salah ingat namanya Jalan Lada (mohon maaf kalau nama jalannya salah).

 


Biar panas menyengat yang penting tetap eksis poto..... yuhuuuuuu😄


Eiyke cukup terperangah dan kaget memasuki wilayah ini selain baru pertama kali, wilayah ini merupakan kawasan pemukiman dengan deretan rumah penduduk yang sangat padat berjajar. Melihat penampakan dari luar sepertinya penduduk sebagaian besar warganya berprofesi sebagai pedagang mulai dari cilok, baslok, batagor, bakso, mie ayam, nasgor dll terlihat dari gerobak yang terparkir dihalaman beranda rumah mereka, tetapi bukan masalah sosial yang mau eiyke mau bahas ye….. hahahaha itu bukan bidang eiyke soalnya entar salah nulis jadi masalah dah…..ups!!!!


Guru Sejarah kembali memberikan penjelasan......

 

Jadi di Kawasan ini dulunya terdapat Jalur Lama Kereta Api Antara Kampung Bandan – Batavia Noord, dan “Jejak” nya masih dapat kita lihat dengan kasat mata BANTALAN REL KERETA API yang masih tersisa berjajar, dan saat ini di atas bantalan rel kereta api tersebut di bangun jembatan yang menghubungkan sungai menuju seberang yang kalau disusuri jalanan tersebut akan menuju Kampung Bandan. 


Jejak Bantalan Rel yang masih tersisa


Bahkan Jejak Rel Kereta Api tersebut masih dapat kita lihat penampakannya dengan jelas, kalau diselusuri dengan jelas rel kereta api tersebut telah tertanam dengan jalanan.

 

Bekas jalur Kreta sebelum dipindah


10.30 - 11.00 : EKS STASIUN BATAVIA NOORD


Guru Sejarah  menjelaskan bahwa  tabun 1924 di tempat ini berdiri Stasiun Batavia Noord


Usai menjelajah jejak rel kereta api di kawasan Kampung Bandan – Batavia Noord, kami melanjutkan langkah kaki menuju Eks Stasiun Batavia Noord yang kini lokasinya terdapat di samping gedung Bank BNI dan tempat itu sekarang menjadi lapangan bola.



Sayangnya di lokasi ini tidak terdapat secuilpun jejak peninggalan dari Stasiun Batavia Noord yang bisa dijadikan petunjuk bahwa dulunya di tempat ini berdiri sebuah stasiun, namun kini semuanya telah rata dengan tanah tak bersisa.

 

Sayangnya  Stasiun Batavia Noord tidak meninggalkan jejak secuilpun di tempat ini


Padahal secara logika menurut eiyke nich ya……kalau yang namanya stasiun pastilah adalah sisa penampakan  dari bangunan sebagai pertanda bahwa dahulu di lokasi ini berdiri dengan megah sebuah stasiun yang bernama Batavia Noord, tetapi kondisinya kini tidak ada jejak bukti sejarah bahwa dahulu di tempat ini berdiri sebuah stasiun. 

 

bahwa foto udara tersebut diambil diatas pesawat terbang di jaman itu


Sembari Bapak Kartum Setiawan berkisah tentang Sejarah Stasiun Batavia Noord dengan serius sambil menunjukkan foto yang terdapat dalam buku yang dibagikan kepada peserta jelajah, terdengar di seberang jalan music dangdut yang cukup kencang berkumandang…… alhasil eiyke jadi tetiba reflex  bergoyang sedikit semlohay…. ancuuuur minah pokoke dah….. huahahahahaha 


Foto Keluarga dulu sopaya tidak hilang dari lokasi Stasiun Batavia Noord

 

Tadinya kami mau mengambil foto dilokasi ini akan tetapi saat akan berpose datang seorang satpam bank tersebut dan melarang kami mengambil foto….. yah sudalah wajar bila dia ditanya namanya juga sedang bertugas pasti akan menanyakan SOP, cap cus lah melanjutkan penjejahan menuju……….

 

11.00 - 11.20 : MELIHAT JALUR TREM DI TAMAN FATAHILLAH


Guru Sejarah menerangkan asal mula trem 


Sudah pernah berkunjung ke Kawasan Kota Tua….? selain terdapat Taman Fatahillah, Museum Wayang, Museum Seni dan Keramik dan Museum Sejarah Jakarta tahukah Bro and Sist kalau di Kawasan Taman Fatahillah ini terdapat “Jejak Rel Jalur Trem” yang dahulunya menghubungkan Pasar Ikan menuju Harmoni. 

 

SEJARAH JALUR TREM


Bro and Sis Jejak Rel Trem masih bisa terlihat dalam bingkai kaca

Dimulai dengan Trem Kuda pada sekitaran tahun 1869. Dalam buku Kisah Betawi Tempo Doeloe Robin Hood Betawi karya Alwi Shahab, Trem Kuda merupakan kereta Panjang yang dapat memuat 40 penumpang. sesuai Namanya, kereta tersebut ditarik oleh tiga sampai empat kuda. Sang Kusir biasanya menggunakan terompet sebagai klakson. Trem Kuda lewat setiap lima menit dan beroperasi setiap hari mulai pukul 05.00 – 20.00 dengan tarif 10 sen.


halo semua..... dengarkan Bapak Guru biar ujian nanti tidak remedial


Pada 1891 keberadaan Trem Kuda digantikan Trem Uap. Kereta tak lagi diatarik kuda melainkan lokomotif yang dijalankan dengan ketel uap. Rutenya pun lebih panjang yaitu dari Pasar Ikan sampai Jatinegara lalu jalur trem bercabang di Kawasan Harmoni. Selain kearah Tanah Abang, jalur trem juga menjalar ke Jatinegara melintasi Pasar Baru – Gunung Sahari – Kramat – Salemba – Matraman.

 

Sekitar 20 tahun kemudian, seiring perkembangan teknologi Trem Uap pun tergeser oleh Trem Listrik. Namun Trem Uap masih mengiringi kemunculan Trem Listrik hingga dinonaktifkan pada 1933. Selama 27 tahun Trem Listrik merajai jalanan Jakarta hingga akhirnya tergusur oleh bus-bus dan jenis kendaraan angkutan lain.


cie...cie...yang pada serius, pasti data nilai A+


RUTE-RUTE TREM :

Rute 1:

Stasiun pintu Gerbang Amsterdam menuju Stadhuisplein (Taman Fatahillah) – Niewpoort Siraat (Jalan Pintu Besar Utara dan Selatan) – Molenvllet West  (Jalan Gajah Mada) – Harmoni.


Rute 2:

Rute ini merupakan lanjutan dari Rute1. Dari Harmoni – Rijswiljk (Jalan Veteran) – Wihelmina Park. (Masjid Istiqlal) – Pasar Baru – Senen – Kramat – Salemba – Matraman – Meester Cornelis (Jatinegara).


Rute 3:

Dari Harmoni menuju Tanah Abnag – Kampung Lima Weg (Sarinah) – Tamarin Delaan (Jalan Wahid Hasyim) – Kebon Sirih – Kampung Baru (Jalan CutMutia) – Kramat.


Rute 4:

Rute ini merupakan cabang dari Rute 3. Dari Harmoni menuju Istana Gubernur Jenderal (Istana Merdeka) Koenigsplein (Medan Merdeka) – Stasiun gambir – Tugu Tani – Kampung Baru (Jalan Cut Mutia).

 

JARAK

Total Panjang jalur tremyang ada 40 kilometer dan terbagai menjadi 6 lajur. Jalur utama melewati Oud Batavia (Jalan Cengkeh, Jakarta Kota) hingga Meester Cornelis (Jatinegara) dan memiliki jarak 14 kilometer.

 

KELAS:

Jalur trem dibagi menjadi 3 jelas, yaitu Kelas 1, Kelas 2 dan Kelas 3. Kelas terahir ini diperuntukkan bagi penduduk pribumi yang umumnya hanya berbentuk seperti bak terbuka (zaman itu itu disebut pikolan). Fasilitas ini dipergunakan untuk mengangkut ikan, sayuran, buah-buahan dan sebagainya. Rata-rata penumpang biasanya terdiri dari penumpang kelas 1 sebanyak 15%. Sedangkan sisanya untuk kelas 2 dan 3.

 

ARMADA

Pada tahun 1937 jumlah armadanya yang dimiliki oleh pemerintah untuk melayani seluruh jalur

  • Trem Penarik Besar 42
  • Trem Penarik Kecil 39
  • Gerbong Bak Terbuka 23
  • Gerbong Penumpang 54 

 



JALUR TREM

Jalur Trem ini melewati bangunan atau tempat penting di Batavia yaitu:

-      Gerbang Amsterdam yang merupakan pintu masuk Batavia.

-      Stadhuisplein (Taman Balai Kota).

-      Kantor Dewan Kehakiman.

-      Balai Kota Batavia.

-      Kantor Bank Jawa.

-      Stasiun BEOS (Stasiun Jakarta Kota).

-      Harmoni.

-      Istana Gubernur Jenderal (Istana Merdeka).

-  Koningsplein (Medan Merdeka) Lokasi Lapangan Ikada dan tempat diadakannya Pasar Gambir.

-      Stasiun Gambir.

-      Wihelmina Park (Masjid Istiqlal).

-      Pasar Ikan.

-      Weterloopein (Lapangan Banteng).

-      Stasiun Meester Cornelis (Stasiun Jatinegara).


Monumen Jalur Trem ini diresmikan pada tahun 2013 oleh Unit pengelola Kawasan Kota Tua Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.


Monumen Jalur Trem


Letak Jalur Trem ini bisa dilihat jalan di samping Museum Wayang, terbingkai dalam kaca sehingga kita masih bisa melihat dengan jelas, namun sayang tulisan dalam monument tersebut terlalu kecil dan sudah mulai memudar sehingga agak susah membacanya.

 

11.20 - 11.50 : MELIHAT TEMBOK PEMBATAS STASIUN BATAVIA NOORD


jadi yah tanggal 27 Juni 1928 terjadi kecelakaan KRL diujung Stasiun Batavia Noord


Masih di seputaran Kawasan Kota Tua di lokasi ini terdapat tembok Pembatas stasiun Batavia Noord, lokasi ini merupakan lokasi teristimewa namun menyeramkan di zaman itu mengapa hal ini bisa terjadi…..??? karena ditahun 1928 terjadi kecelakaaan KRL di stasiun Batavia Noord (Jakarta Kota). Kecelakaan terjadi karena rem blong sehingga KRL menabrak stootblok sampai hancur lalu keluar rel dan menghajar pagar tembok. KRL baru berhenti setelah sebagian KRL masuk ke badan jalan raya di depan Javasche Bank (Museum Bank Mandiri). Masinis telah berusaha mengerem dengan rem tangan tapi hasilnya nihil. Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan ini kecuali seekor kuda yang tewas saat KRL menabrak sado yang sedang berada di jalan raya. (Sumber : Komunitas Sejarah Perkeretapian Indonesia)


11.50 - 12.00 : ACARA SELESAI SEE YOU NEXT EVENT KJB

 

PoSe dulu sebelum bubaran pulang....... bye....bye.... muach...muach....


Akhirnya Tembok Pembatas Stasiun Batavia Noord menjadi akhir penjelajahan bersama Komunitas Jelajah Budaya yang kali ini mengambil tema JELAJAH KOTA TOEA Stationsplein. 


Berucap syukur karena pada Tahun 1972, Gubernur Jakarta Bapak Ali Sadikin pada waktu itu mengeluarkan Dekret yang resmi menjadikan Kota Tua Jakarta sebagai Situs Warisan. Keputusan Gubernur ini ditunjukan untuk melindungi sejarah arsitektur kota atau setidaknya bangunan yang masih tersisa di sana, berkat Dekret yang dikeluarkan oleh Gubernur Jakarta Bapak Ali Sadikin itu kita masih bisa melihat peninggalan sejarah Batavia hingga saat ini semoga bisa tetap lestari dan terawat, karena kota tua saat ini sedang bebenah mempercantik diri untuk lebih menunjukkan kelasnya dan menjadi icon tujuan utama salah satu tempat wisata yang layak untuk dikunjungi.

 

Senang rasanya bisa jelajah kembali dan bertemu dengan sahabat-sahabat Komunitas Jelajah Budaya Mbak Mira, Mbak Ida, Mbak Cici, Mba Ita, Tjatur,  Mba Vivin bersama ketiga putra putrinya, Mas Wege dan semuanya yang namanya tidak bisa saya sebut satu persatu selain saya lupa ada yang belum kenal pula…..hihihihihihi….. maafken yah eiyke ye bro and sist…….

 

berhubung pak guru sudah lelah, kita akhiri saja pelajaran Sejarah Kereta Api hari ini..... pelajaran sejarah yang lainnya akan diumumkan lebih lanjut...... hehehehehe


Menghaturkan terimakasih kepada Bapak Kartum Setiawan telah menjadi guru sejarah pada hari itu dengan sangat apik memberikan paparan secara langsung mengenai Sejarah “Stationsplein” dengan gamblang dan nyata beserta dengan bukti-bukti di lapangan yang masih bisa kita lihat hingga kini sampai dengan yang telah tiada alias raib tanpa bekas seperti kalau loe pada pengen buang mantan.......huahahahaha. Kesibukan beliau pun kini bertambah selama eiyke lama tak jumpa,  menjadi produser film pendek mengenai sejarah negeri ini, semoga makin sukses dan berkah karirnya, aamiin.

 


jepretan fotografer Iwan Seputro membuatku begitu sexy.....😀😀


Dan eiyke sendiri “Princess Syahrita”……. so sweet ....hahahahaha saat menarasikan cerita penjelajahan dalam blog ini selain eiyke emang pintar …….. (lebay gubrak), menyimak dengan baik dengan cara saksama selama jelajah berlangsung walaupun itu tidak bisa 100% lah yah, jadinya eiyke harus mengingat penjelasan guru sejarah selama jelajah berlangsung, membaca buku, mencari referensi, nanya-nanya mbah google dll karena ini menarasikan sejarah jadi jangalah sampai salah dalam menulisnya.

 


tengkyu atas foto-fotonya.......


Buat Sist Respati dan Bro Wege serta Tjatur sorry ye foto-foto kalian saya comot untuk ditampilkan dalam blog ini supaya tidak monoton saat dibaca,  hari itu saya sengaja tidak mengambil foto di spot-spot yang bisa untuk dijadikan referensi karena ingin menikmati suasana jelajah dengan konsentrasi full power.. hihihihi mendengarkan Guru Sejarah bertutur tentang peristiwa di masa itu…… caellah..... foto-foto kalian luar biasa…. Akhir kata dari eiyke miss you and love you all…… semoga suatu saat kita bisa  jelajah barengan lagi di lokasi yang lebih cihuyyyyy……. yuhuuuuuuuuuuu



 

Komentar

Postingan Populer