MONGGO TINDAK SUROKARTO HADININGRAT THE SPIRIT of JAVA
MERAJUT KEBERSAMAAN DENGAN KOMUNITAS JELAJAH
BUDAYA DALAM JELAJAH KOTA TOEA
Antara Kereta Api vs Pesawat Terbang itu....
Dilema menentukan antara naik kereta api apa
pesawat terbang......??? karena awalnya emang ngga mau ikutan ini
jelajah, tapi karena ada kerabat jauh yang harus gw dikunjungi memutuskan ikutan
jelajah ini. Sampai gw uda bayar lunas ini jelajah tapi tiket transportasi belum
ditangan.....super nekat gegara nungguin harga tiket low
cost.......hehehehehehe
Jelajah kali ini berada di luar kota, berhitung dengan waktu memutuskan naik pesawat terbang wae lah, karena selisih
harga tiket pesawat dengan kereta api kelas bisnis terpautnya tidak banyak, bahkan bila kita sedang beruntung bisa mendapatkan tiket pesawat dengan harga murah di saat sedang promo. Walaupun sebenernaya untuk naik
pesawat itu tidak simple....kita harus berangkat lebih dini dari jam
penerbangan, belum lagi kalau ada masalah teknis dan kendala-kendala lainnya,
tapi itu resiko bila kita naik pesawat harus siap menerima.
Sebenernya sempet berdebar juga naik ini pesawat
maklum “judul” pesawat ini punya prestasi yang kurang baik di dunia
penerbangkan negeri ini, terutama “hobby
bingiiit ngedelay” terkadang tanpa alasan yang jelas......tapi apa daya jam penerbangan yang gw pilih ada di merk
pesawat ini.....mau pilih penerbangan plat merah....wuiiih harganya bisa buat PP bray,
dan gw juga ngga mau tekor-tekor bingiiit lah ya, untuk ikutan ini jelajah harganya agak lumayan mihil bray.....jadi mesti berhitung dengan lebih cermat
dan berhemat......hahahahahaha, bukan pelit ya guys tapi kalau
ada pilihan yang lebih hemat kenapa kita tidak pilih yang hemat itu......dengan
mengucap bismillah akhirnya gw mutusin naik penerbangan dengan merk yang sama
dengan produk ember plastik.....yang berjudul L**n Star ........ups!!!!
tuing-tuing hehehehehehe, alhamdulillahnya hari itu berangkat dan pulang on time sesuai
jadwal keberangkatan yang tertera dalam tiket. Bahkan disaat kepulangan gw ngga
sempat duduk manis nungguin di ruang tunggu bandara......tapi langsung ada
panggilan untuk segera naik ke dalam pesawat......cap cuslah.
Bersillahturahmi Ke Rumah Sahabat Baik
![]() |
sambutan hangat keluarga D'asmo Boyolali |
Salah satu alasan ikut kali jelajah ini selain berkunjung
ke rumah kerabat jauh di Wonogiri yang sudah lebih dari 19 tahun tidak bertemu, itu mengapa gw datang sehari lebih
awal dari hari H. Juga berniat bersillahturahmi ke rumah seorang sahabat baik Om Dennise
di Boyolali, hai guys Kota Boyololali ini masih termasuk karesidenan Surakarta
juga, kira-kira 45 menit bila berkendara untuk mencapai tujuan.....tapi kalau
jalan kaki ya lumayan gempor plus kudu siap ambulance......hihihihihihi
Dulu gw sempat tinggal di Kota Boyolali
karena almarhum Bapak penah dinas di kota ini, cuma agak rebet juga nyari
alamatnye..... walaupun sudah pernah sekali berkunjung ke rumah Om Dennise bulan
Nopember 2015, tetep wae ngga ingat, maklum waktu itu di jemput oleh sang tuan
rumahnya.....seperti yang terjadi hari itu masih minta di jemput juga oleh tuan
rumahnya......
![]() |
suasana di D'asmo |
Sampai di D’Asmo gw dan gerombolan kecil
disambut dengan hangat oleh keluarga Om Dennise, rasanya betah cuy berada di tempat ini, apalagi
sajian yang dihidangkankan tuan rumahnya rasanya sedep habisss.....seperti masakan rumahan
nyokab gw kalau lagi kaga males masak.....hehehehehehe. Seneng rasanya bisa
kembali datang berkunjung ke rumah sahabat, bertemu si kembar yang unyu-unyu,
bertemu istrinya Om Dennise yang sedang hamil 7 bulan, bertemu bapak dan
ibunya.....sungguh tuan rumah yang sangat menyenangkan, Pak Asmo (ups....!!!! ini gw sok nyakin ini nama
beliau) begitu hangat menyapa kami dan berbagi cerita tentang usahanya yang
sekarang lebih maju dan ramai sejak putra tercintanya memutuskan pensiun dini
dari tempat kerjanya, dan sekarang berwiraswsta mengembangkan usaha orang
tuanya yang memang sudah ada, dan kedepannya akan terus dikembangkan dengan menyajikan menu-menu baru.
Usia Pak Asmo sendiri sudah lanjut tapi
semanggatnya masih membara terbukti pernak-pernik di tempat ini dibuat sendiri
oleh tangan beliau, unik dan rapi seperti kafe-kafe yang ada di mall-mall itu,
next bila ada kesempatan ingin berkunjung lagi ke tempat ini, salam kangen dan
rindu selalu buat keluarga D’asmo semoga usahanya makin sukses dan laris
manis......muach....muach.....hahahahahaha gubrak
Loji Hotel Solo lanjut...... Pose In Hotel Solo
![]() |
malam pertama bobo cantik dulu di Loji Hotel Solo |
Karena gw bersama dengan seorang sahabat lebih
dulu datang sehari sebelum hari jelajah di mulai, nebeng bobo cantik di hotel
yang telah di pesan oleh Mbakyu Sita, Loji Hotel Solo namanya memilih hotel ini
hanya satu alasan agar kita bisa deketan dengan Pose In Hotel tempat dimana
para rombongan jelalah akan bermalam, yups....!!!! jarak hotel yang memang deket antara Loji dan Pose In sungguh pilihan tepat buat “ngasur” yang asyik......jarak langkah
sekitar 5 menit lah atau kira-kira selemparan belalai anak gajah doangan
sich......sekali lempar langsung nyampai dah.....hihihihihi (uda nga usa di bayangin di lemparin sama
belalai anak gajah ye bro & sis.....yang ada juga pasti benjol....dah).
Penampakan Loji Hotel ini sungguh super minimalis pilihan kamar kami malam itu,
nga masalah buat bobo-bobo cantik semalam. Kamarnya lumayan bersih sich dan tertata
rapi. Malam menjelang......penat rasanya raga menikmati perjalanan hari pertama
gw ngetrip, maklum kudu bangun jam 3 subuh, berangkat 04.30 buat ngejar
penerbangan 07.40, begitu mencium bantal setelah membersihkan diri......terseret
dalam buaian malam.....zzzz.....zzzz.....zzzz
Pagi menjelang rasanya baru saja
terlelap.....raga sebenernya masih ingin berlama-lama merengkuh dan tetap tinggal dalam buaian pulau kapuk,
tapi panggilan kewajiban ibadah menggugah kalbu untuk segera berucap syukur kepada
Allah Yang Maha Kuasa, masih diberi kesempatan menikmati nafas kehidupan
duniawi, alhamdulillah. Segera bebenah dan beberes untuk segera nyebrang ke....
Pose In Hotel........nyusul rombongan jelajah ke tempat yang
telah di tentukan oleh panitia.......Hotel Pose In namanya, menilik namanya
agak unik dan tak lazim ye...."Pose In", berasanya identik dengan gw yang demen
bingiiit pose alias narrrrsiiisssss.....yuhuuuuuuu..........Pose dulu ya
guys.......yuks....mare
Seneng rasanya ketemu kembali dengan para
sahabat-sahabat komunitas, ada yang lama tidak jumpa, ada yang baru jumpa
minggu lalu bahkan ada yang jumpa lagi setelah jelajah setahun lalu.....bahkan
ada yang baru kenal dan jumpa di hari itu sembari sejenak berhahaha hihihihi menikmati
sarapan pagi bareng-bareng di resto hotel, sambil cerita kisah-kisah perjalan
mereka selama di perjalanan dan yang terlewatkan adalah
wefie.......1,2,3.....klik yuhuuuuuuu......para peserta jelajah dengan stylenya masing-masing, itu saatnya beranjak
naik ke dalam bus yang sudah siap sejak pagi, saatnya berangkat menuju
ke.......
Candi Ceto merupakan
Warisan Leluhur di Lereng Barat Gunung lawu
![]() |
kami siap jelajah naik Candi Ceto semanggat guys.... |
Candi Ceto menjadi tujuan pertama jelajah kami,
menuju tempat ini cukup terjal dan berliku jalanannya bahkan di beberapa jalan yang lutus itu terdapat beberapa belokan yang cukup tajam dan
ekstrim, sang tour guide bahkan sempat kawatir bilamana bus tidak bisa naik hingga atas
karena katanya ini baru kali pertama membawa tamu dengan kondisi bus yang agak
besar, tapi berkat kecekatan dan kesigapan sang pengemudi handal semua ringtangan itu bisa
terlalui dengan selamat, hem......sungguh indah panorama selama melintas menuju lokasi candi, di sepanjang
kanan dan kiri jalan mata kita di manjakan oleh hijaukan hamparan dari perkebunan teh kemuning yang tertata
rapi bak karpet hijau yang menghampar membentang sepanjang jalan, gugusan dari lereng pegunungan
lawu berselimutkan awan putih nampak jelas di sepanjang sisi jalan seakan
mengucapkan salam hangat menyambut kedatangan tamu yang berkunjung, indahnya
alam negeriku menikmati liburan sejenak dari hiruk pikuk kota serta rutinitas
kesibukan yang kadang membelenggu itu rasanya sesuatu.......lalu.......
![]() |
langit biru.....awan putih.....hem indahnya panorama dari tempat ini |
Panorama alam yang ditawarkan candi ini menawarkan keindahan alam yang mempesona
manakala kita sudah mencapai teras awal, lalu menenggok balik......ajib bray langit biru.....awan putih itu perpaduan warna alam yang sangat kontras eksotik, cuaca yang cerah
hari itu membuat penampakan awan putih dan langit biru bak lukisan alam dari Sang Maha Kuasa dahsyat tiadanya duanya, ditambah desau bayu memainkan gerai
rambut gw yang tergerai.......ahai.....narsis pun tak terlewatkan berkat arahan
seorang sahabat Indah Tri Ani, gw pun berpose dengan anggun menawan......yuhuiiiiiii
Untuk mencapai puncak candi teras ke 13 kita harus berikhlas hati menaiki
puluhan anak tangga setapak demi setapak hingga mencapai puncak, lumayan gempor
dan cukup berkeringat karena sang surya
bersinar cukup terik siang itu, tapi saat tiba di puncaknya sang bayu menyambut raga menyegarkan kalbu......hem begitu sejuk, adalah hal
wajib bagi semua pengunjung untuk menggunakan "Kain Kampuh" bercorak
kotak-kotak hitam dan putih yang sudah tersedia di sebelah loket pembayaran, jadi
sebelum menanjak candi mampir sejenak untuk di pakaikan kain ini oleh para
petugas yang selalu berjaga di lokasi ini.
Adapun
makna pemakaian Kain Kampuh adalah
:
- Untuk menghormati dan menjaga kesakralan dan kesucian Candi Ceto karena masih digunakan untuk ibadah.
- Dengan pemakaian kain kampuh diharapkan pemikiran bersih lahir dan batin ketika masuk di area candi.
- Diharapkan tetap menjaga etika dan sopan sntun saat memasuki area Candi Ceto.
Sekilas Sejarah Tentang Candi Ceto
![]() |
perpaduan alam dengan candi menghasilkan panorama yang indah |
Kompleks
bangunan Candi Ceto yang berlokasi di lereng barat Gunung Lawu, tepatnya di
Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Propinsi Jawa Tengah ini
meliki ukuran panjang 190 m dan lebar 30 m dan berada diketinggian 1496 m dari
permukaan air laut.
Candi Ceto berlatar belakang agama hindu peninggalan Jaman Majapahit
sekitar abad 15 Masehi, yang sampai saat ini masih di pergunakan oleh umat
hindu untuk melakukan ibadah sembayang. Pola
halamannya berteras dengan susunan 13 teras meninggi kearah puncak dengan bentuk
bangunan berteras mirip seperti bentuk bangunan punden berundak jaman masa
prasejarah.
Tahun Pendirian & Fungsi Candi Ceto
Prasasti
dengan huruf jawa kuno pada dinding gapura teras ke VII berbunyi “pelling
padamel irikang buku tirtasurya hawakira ya hilang saka kalanya wiku goh anaut
iku 1397”, yang dapat di tafsirkan peringatan pendirian tempat peruwatan atau
tempat untuk membebaskan dari kutukan dan didirikan tahun 1397 Saka (1475 M).
Fungsi
Candi Ceto sebagai tempat ruwatan juga dapat dilihat melalui simbol-simbol dan
mitologi yang ditampilkan oleh arca-arcanya. Mitologi yang disampaikan berupa
cerita Samudramanthana dan Garudeya.
Sedangkan simbol penggambaran phallus dan vagina dapat ditafsirkan sebagai
lambang penciptaan atau dalam hal ini adalah kelahiran kembali setelah
dibebaskan dari kutukan.
Riwayat Penelitian & Pemugaran :
![]() |
nampang dulu yuks.....biar semangat...... |
- Candi Ceto pertama kali dikenal dari laporan
penelitian van der Vilis pada tahun 1942 yang kemudian penelitian dan
pendokumentasian dilanjutkan oleh W.F. Stuterheim, K.C. Crucq dan A.J. Bernet
Kempers.
- Riboet Darmosoetopo dkk pada tahun 1976 telah
melengkapi hasil penelitian sebelumnya.
- Tahun 1975/1976 Sudjono Humardani melakukan
pemugaran terhadap kompeks Candi Ceto dengan dasr “perkiraan” bukan pada
kondisi asli. Dengan kata lain pemugaran tersebut tidak mengikuti ketentuan
pemugaran cagar budaya yang benar.
- Tahun 1982 Dinas Purbakala (sekarang Balai
Pelestarian Purbakala) meneliti dalam rangka rekonstruksi.
Cerita
Samudramanthana
![]() |
samping belakang Puncak Candi Ceto |
Samudramanthana ini menceritakan taruhan antara
kedua istri Kasyapa yaitu Kadru dan Winata pada pengadukan lalutan susu untuk
mencari air amarta atau air kehidupan. Gunung Mandara dipakai sebagai
pengaduknya. Dewa Wisnu berubah menjadi seekor kura-kura dan menopang Gunung
Mandara. Kadru menebak bahwa ekor kuda itu berwarna putih. Ternyata kuda yang
membawa air amarta berwarna putih. Tetapi anak-anak Kadru yang berwujud ular
menyemburkan bisanya sehingga warna ekornya berubah menjadi hitam. Walaupun
bertindak curang Kadru menang dalam taruhan. Kemudian Winata dijadikan budak
oleh Kadru.
Cerita
Garudeya
![]() |
selfie dulu ah....mumpung lagi disini.....yuhuuuu |
Mengisahkan tentang pembebasan Winata oleh
anaknya, Garudeya. Ia menemui para ular meminta ibunya dibebaskan dari budak
Kadru. Mereka setuju asal garudeya pergi ke tempat penyimpanan air amarta yang
dijaga para dewa dan air tersebut diserahkan kepada para ular. Akhirnya Winata
berhasil dibebaskan dari perbudakan Kadru.
Setelah di rasa cukup
menjelajah sekitaran candi, selfie, wefie dan sekejar belanja belanji
makanan oleh-oleh teh yang ditawarkan
oleh pedagang lokal, serta urusan-urusan pribadi lainnya, para penjelajah
beranjak menuju destination selanjutnya yang berjudul.....
Ndoro Donker tempat Ngeteh nan Sexy Romantis
Ndoro Dongker sungguh unik terdengar dan tidak
terlalu lazim nama ini “Ndoro Donker”
dalam bahasa jawa ndoro itu sebutan priyayi untuk kaum bangsawan bisa untuk
kaum wanita maupun pria, kurang lebih artinya “Tuan Donker”, adalah tempat ngeteh yang layak untuk di eksekusi
bila anda berkesempatan melintas setelah
turun dari kawasan Candi Ceto dan Candi Sukuh, karena tempat ini
terlewati, terletak di Jl. Karangpandan-Ngargoyoso, Puntukrejo, Ngargoyoso,
Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Lokasinya sendiri sangat mudah diakses
karena terletak di pinggir jalan raya.
![]() |
beranda depan Ndoro Donker |
Berbagai macam teh kualitas premium di
jual di tempat ini dengan variasi harga yang beragam dari ribuan rupiah sampai
dengan ratusan ribu, yang termahal adalah white tea bisa mencapai Rp. 300.000,-
untuk kemasan 250 gram. Di tempat ini pula kita bisa menikmati sajian berbagai macam pilihan teh lengkap dengan
camilan ataupun santapan berat.
![]() |
halaman samping nan sexy romantis...... |
Pesona bangunan serta penataannya di tempat ini sangat menarik,
konon katanya bangunan ini masih asli peninggalan Bangsa Kumpeni alias Belande, barang-barang
antik dan unik masih bisa kita liat di tempat ini tertata dengan apik, sangat disayangkan bilamana kita tidak berpose narsis di tempat ini.
![]() |
jenis-jenis teh di jual di tempat ini |
Buat gw tempat ini terkesan “sexy romantis”.......bisa
kebayang di pinggir salah satu sisi jalanan yang sepi, suasananya sendu buat rendevu, terhampar
hijaunya pepohonan teh, plus terlihat gugusan lereng kaki Gunung Lawu, serasa kian syahdu
manakala terdengar alunan kicauan burung yang terbang kian kemari, bisa ngeteh
sore-sore di tempat ini sensasinya berasa eksotis bray..... dan kamu harus coba itu.....
![]() |
teh-teh yang sudah di keringkan |
![]() |
jam antik yang masih terawat |
Sayangnya karena
keterbatasan waktu gw nga sempat nikmatin “mimik
teh ala ndoro putri” di tempat ini, padahal tempat ini bikin betah
berlama-lama seakan engan beranjak dan tak rela buat pulang cepat......tapi gw
harus segera beranjak kalau kaga mau di tinggal sendirian harus jalan kaki......cap cus lah, pareng nyuwun pamit ngiih Ndoro Donker......
Candi Sukuh Nan Erotis
![]() |
areal masuk Candi Sukuh |
Menjadi destination selanjutnya, candi ini
terletak di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, sebuah
candi peninggalan hindu di jamannya. Bentuk candi ini sangat unik dan tidak
lazim seperti umumnya candi, yang tidak lazim itu adanya penggambaran alat-alat
kelamin manusia yang digambarkan secara nyata dalam bentuk relief, dalam obyek pemujaan lingga dan yoni yang
terlihat dengan jelas di lokasi area candi yang terkurung dalam pagar.
![]() |
lambang alat kelamin manusia |
Candi
ini merupakan peninggalan agama hindu tantrayana sekitar tahun 1437, menurut sejarah Candi Sukuh ini pertama
kalinya pada masa Kerajaan Majapahit. kemudian di temukan kembali dalam keadaan runtuh pada masa pemerintahan Britania Raya di tanah Jawa pada tahun 1815 oleh
Johnson, Residen Surakarta. Johnson kala itu ditugasi oleh Thomas Stanford Raffles untuk mengumpulkan data-data guna
menulis bukunya The History of
Java. Setelah masa pemerintahan Britania Raya berlalu, pada tahun 1842 Van der Vlis, arkeolog Belanda melakukan penelitian. Pemugaran pertama dimulai pada tahun 1928. Candi Sukuh sendiri
telah diusulkan ke UNESCO untuk menjadi salah satu Situs Warisan Dunia sejak tahun 1995.
Untuk
ukuran sebuah candi, Candi Sukuh ini tergolong sederhana dan simple di
bandingkan candi-candi peninggalan yang sudah ada, saat kami datang sedang ada
renovasi di candi ini. Menurut wikipedia yang saya baca di jelaskan : Kesan
kesederhanaan ini menarik perhatian arkeolog termashyur Belanda, W.F. Stutterheim, pada tahun 1930. Ia mencoba menjelaskannya dengan
memberikan tiga argumen. Pertama,
kemungkinan pemahat Candi Sukuh bukan seorang tukang batu melainkan tukang kayu
dari desa dan bukan dari kalangan keraton.
Kedua, candi dibuat dengan agak
tergesa-gesa sehingga kurang rapi. Ketiga,
keadaan politik kala itu dengan menjelang keruntuhan Majapahit,
tidak memungkinkan untuk membuat candi yang besar dan megah. Senja menjelang
waktunya harus turun kembali ke kota karena candi sendiri pun akan mendekati
tutup, let go guys kita naik bus selanjutnya menuju.....
Maksain Mampir di Kampung Sang Presiden RI
Hari masih terlalu sore buat kembali ke hotel,
gw ngompor-ngomporin sang tour guide buat lewat di rumah Sang Presiden, setelah
berembuk dan dikit maksain walaupun cuma lewat doangan.....akhirnya kita nekat
maksain buat singgah, ooo...oh...begitu bus belok memasuki gang rumah, langsung
3 orang dengan badan lumayan gede-gede dengan membawa “bedil laras panjang”
langsung mencegat rombongan....sayangnya negosiasi antara CEO KJB, Tour
Guide dengan Paspamres gagot tak bisa di rayu dikit apalagi di coleh....hehehehehe serem bray....., mereka tidak mengijinkan kami untuk sekedar
mengambil gambar di rumah kediaman Sang Predisen. Tapi walaupun sempat melintas
paksa, kami para peserta tetap bahagia dan berasa bangga bisa melintas di
kediaman Sang Presiden, ternyata kediaman Bapak Jokowi ini tidak semewah
seperti yang ada dalam pikiran kita, tidak terletak di jalan utama ataupun jalan
protokol, tidak pula terletak di komplek perumahan mewah, tetapi terletak di sebuah
gang rumah biasa saja, rumahnya memang gedong tetapi tidak terlihat ornamen bangunan
mewah dan glamor sebagaimana layaknya rumah mewah, penjagaannya sendiri pun
tidak terlalu ketat, hanya terlihat 3 paspamres yang sedang berjaga senja itu,
tapi senang saja rasanya bisa melintas di pelataran rumah Sang Presiden secara
langsung dengan mata kepala sendiri. Ini merupakan destinasi yang tidak
terencana dan dilakukan secara spontan....tapi malah bikin takjub, berdebar
karena di introgasi sama paspamres dan yang pasti tak terlupakan, kapan lagi
cuy bisa nengokin kampung halaman Sang Presiden......yuhuiiiiii
Beli Oleh-Oleh, Kuliner Nasi Liwet &
Nyicipin Markobar 1996
Kembali ke hotel hari sudah menjelang senja, setelah
sebelumnya mampir di tempat oleh-oleh “Javenir” di tempat oleh-oleh kita
terdapat beberapa produk yang di jual seperti pernak-pernik souvenir, tas
batik, baju bajik, kaos dan makanan, waktu belanja berakhir saatnya kembali ke
hotel, disepakati untuk ngumpul di lobby jam 07.00 buat makan malam di rumah
makan yang konon lengendaris Nasi Liwet 99 Bu Wongso Lemu “asli” terletak di
Jl. Teuku Umar Keprabon Kulon – Solo, dengan menu tunggal nasi liwet dengan
berbagai macam pilihan lauk, tapi buat gw kurang cucok sama lidah maklum
rasanya terlalu manisss bray.....maklum gw sendiri sudah manis jadi manis
ketemu manis tidak klop.....karena terlalu manis,............yuhuuuuu
Masih kurang puas dengan menu nasi
liwet.....memutuskan mencari kudapan lain ......MARKOBAR milik Gibran Rakabumi
putra sulung Jokowi, ada 2 macam martabak di tempat ini asin dan manis, kudu rada sabar buat
beli di tempat ini karena lumayan ngantri yang beli, mungkin karena telah diadopsi /franchise oleh Putra
Sang Presiden jadinya rame atau mungkin sudah kadung kondang sejak dari dulunya.
Markobar sendiri di Kota Solo ada beberapa tempat : ada yang terletak di kaki 5 di Jl. Dr. Moewardi Solo (depan Masjid Kota Barat), ada yang terletak di dekat Universitas Muhammadiyah Surakarta, ada yang letaknya tidak jauh dari Solo Grand Mall. Markobar adalah singkatan dari Martabak Kota Barat, tersedia berbagai varian rasa dan pilihan toping seperti : ceres, kacang coklat, keju polos, keju coklat, keju kacang, cokelat, delfi, oreo, siverqueen, cadburry, nutella, kit kat, van houten, hingga ritter sport, buat penyuka rasa manis dan penghobby coklat cucok buat nyobain markobar ini, eit....bagi yang sedang diet.....gaswat bray itu bisa gagot abiiis.... soal harga relatif lah yah, sesuaikan saja dengan keinginan anda.....dan gw beruntung seorang sahabat baik mentraktir malam itu, tengkyu ya Bang Guntur sudah traktir markobar buat gw bersama Mbakyu Sita....i lope yu pull lah pokoke .........hehehehehe buat yang lain jangan sirik ye bray, rejeki anak soleh itu ngga akan ketuker dah...smile
![]() |
Martabak Kota Barat 8 rasa yang melegenda.....sikattttt |
![]() |
kemasan markobar |
Markobar sendiri di Kota Solo ada beberapa tempat : ada yang terletak di kaki 5 di Jl. Dr. Moewardi Solo (depan Masjid Kota Barat), ada yang terletak di dekat Universitas Muhammadiyah Surakarta, ada yang letaknya tidak jauh dari Solo Grand Mall. Markobar adalah singkatan dari Martabak Kota Barat, tersedia berbagai varian rasa dan pilihan toping seperti : ceres, kacang coklat, keju polos, keju coklat, keju kacang, cokelat, delfi, oreo, siverqueen, cadburry, nutella, kit kat, van houten, hingga ritter sport, buat penyuka rasa manis dan penghobby coklat cucok buat nyobain markobar ini, eit....bagi yang sedang diet.....gaswat bray itu bisa gagot abiiis.... soal harga relatif lah yah, sesuaikan saja dengan keinginan anda.....dan gw beruntung seorang sahabat baik mentraktir malam itu, tengkyu ya Bang Guntur sudah traktir markobar buat gw bersama Mbakyu Sita....i lope yu pull lah pokoke .........hehehehehe buat yang lain jangan sirik ye bray, rejeki anak soleh itu ngga akan ketuker dah...smile
Malam belum lagi larut, tetapi CEO memerintahkan
kita harus balik ke hotel buat istirahat, rencana buat nonton wayang orang
seperti yang direkomendasikan tour guide tidak tereksekusi, padahal gw pengen
bingiiiiiit sayang peserta tidak ada yang “memohon
manja” pada sang CEO buat nonton, jadi di putuskan buat kembali ke hotel
istirahat......bobo dulu ya guys.....
Tindak Pasar Legi
![]() |
logo pasar |
Balik ke kamar nga langsung ngasur.....tapi
bongkar gretongan Markobar......plus gw keluar lagi nyari “kupi” buat
pasangannya......biar makin yummy lah, alhasil sebelum bobo cantik gw berdua
Mbakyu Sita sikat markobar dulu sampai nyaris abisss......hahahahahaha maruk
bingiiiit dah gw berasanya......
![]() |
Kondisi Pasar |
Entah kenapa bila traveling naluri gw buat bangun
pagi itu terjaga dengan baik, bahkan alarm nyaris ngga guna karena gw bangun
lebih dulu ketimbang alarm, memutuskan untuk segera ibadah subuh lanjut dengan
mandi biar tidak terseret arus kantuk lagi. Jam masih 5.30 hem....masih pagi
nich sayang kalau cuma menghabiskan waktu buat tidur di kamar hotel kalau lagi
traveling, colek Mbakyu Sita untuk hunting pasar......setelah tanya-tanya Pasar
Legi adalah pasar terdekat, memutuskan untuk jalan kaki yang jaraknya tidak
sampai 1 km.
Pagi itu suasana pasar ramai bingiiit, para pedagang penjual kebutuhan pokok tumplek di tempat ini
melakukan transaksi jual beli antar pedagang dengan pegadang, pedagang dengan pembeli, berbagai jajanan
tradisional bisa kita jumpai di pasar ini, gw memutuskan membeli getuk dan
sekedar melihat-lihat para pedagang menjajakan dan menata dagangannya, buat gw
pasar tradisional ini menarik ya guys, karena kita bisa melakukan transksaksi
tawar menawar langsung dengan penjualnya, melihat berbagai macam sayur mayur, bumbu-bumbu dapur, dan para
pedagangnya yang kebanyakan sudah sepuh nyaris merajai tempat ini, sayang Pasar
Legi ini tidak tertata dengan baik, bau busuk menyengat, tumpukan sampah
berserakan dimana-mana, orang bawa motor hilir mudik di tengah pasar, bikin
suasana makin panas dan tidak nyaman, yah begitulah pasar-pasar tradisional
yang ada di daerah masih kurang tertata dengan baik.
Hari sudah mulai siang
bergegas kembali ke hotel dengan jalan berbeda alhasil kita berputar-putar
sembari nanya-nanya jalan ke arah Stasiun Balapan, alhamdulillah akhirnya
ketemu juga dengan cucuran keringat yang menetes membasahi raga.....happy sich
walaupun lelah karena PP jalan kaki......hehehehehe, dan hanya gw serta Mbakyu
Sita yang ngelakuinnya disaat para peserta jelajah mungkin masih meringkuk
dalam buaian pulau kapuk.....puk....puk....
Jelajah Situs Sangiran
![]() |
foto keluarga dulu...... |
Hari kedua ini kita akan ke Situs Sangiran,
setelah menikmati sarapan di resto hotel yang ternyata sarapan paginya
berupa......”nasi liwet”......hehehehe
waduh salah makan nich kita padahal semalam abis makan juga nasi
liwet......kalau bole request kenapa tidak TIMLO SOLO wae yo.........sssstttt
kalau gw sudah menyempatkan maem Timlo Solo di belakang Pasar Gede itu josss guandos dech hanya Rp. 17.000,- tapi
manteb punya bray......
![]() |
Gerbang Pintu Masuk Sangiran |
Mau mengenal peradapan kehidupan manusia
datanglah ke Situs Sangiran, letak situs ini unik karena terletak diantara 2 Kabupaten, Kabupaten
Sragen dan Kabupaten Karanganyar, sekitar 15 km sebelah utara Kota Solo. Situs
Sangiran ini menempati luas sekitar 48 M2, dan pada tahun 1977 situs ini
ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sebagai cagar
budaya, sejak tahun 1996 situs ini terdaftar dalam Situs Warisan Dunia
UNESCO.
Tahun 1883 Situs Sangiran pertama kali ditemukan oleh peneliti asing bernama P.E.C Schemulling.
Selain peneliti-peneliti asing terdapat juga
peneliti yang berasal dari Indonesia mereka-mereka yang telah berjasa itu antara
lain :
Dr. R.P.
Soejono (1926-2011) adalah
seorang ahli aekeologi dari Universitas Indonesia (1959). Semasa muda beliau
pernah ikut bergerilya melawan Belanda di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Sebagai
ahli aerkeologi. Beliau memusatkan perhatiannya pada benda-benda hasil karya
manusia purba, terutama alat-alat dari batu atau tulang. Pengetahuannya tentang
prasejarah Indonesia banyak diperoleh dari H.R. van Heekeren, salah saatu tokoh
prasejarah Indonesia.
Sebagai kepala Pusat Penelitian Aerkeologi.
Beliau memang banyak meneliti alat-alat batu yang tertua (paleolitik) yang ternyata ditemukan cukup luas persebarannya di
Kepulauan Indonesia. Ketika meneliti Sangiran, Soejono banyak bekerja sama
dengan Gert Jan Bartstra, ahli geologi dan arkeologi dari Belanda.
Soejono sering melakukan penelitian di Sangiran
untuk melacak keberadaan alat serpih Sangiran yang belum diketahui dengan pasti
dibuat oleh siapa dan kapan digunakan. Dari hasil penelitiannya, Soejono
cenderung menganggap temuan alat serpih batu dari Sangiran berasal dari Kala
Plestosen Tengah (Formasi Kabuh) dan
digunakan oleh Homo Erectus untuk
peralatannya.
Prof.Dr.S.Sartono (1928-1993) Sartono
Sastrohamidjojo adalah seorang ahli geologi dari Intitut Teknologi Bandung.
Namun beliau tidak hanya tertarik menelusuri sejarah terbentuknya kulit bumi
tetapi juga sejarah manusia penghuninya. Karena itulah sebagai peneliti geologi
beliau banyak meneliti fosil hewan purba maupun manusia purba. Beliau banyak
meneliti di daerah Punung (Pacitan).
Sangiran dan berbagai situs lain di luar jawa. Beliau juga pernah mendapat
bimbingan dari GHR von Koenigswald.
![]() |
pesan dari Gubernur Jawa Tengah |
Sartono termasuk pakar yang tidak yakin pada
Teori Replacement. Beliau rupanya cenderung lebih setuju dengan Teori
Kesinambungan Setempat. Homo Erectus
berkembang menjadi manusia yang lebih maju. Homo
Sapiens di berbagai tempat di bumi, termasuk Indonesia. Hasil penelitiannya
yang menonjol antara lain adalah temuan fosil
stegodon (sejenis gajah) kerdil di Timor maupun Flores.
![]() |
Pesan dari Menteri Pendidikan |
Situs Sangiran ini di kemas secara apik dan
tertata rapi bak sebuah cerita lengkap dengan icon-icon serta ornamen yang
mengamarkan zaman purba yang pasti adem karena berAC, jadi bagi para pengujung
dibuat betah berlama-lama di tempat ini untuk belajar tentang sejarah peradaban
ditemukannya fosil manusia.
![]() |
museum ini wajib dikunjungi ya guys...agar kamu bisa ngelihat sejarah peradaban manusia |
Beranjak dari Situs Sangiran lanjut menuju
Museum Manusia Purba, museum ini terletak di Desa Dayu, Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar jarak tempuhnya + 5 km dari Situs Sanggiran. Letak museum ini sangat tidak lazim masuk di
perkampungan penduduk jauh dari pusat keramaian dan jalan besar, museum ini di
rancang sangat modern, berpendingin dan menggunakan teknologi digital modern,
sepertinya museum ini dibangun mengikuti perkembangan jaman dengan memanfatkan
touch screen sebagai media pengantarnya, sayangnya di museum yang tergolong
megah ini tidak ada tour guidenya yang bisa kita tanya ataupun menjelaskan,
mungkin karena telah menggunakan teknologi digital setiap pengunjung diharapkan
aktif sendiri dalam beriteraksi, yang jelas saat rombongan kami datang suasana
museum ini tidak banyak pengunjung, ada beberapa penunjung anak-anak yang
berlarian kian kemari tertawa-tawa sembari narsis dengan Hpnya masing-masing,
itu yang saya pikir perlu adanya tour guide yang bisa mengarahkan pengunjung
untuk bisa tertib dalam museum.
![]() |
museum ini adem dan keren serta dikemas secara modern |
Di museum ini kita bisa belajar sejarah manusia
dengan menggunakan media modern, melalui monitor-monitor yang ada di beberapa
tempat, juga adanya tengkorak-tengkorak yang di tata berjajar bak gerakan
robot. Gw berharap museum ini bisa terawat dan tetap terjaga sampai kapanpun,
melihat peralatan-peralatan yang ada cukup modern, sayang bilamana hanya dibiarkan
tanpa perawatan akhirnya berakhir rusak tanpa terpelihara.
![]() |
anotomi manusia yang bentuk robot |
Hari
mulai beranjak siang diputuskan segera mengakhiri kunjungan untuk menikmati
santap siang di restoran Adem Ayem
yang terletak di Jl. Selamat Riyadi Surakara, untuk selanjutnya jelajah
berlanjut menuju.......
Ini adalah penganti dari Keraton Surakarta
karena satu dan lain hal kunjungan ke Keraton di batalkan. Setelah menebus
tiket tanda masuk para peserta jelajah di kumpulkan di pendopo Mangkunegaran
dan di beri pengarahan oleh seorang tour guide setempat. Untuk memasuki kawasan
Puro Mangkunegaran sendiri peserta tidak diperkenankan untuk memakai alas kaki,
untuk supaya tidak rebet membawa alas kaki tour guide membagikan kantong
plastik kepada setiap peserta.
Jelajah di awali di Pendopo Ageng, di pendopo
ini kita masih bisa melihat originalitas dari bangunan ini dengan cukup baik,
tiang-tiang penyangga yang ada masih cukup kokoh kondisinya menopang Pendopo
Ageng itu sendiri, ornamen atau hiasan yang terdapat dilangit-langit pendopo
yang berwarna-warna terang melambangkan astrologi Hindu Jawa beserta
filosofinya masing-masing. Yang sangat menarik buat gw adalah hiasan lampu
gantung yang masih original dan terawat sungguh takjub melihat benda yang
umurnya ratusan tahun dalam keadaan masih utuh serta terawat.
Di samping kiri Pendopo Ageng ini terdapat
gamelan-gamelan pusaka antara lain Kyai
Seton, Kyai Kanyut Mesem dan Lipur
Sari yang dimainkan pada hari-hari tertentu saja. Hai guys.....filosofi
mengenai gamelan itu sendiri jangan pernah melangkahi dengan alasan apapun ya, kecuali dalam kondisi yang sangat terpaksa
alais kepepet tidak terdapat jalan lain itupun harus dengan permisi, walaupun
gamelan itu merupakan benda mati, tetapi sebenarnya gamelan itu sendiri “bernyawa” dan tetap hidup dalam alamnya,
dikarenan proses pembuatan gamelan itu sendiri menggunakan ritual khusus agar
hasil akhirnya sesuai dengan pakem gamelan yang ada.
Beranjak dari Pendopo Ajeng lanjut menuju
Pringgitan, disini kita bisa melihat lukisan dari keluarga Puro Mangunegaran
itu sendiri, seperti lukisan dari KGPAA Mangkunegara IX “Jiwokusuma” penguasa
Praja Mangkuneran saat ini, beserta istri beliau yang sekarang bernama “Prisca
Marina”. Sekedar informasi walaupun sang permaisuri beragama non muslim, beliau
menganut katolik tetapi hal tersebut tidak ada masalah dan tetap hidup rukun
hingga kini dan di karuniai sepasang putra dan putri, dari pernikahan
sebelumnya antara Jiwokusumo dengan Sukmawati Sukarno Putri pasangan ini juga
di karuniai sepasang putra dan putri, dan konon kabarnya putra pertama G.R.M Paundrakarna
Sukmaputra Jiwanegara ini akan menjadi pewaris utama Mangunegaran mengantikan
sang ayah suatu saat nanti bila waktunya tiba.
Di Pringgitan ini terdapat pula lukisan orang
tua beliau yang mana lukisan-lukisan tersebut dilukis oleh Basuki Abdullah yang
dilukis secara tiga dimensi, kalau kita perhatikan dengan seksama lukisan-lukisan yang terdapat di Pringgitan ini seolah-olah para permaisuri sedang
memandangi kita semua......hihihihihihi
Selanjutnya para peserta jelajah menuju Dalem
Ageng, di tempat ini kita tidak boleh mengambil foto, entah mengapa begitu
memasuki Dalam Ageng ini gw ngerasakan aura yang tidak biasa.....merinding di
tambah hawa panas bikin keringat meleleh tanpa kita undang, di ruangan ini gw
ngerasa terseret kearus masa silam dimana peradaban sejarah itu berlangsung,
entalah gw ngerasa tidak nyaman aroma sesajen yang ada membuat engap suasana
hati menambah perasaan kian tidak nyaman, di Dalem Ageng ini terdapat
koleksi-koleksi seperti perhiasan emas, berbagai macam senjata, lukisan, foto
dll, dan di Dalem Ageng sampai saat ini masih rutin dilaksanakan upacara atau ritual khusus
di hari-hari tertentu.
Jelajah kemudian berlanjut ke beranda belakang,
plong rasanya......bisa keluar dari Dalem Ageng, sang bayu menyambut raga
menerpa jiwa menyejukan kalbu.....ah...sejuknya, sesaat membasuh peluh yang
bercucuran nyaris tanpa batas......wuih leganya......
Di beranda samping belakang terdapat ruangan
makan, di tempat ini unik karena plafon atas ruangan ini terdapat kaca
disekililingnya wow.......itu sensasinya beda bingiiit bray, tidak menyiakan
kesempatan buat pose..... beranda belakang tereksplor sudah, itu artinya
jelajah harus diakhiri.....matur sembah nuwun yo mas bro.....kepareng.......
Entah mengapa hari itu waktu berlalu begitu
cepat, gaswat nich gw harus mengejar penerbangan 17.40......berhitung dengan
waktu yang terbatas, di putuskan menentukan pilihan destination susur kali atau
belanja......tara, buat gw yang memang tidak minat belanja ngikut susur kali Bengawan
Solo yang kondangnya sudah nyampai ke ujung dunia......
Bengawan Solo riwayatmu kini......gw datang, kalau gw pikir-pikir emang norak kelewatan sich.....hahahahaha gubrak dah, maklum terkadang orang kota itu kalau lagi traveling ke daerah noraknya kacau bin balau.....cuman pecicilan mau naik rakit wae kok yo hebring abiiiiisss....bodo amatlah kapan maning yo bray mengila “bareng-bareng” .......hahahaha seru lah susah untuk diucapkan dengan kata-kata.......saking serunya cuma mondar mandir berdiri diatas rakit dari seberang kali terus balik maning......hihihihihi, kalau ingat akan kejadian ini geli-geli gimana geto.......qikqiqikqik.......
![]() |
penampakan Desa Bekonang di seberang kali Bengawan Solo |
Bengawan Solo riwayatmu kini......gw datang, kalau gw pikir-pikir emang norak kelewatan sich.....hahahahaha gubrak dah, maklum terkadang orang kota itu kalau lagi traveling ke daerah noraknya kacau bin balau.....cuman pecicilan mau naik rakit wae kok yo hebring abiiiiisss....bodo amatlah kapan maning yo bray mengila “bareng-bareng” .......hahahaha seru lah susah untuk diucapkan dengan kata-kata.......saking serunya cuma mondar mandir berdiri diatas rakit dari seberang kali terus balik maning......hihihihihi, kalau ingat akan kejadian ini geli-geli gimana geto.......qikqiqikqik.......
Akhirnya jelajah pun harus diakhiri dengan
menjemput kembali para peserta yang belanja-belangi di pasar batik, setelah
sebelumnya mampir sejenak di toko Orion buat beli oleh-oleh khas Solo dan
mencicip serabi disisi jalan jajaran toko, beberapa peserta yang menggunakan
penerbangan harus berpisah di Bandara Adi Sumarmo untuk terbang kembali ke
ibukota, hiks...hiks....hiks....sedih sich karena 1 museum yang gw incar belum
tereksekusi....next bila ada kesempatan berkunjung ke Solo pengen mampir di
Museum Danar Hadi......
Hal-Hal Unik Selama Jelajah
Setiap
gw melakukan perjalanan wisata ada saja hal-hal unik dari para peserta yang
bikin kita geli bila terkenang peristiwa itu, keunikan-keunikan itu antara lain
:
![]() |
panjang umurnya....panjang umumnya |
- .. Percayalah bray...... Om Hardy dan Bu Sita selalu ulang tahun di setiap KJB bikin kegiatan, jadi bila kita kumpul disetiap kesempatan lagu ulang tahun itu selalu berkumandang......panjang umurnya....panjang umurnya.....
- Baru kali ini ada beberapa orang yang nenteng kamera ngikutin rombongan jelajah dan motret-motret......gw pikir tadinya wah hebat juga ya KJB kali ini melibatkankan foto grafer lokal buat mengabadikan kita.....ternyata oh ternyata mereka-mereka itu sedang cari job dan setelah itu hasil jepretan hasil kerja mereka itu di cetak di jual kepada para peserta jelajah......waduh salah sangka dah gw.....sempet nguber gw buat nebus hasil karyanya......gubrak dah, maaf ya mas-mas gw terpaksa nolak karena mereka mengambil gambar gw tanpa permisi, sempet tercetus perkataan yang terucap dari mereka.....”wah kita salah sasaran nich, ternyata pesertanya banyak yang foto grafer”......makanya mas ngemeng dulu alias permisi dunk jadi ngga kuciwa, mana uda ngikutin para peserta jelajah hingga ke Canti Ceto.......mulo to mas mbok yo kulonuwun dulu gitu yo ben kita ora gagal faham......ngapunten
Sesaat tapi Mengesankan
Dalam setiap perjalanan wisata gw selalu bertemu
orang-orang yang profesional dan
menjadikan itu sebagai sandaran hidup bagi mereka, orang-orang hebat itu adalah
:
![]() |
Bapak Misdi Driver kita hari itu |
Bapak Misdi : keberadaannya selalu nyaris di lupakan orang, padahal beliau orang
yang paling penting dalam lancarnya sebuah perjalanan. Bahkan mungkin sama
sekali tidak ada yang tahu nama beliau atau bahkan sekedar menyapa serta
menyalaminya, boro-boro mengajaknya berfoto......sepertinya itu tak
terpikirkan. Buat gw posisi seorang driver dalam setiap perjalanan itu adalah
orang yang sangat penting, karena lancar tidaknya sebuah acara itu tergantung
drivernya dalam membawa armada hingga membawa semua para peserta jelajah
selamat sampai tujuan dengan waktu yang maksimal semua tujuan bisa terkunjungi.
Bapak Misdi ini seorang pengemudi handal,
membawa bus dengan ukuran yang tidak terlalu besar memang, akan tetapi dengan
menempuh perjalanan dengan kontur pengunungan dengan jurang di kanan kiri,
jalanan sempit, nyari parkir, nungguin tentu bukan hal yang mudah, di perlukan
keterampilan, kemahiran dan kewaspadaan serta kesabaran yangluar biasa, membawa
kendaraan yang terbilang cukup besar menanjak di tikungan tajam itu dibutuhkan
perhitungan yang tepat, hebat lah pokoke buat Pak Misdi bisa membawa peserta
jelajah hari itu selamat hingga tujuan dari berangkat hingga acara jelajah
berakhir, matur sembah nuwun nggih Pak Misdi......
Den
Ngarso Triyono : tour guide
kami hari itu, perawakannya tinggi gede, penampakannya kebapakan, cukuran
ramputnya rapi jali, selalu berbusana batik, dan yang pasti ......ngocehnya
paling banyak.....hihihihi ya paslah lah ya namanya juga tour guide, apa
jadinya kalau seorang tour guide jaim dan pendiam alhasil selama perjalanan
yang ada garing dan bikin bete sangat......, Den Ngarso Triyono ini orangnya
periang, sabar, ramah dan bersahabat, menerangkan dengan detail di setiap
persinggahan tempat wisata, jenaka dan konyol pembawaanya.....guyonannya segar
bikin geli dan terbahak dalam tawa......Den Ngarso Triyono......bunyi
“k****tnya homo sapien” gimana hayo....??? tanyalah pada saipul
jamil......hahahahaha
![]() |
waduh...ngaputen ya hapalan saya lupa je......qik..qik....qik...piss yo mas tri |
Pengalaman hidupnya pernah bekerja beberapa tahun di kapal pesiar dan keliling di beberapa negara, salut buat Den Ngarso Triyono bisa mengatur waktu yang sempit itu tetapi bisa membuat peserta terpuaskan untuk mencapai tujuannya masing-masing......top markotop bingiiiit dah, gw suka caranya yang cerdas itu menajemen waktunya ok, hingga membuat gw sampai bandara benar-benar on time kaga pakai lama apalagi duduk di ruang tunggu langsung cap cus naik pesawat.....terus bapak 3 anak ini ngerasanya paling guanteng ......di rumahnya maklum beliau laki-laki sendiri, karena 3 anaknya berkelamin perempuan semua dengan nama-nama yang cukup unik : Cinta, Cantik dan Ceria.......yuhuuuu i lope u pull Den Ngarso Triyono........hahahahahaha
Den
Bagus Dodik Ari S : berkat
profesinya yang seorang tour guide di Puro Mangkunegaran membawa berkah ketemu
“tamu istimewa” dari ibukota.......menurut pengakuan dosanya kepada kami, Dodik
ini masih keturunan darah biru dari Puro Mangkunegaran dan bisa main gamelan.....#katanya. Perawakannya tidak begitu
tinggi, bodynya agak gede tapi ngga gendut, berkulit sawo matang dalam gelapan
siang, berkacamata minus melengkapi penampilannya. Yang jelas hari itu “apes” dapat tamu hebring bin
rempong....hahahahahaha alhasil Den Bagus Manis ini.... #gw peres biar dia seneng
aje ye bray......hahahahahaha, sampai
keringatnya bercucuran dan nyaris bisa di peras, termasuk juga gw yang rada
bawel nanyanya.......hahahahaha, tapi itu belum seberapa sich, andai dapat
waktu yang agak lama bisa-bisa Den Bagus ini bisa ngompol di kerjain oleh kami
yang terkadang usil bin jail......yuhuuuuu nyuwun ngapunten ngeh Den Bagus.
Ada hal unik selama trip berlangsung.....yang
mungkin saat ini bisa menjadi “gayung itu
bersambut”, karena tiba-tiba Den
Bagus ini bertemu dengan gadis manis salah satu peserta trip yang sengaja di “jorokkin
buat di jodohin”.....yuhuuuuuuuu semoga happy ending dech, gw berharap kita
semua keluarga besar KJB nantinya bisa berkebaya menikmati gending jawa dari
gamelan Puro Mangkunegaran menghadiri wedding dengan adat bangsawan jawa yang
sakral.....mari kita berdoa guys supaya mimpi itu bisa terwujud, amin.
Kalau ada yang belum faham itu KJB, jika anda
menjawab KJB adalah Kerupuk Jaman Baheula......itu salah ya bray hihihihihihi,
KJB itu Komunitas Jelajah Budaya suatu komunitas yang memfokuskan penjelajahan
lebih kepada situs-situs bersejarah yang pernah ada, jadi kalau pengen tau
tentang sejarah di masa lampau bergabunglah bersama KJB.
Ini kali kedua gw joint keluar kota saat KJB
bikin jelajah, walaupun sempat bimbang dan ragu mau ikutan apa ngga, Solo
sendiri bukan kota yang baru gw jelajah, karena di kota ini sempat menghabiskan
masa sekolah selama + 4 tahun. Solo sendiri tidak terlalu banyak berubah
secara drastis, walaupun ada perubahan pembangunan infrasruktur disana sini,
tetapi banyak tempat dan bangunan yang masih dipertahankan tidak berubah seperti
dulu. Menurut pengakuan penduduk lokal kota ini, Solo lebih maju dan tertata
saat Walikota di jabat oleh Bapak Joko Widodo Presiden RI saat ini, semoga ke
depan nantinya kota ini menjadi lebih baik dan semakin maju siapapun yang jadi
pemimpinya.
Buat gw traveling itu adalah “oksigen kedua kehidupan yang mesti sesekali
kudu di update”...... dengan traveling otomatis wawasan kita kian
bertambah, lebih cepat beradaptasi dengan hal-hal baru, lebih berempati dengan sesama,
dan yang pasti menambah wawasan serta pengalaman belajar hidup yang tidak kita
dapat dari bangku sekolah.
Jelajah kali ini boleh dibilang cukup sukses
karena banyak kejutan-kejutan yang terjadi di luar perkiraan para peserta, menjadikan
suasana jelajah jadi makin seru dan berkesan, dapat tour guide lokal yang bisa menyatu dan mengatur situasi sehingga
jalannya jelajah bisa terkendali dengan baik bagi semua para peserta jelajah,
berterima kasih kepada yang menyelenggarakan jelajah.....
Kartum
Setiawan : adalah seorang CEO
dari KJB alias Lurah Komunitas Jelajah Budaya, gw sendiri terakhir ketemu Mas
Kartum saat Jelajah Glodok Pecinan bulan Februari lalu. Penampakannya belum
berubah sich masih hitam manis malah agak legam dan dikit lebih
berisi......ups!!!! hehehehehehe, hari itu terpaksa tidak banyak bicara karena
tugasnya sudah di ambil alih oleh tour guide lokal.
Tapi walau begitu Mas Kartum tetap bertanggung jawab penuh agar selama jelajah bisa berjalan lancar dan semua peserta bisa terpuaskan sesuai dengan apa yang telah mereka bayar, jadi menurut gw acara jelajah tanggal 16-17 April 2016 bisa berjalan dengan cukup baik, walaupun ada beberapa destination yang tidak terkujungi tetapi justru tergantikan dengan destination yang lebih berkesan. Beberapa kali gw ikutan jelajah bersama KJB, Mas Kartum selalu membawa asisten pribadinya serta adik tercintanya......
![]() |
gimana sudah pas belum ...... |
Tapi walau begitu Mas Kartum tetap bertanggung jawab penuh agar selama jelajah bisa berjalan lancar dan semua peserta bisa terpuaskan sesuai dengan apa yang telah mereka bayar, jadi menurut gw acara jelajah tanggal 16-17 April 2016 bisa berjalan dengan cukup baik, walaupun ada beberapa destination yang tidak terkujungi tetapi justru tergantikan dengan destination yang lebih berkesan. Beberapa kali gw ikutan jelajah bersama KJB, Mas Kartum selalu membawa asisten pribadinya serta adik tercintanya......
Wege Van
Java : “Peran
Pembantu Utama” yang tersibuk bila
KJB bikin acara, ya sibuk ngurusin para peserta yang minta tolong, di titipin
tas, dititipin belanjaan, bawa spanduk, maksain buat ngambil futu dari HP2
para peserta, tukang futu, mondar mandir pokoke segala macam urusan rebet sepertinya jadi
tanggung jawab Den Bagus Wege ini......hem kira-kira ada yang ngutang duit nga
ya.....hehehehe
![]() |
ayo baris yang rapi...biar hasilnya nanti baguuuussss |
Penampakannya tinggi lurus....item manis agak terang kulitnya, gesit gerakannya dan tawanya renyah serta beraksen medok jawa logatnya, orangnya bersahabat dan ramah, yang pasti suka menolong.....kira-kira rajin menabung ngga ya Den Bagus Wege ini....?????
![]() |
Ida Farida, Indah Tri Ani, Nani dan Ida Maryana......kami siap jelajah |
Ida
Farida : ini untuk yang
kesekian kalinya gw bisa ngetrip barengan mba Ida, perawakannya bikin gw sirik,
tinggi bingiit buat ukuran kaum hawa, berhijab dan berkaca mata minus menjadi
ciri khasnya, hari itu ceritanya sich “pamer
kaos” hasil perburuan di suatu acara pameran.....hahahahaha.
Jelajah kali ini Mba Ida bawa serta sohib dekatnya Indah Tri Ani dengan pembawaan yang bersahabat, Nabura Cruise alias Nani si cewe tomboi, dan Ida Maryana yang kembaran nama sama Mba Ida.....pasti seneng ya bisa barengan jelajah barengan sohib-sohib terdekat, bisa ngegosip bareng, ngerumpi bareng, jajan bareng, wefie, bobo bareng, ehem....kira-kira suka sama satu cowo barengan nga ya.....??? #kabooor
![]() |
buat dapat kaos ini.....gw butuh perjuangan...ngejawab kuis sembari ngejar stamp.... |
Jelajah kali ini Mba Ida bawa serta sohib dekatnya Indah Tri Ani dengan pembawaan yang bersahabat, Nabura Cruise alias Nani si cewe tomboi, dan Ida Maryana yang kembaran nama sama Mba Ida.....pasti seneng ya bisa barengan jelajah barengan sohib-sohib terdekat, bisa ngegosip bareng, ngerumpi bareng, jajan bareng, wefie, bobo bareng, ehem....kira-kira suka sama satu cowo barengan nga ya.....??? #kabooor
Sita
Rahmah: terkenal seantero jagad
raya dan sekitarnya.....tapi buat yang kenal doangan kelleeessss, hem....sosoknya ireng manis
total, berambut cepak dan berkata mata minus, pembawaannya catas ceplas ceplos maklum orang
Jawa Timur itu lebih terbuka sifatnya atau bahasa kerennya lebih frenly geto ya
bray, bodynya sich ngga bisa dibilang tinggi, tapi.... tetep sich kaga
tinggi.....hahahahaha. Gw salut sama mbakyu Sita ini beberapa kali ketemuan
ngetrip selalu pakai “wedges”
bray.....kebayang kan naik naik ke puncak candi pakai wedges itu adalah
sesuatu.....lalu masalah buat lu......yuhuuuuuu, top markotop lah pokoke,
walaupun selalu mondar mandir nenteng 2 kamera dan ngambil banyak gambar akan
tetapi pelit bingiiit buat ngelihat hasilnya....karena nyaris nga pernah di
share di medsos manapun.....alasannya sich sibuk bingiiit ngurusin tugas
negara......haiyyahhhh. Terus mbakyu
ireng manis ini di setiap acara jelajah selalu mengadakan ulang tahun bersama
rivalnya yang bernama......
Hardy
Kwik : ini kali kesekian gw bertemu dengan Om Hardy,
gayanya flamboyan necis, tatanan rambutnya selalu terjaga dengan klimis, untuk
ukuran usia yang ngga bisa dibilang muda...eits, jangan salah soal penampilan
beliau ini selalu rapi jali karena memang postur tubuh Om Hardy ini bisa terbilang
ideal, karena memang beliau menjaga pola makan.....sampai-sampai beliau membawa
lauk sendiri berupa “ikan asin”....bray.....hehehehehehe
Kalau dulu saat jelajah Cilacap tahun lalu
beliau belum ngarti caranya selfie menggunakan HP, tetapi sekarang sudah mahir
bahkan katanya beliau belajar khusus seluk beluk kamera yang terprogram dalam
sistem HP, bahkan kini perlengkapannya selain tongsis dilengkapi pula dengan
kamera fish eye yang hasil potretnya lebih kekinian lah, hobby beliau yang
seorang fotograpfer itu tidak hanya nenteng-neteng tripot tapi sekarang di
lengkapi pula dengan remote timer, jadi sekarang beliau ngga perlu lari-larian
ngejar timer otomatis, tapi cukup diatur dan bila telah siap dengan pose
masing-masing maka tombol timer tinggal di pencet.... gaya bebas guys.....yuhuuuuuuu
Icha
Syakur & Samantha Aulia : ini
adalah pasangan ibu dan anak yang ikutan jelajah, dibanding sang anak pembawaan
sang ibu lebih ramai orangnya, lebih lincah, lebih narsis, sampai selalu
ngegeser gw kalau lagi foto bareng......ups....!!!hehehehehe woles bu
Mengucapkan selamat dan turut berbahagia buat Bu
Icha, rencana dapat calon mantu dari keturunan Mangkunegaran.....itupun
kalau putri bungsunya jadian sama Den Bagus Dodik, kami keluarga besar
Komunitas Jelajah Budaya merestui dan bersedia membantu menjadi panita, dengan
syarat saat resepsi nikahnya nanti di undang ke Solo plus transport dan
akomodasinya di tanggung ya bu....hehehehehe, kalau ini benar-benar terwujud
pastinya seru ya guys kebayang ada anggota komunitas yang menikah dengan
keturunan darah biru dan saat nikahnya menggunakan “Paesan Ageng” ala Kraton Solo......dan kita para anggota komunitas
berseragam kebaya buat kaum putrinya dan kaum putranya ngagem
beskap.....insyaallah terwujud, amiiiiin. Ditungguiiin undangannya ya Bu
Icha..........
Guntur
Novaris : ini kali kedua gw
ketemu Bang Guntur saat jelajah, sempet kaget ketemu beliau saat menjemput
Mbakyu Sita di bandara, ternyata jam penerbangan Mbakyu Sita dan Bang Guntur
ini barengan jadinya bisa bersamaan, walaupun sempet kaget ngelihat Bang Guntur
di bandara, tapi seneng juga itu berarti perjalanan gw menuju Boyolali jadi
makin merame.
![]() |
aduhh.....gw belum sempet makan tengkleng nich..... |
Bang Guntur usianya bole senja, tapi soal
tampilan anak muda lewat bray......gw suka ngeliat gaya tampilannya yang
esentrik itu, berbusana kembang-kembang kontras dengan iket kepalanya yang
dikenakan, jadi menambah karisma penampilan abang yang satu
ini.......hahahahaha.....gubrak dah see u next trip ya abang.........sayangnya
“ngidam tengklengnya nga kesampaian”.....
ngeces dah ya.....hihihihih
Sebenernya ada 24 peserta yang ikut, akan tetapi
saya tidak mengenal mereka dengan baik dan benar jadi saya tidak bisa membeber
aip-aip mereka di sini......hehehehe, yang jelas jelajah kali ini super komplit
special pakai mangkok.....hahahaha, ada yang selalu ngegerombol hanya sesama
groupnya saja tanpa mau pisah, ada yang hanya ngegroup sama keluarganya doang,
ada yang jaim, ada yang sok cool, ada yang suka menyendiri, ada yang hanya mau
berduaan sama pasangannya, ada pula yang hobby ngilang, ada yang tadinya bongsor
mendadak langsing singset....hehehehe, ada yang hobby bingiiit selfie, ada rebet
sama tongsisnya, macem-macem lah pokoke peserta jelajah hari itu, jadi seru
saja bertemu teman-teman baru dengan
stylenya masing-masing, dengan begitu wawasan gw tentang sifat dan tingkah laku
manusia kian nambah, jadi asyik saja sich bisa lebih tau mana orang yang bole
gw ganggu dan tidak.....yeehiiiiiii
Rasanya sayang saja kalau sudah jalan-jalan dan
potret sana sini terus ngga ada kenangannya, maka gw berusaha nga males nulis,
sembari mengumpulkan ingatan tentang semua hal yang gw alami sesuai pandangan
mata dan pendengaran yang gw liat sepanjang jelajah berlangsung, pastinya masih terdapat kekurangan disana sini, jadi masih berusaha belajar nulis biar hasilnya
makin enak dan ringan buat dibaca. Salam jelajah dan rindu buat kalian semua,
dari yang nulis Catatan Perjalanan Si Manis yang menawan hati “Marita
Setyaningsih”.......yuhuuuuuuu
Komentar
Posting Komentar