ALAM PENYELAMAT KEHIDUPAN NEGARA
BERTEMU
NARASUMBER YANG MUMPUNI
![]() |
kali ini Jayatara blusukan ke Ciamis....lets go..... |
Blusukan kali ini mengambil lokasi di Kabupaten Ciamis
Jawa Barat bertepatan dengan liburan
long weekend, mengambil hikmah dari liburan long weekend bulan Maret lalu saat
blusukan ke Garut memutuskan untuk naik kereta api, lebih aman dari kepadatan
lalu lintas selama berkendara, sudah menjadi tradisi bagi masyarakat kita jika
penanggalan merah jatuh bertepatan dengan libur akhir pekan yang terjadi adalah
masyarakat kota “eksodus” sejenak dan memindahkan kepadatan lalu lintas ibu kota
menuju luar kota.
Jika sebagian besar masyarakat ibu kota menghabiskan masa
liburan ke luar kota menuju Bandung, Bali, Jogyakarta atau menuju lokasi
favorit wisata yang memang sudah menjadi incaran dan banyak dikunjungi, tidak
demikian dengan kami berenam, memilih lokasi Kampung Adat Kuta yang terletak di
Desa Karangpaningal, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis, kedatangan kami ke
kampung ini bukan sekedar liburan semata tetapi menghibur diri dengan cara “manja”......hehehehehe,
sembari belajar sejarah Kerajaan Negeri Pasundan di masa silam.
*Stasiun Pasar Senin & Kereta Api Ekonomi*
![]() |
foto keluarga dulu sebelum berangkat..... |
Menggunakan jenis kereta api ekonomi maka pemberangkatan
harus dimulai dari stasiun ini, hanya bisa di tempun menggunakan kereta api
jenis ini tidak tersedia jenis lain dan itu hanya ada 2 jam pemberangkatan pagi
dan malam, gue lumayan agak lama “nongky manja” di stasiun ini karena memang sengaja berangkat lebih dini
dari rumah, dari pada ke jebak macet dan ketinggalan kereta mending datang lebih
awal, walaupun pada akhirnya temen-temen gue yang lain datangnya ngepas dengan
keberangkatan kereta. Mungkin karena libur panjang suasana stasiun pasar senin
lebih riuh dari biasanya, banyak anak-anak muda ngegendong ransel dengan ukuran
segede-gede petak kontrakan.....jiaahhhhh mondar mandir di beranda luar stasiun,
belum lagi rombongan dari beberapa group yang akan menuju luar kota bertebaran
juga di stasiun ini.
![]() |
tampang masih segar jadi futu dulu, sebelum kucel.....yuhuuuu |
Komplit sudah kami berenam, Kereta Api Serayu Pagi jam
09.00 wib telah tersedia di peron keberangkatan, bergegas menuju kereta 5 dan
mencari tempat duduk sesuai nomer yang tertera dalam tiket, menata ransel di
bagasi atas dengan rapi serta menertibkan diri secara manja sesuai tempat duduk
dan menikmati perjalanan dengan suka dan dukanya, sukanya bisa pergi barengan
dengan para sohib yang lumayan lama gue nga jumpa, dukanya.....namanya juga
kereta api jenis super ekonomi harus menabahkan hati duduk bertigaan dalam satu
tempat duduk, plus harus merelakan pantat ngesot kiri kanan dan menahan
punggung dari kepegalan kursi kereta yang posisinya 90⁰ tanpa bisa digerakkan
sama sekali,.....hoaah pegelnya manakala hari beranjak siang situasi dalam
kereta udara perlahan memanas, pendingin rasanya tidak lagi berfungsi dengan
baik, lumayan gerah, berkeringat dan
lepek, sementara perjalanan masih panjang dengan waktu tempuh 7 jam lamanya, perjalanan
ini terasa sangat menyedihkan ......hiks....hiks....demi sebuah liburan murah
meriah ya guys.....
*Panorama Jalur Selatan*
![]() |
panorama jalur selatan nan eksotis |
Menempuh jalur selatan indera kita akan dimanjakan dengan
panorama yang lebih eksotiks dibanding jalur utara, sepanjang perjalanan
terhampar tanaman padi yang menghijau kekuningan menghampar bak karpet
terbentang, melewati terowongan yang lumayan panjang, dan sesaat sebelum sampai
di Kota Bandung kita akan melintasi jalur kereta diatas jembatan
yang....wuiiiih panorama alam yang disuguhkan itu bikin lidah berdecak
mengagumi ciptaan Sang Maka Kuasa......
![]() |
saat kereta melintas jembatan.....kece parah |
Beberapa kali melintasi di tol Cipularang
menuju Bandung, gue selalu pengen bisa futu di lokasi ini, tetapi terlalu
berbahaya untuk sekedar berhenti sejenak, entahlah sensasi yang di timbulkan di
lokasi ini begitu menimbulkan pesona yang berbeda saja, melihat kereta api
melintasi jembatan menghubungkan bukit yang satu dengan lainnya itu yang bikin
takjub menimbulkan biorama yang berbeda.
*Terlewat 1 Stasiun*
![]() |
terlewat 1 stasiun itu......happy |
Stasiun demi stasiun terlewati sudah, sampai akhirnya
karena di kereta 5 pengeras suaranya tidak berfungsi alis mati......yang
terjadi adalah kita berenam gagal turun, baru sadar kalau sudah sampai di
Stasiun Ciamis dan kita tidak turun.....nah lho....nah lho, baru tersadar
ketika gue bertanya pada salah seorang pertugas yang kebetulan lewat, bahwa
kereta telah tiba di Stasiun Ciamis.....grabak grubuk nurunin barang.....akan
tetapi saat akan turun mendadak kereta api bergerak jalan....waduh konyol bin
bingung nich pigimana coba....teriak sekeras apapun pada Masinis kaga bakal
kedengeran, lagian kita kan kagak lagi naik metro mini yang bisa dimana saja
loe bisa turun di sembarang tempat......saat kita protes kepada petugas kenapa
tidak ada pengumuman....??? tetapi petugas bersikukuh bahwa telah diumumkan,
akhirnya di sarankan untuk turun di stasiun berikutnya.....hem....ternyata
bukan hanya kita berenam saja yang kaga denger itu pengumuman tetapi ada
rombongan lain yang gagal pula turun di Stasiun Ciamis, itu berarti emang
speaker di kereta 5 matek.....dan untuk sampai di stasiun berikutnya dibutuhkan
waktu tempuh sekitar setengah jam Stasiun Banjar namanya.
*Nginap Di Rumah Ketua Adat*
model rumah adat di Kampung Kuta |
Kondisi Stasiun Banjar lebih bagus dan bersih dibanding
Stasiun Ciamis, kamar mandi dan musolahnya bersih dan tidak bau, karena
sepertinya masih dalam keadaan baru di renovasi, tapi di tempat ini kita tidak
bisa berlama-lama karena satpam sudah menegur kami untuk segera meninggalkan
ruangan tunggu.....hihihihi rupanya itu satpam takut bingiiit kita bakalan
nginep di stasiun.....jiiiiah, rencana mau numpang mandi akhirnya batal.....
suasana kampun nan sunyi dan senyap |
Mobil carteran pun telah tiba tepat waktu.....yang
terpaksa nyusul dari Stasiun Ciamis menuju Stasiun Banjar, berkenalan sejenak sama
yang menjemput kami, sembari memanfaatkan suasana sekedar dikit narsis depan
stasiun...menata ransel dalam bagasi, menempatkan diri berjajar dalam jok masing-masing sesuai pilihan ....cap cus lanjut menuju Kampung Kuta.....lets go guys......
![]() |
suasana Kampung Adat Kuta |
Menurut tour guide kami dengan turunnya kami di Stasiun
Banjar justru lebih menguntungkan dibanding turun di Stasiun Ciamis, karena
jarak tempuhnya menjadi sedikit lebih dekat.....percayalah guys segala hal yang
kita rencanakan itu memang baik, tetapi rencana Allah itu lebih baik dan tidak ada
yang kebetulan di dunia ini, jadi hikmah dari kita terlewat 1 stasiun.....
Perjalanan menuju Kampung Kuta kita akan melewati alam
pedesaan dengan segala pelengkapnya, pematang sawah, tanaman padi, hutan-hutan kecil,
ngarai, lembah pegunungan, tanamanan yang menghijau, pepohonan sepanjang kanan
dan kiri jalan, kicauan burung yang terbang kian kemari menjadi ciri khas alam
pedesaan..... gue sengaja membuka jendela kaca mobil untuk bisa merasakan dan
menghirup aroma pedesaan ......sejuk dan
segarnya bisa merasakan udara yang masih bersih, mata di manjakan oleh panorama
yang begitu luar biasa.....hem...nikmatnya
Jalanan menuju lokasi lumayan berliku, bergelombang,
berkelok, naik turun, dan tidak selalu mulus, lumayan gucangannya, bagi yang
tidak tahan bisa mabok dan biking pening kepala, tapi gue nikmati rasa sakit
dan penderitaan itu dengan segala prosesnya karena harus duduk rapat nyaris
tanpa cela di mobil minibus berdelapan orang, huduuuuh...... kebayang dengan jarak
tempuh sekitar 3 jam lebih.
* Bobo Manja di Rumah Kepala Adat*
rumah adat Kampung Kuta, milik Bapak Warsim Ketua Adat |
Akhirnya penderitaan itu berakhir sudah seiring kumandang
azan maghrib tibalah kami di Kampung Adat Kuta, alhamdulillah rasa penat dan
lelah itu terbayar begitu kaki bisa menjejak bumi di keremangan senja, desau
semilir angin pedesaan berhembus menerpa raga, saya merasakan keanehan di
kampung ini suasananya begitu sunyi tidak seperti kampung di pedesaan pada
umumnya, benar-benar sunyi nyaris tidak ada orang lalu lalang di tempat ini, kendaraan
hanya satu atau dua yang melintas itupun hanya sepeda motor, menyempatkan diri
membasuh raga untuk melaksanakan ibadah di tempat yang sangat amat sederhana,
bersyukur ada listrik tidak kebayang di tempat yang sunyi, sepi dan senyap
tanpa listrik.....itu bisa menyebabkan kerebetan buat diri pribadi, karena kami
tiba hari sudah menjelang malam, pastinya grabak grubuk harus meraba dalam
keremangan hehehehehe........
Gue ceritakan sekilas tentang Kampung Adat Kuta :
Nama
Kuta berasal dari kata Mahkuta. Menurut Tradisi Lisan bahwa Kuta merpakan
daerah yang sempat akan dijadikan pusat kerajaan Galuh masa Prabu
Permanadikusuma. Hingga saat ini, masyarakat Kuta percaya bahwa Kuta merupakan tempat peninggalan
kerajaan Galuh. Leuwung Gede merupakan pusat kerajaan yang dibatalkan, dan
bahan-bahan bangunan yang terlanjur dipersiapkan sekarang hanya tinggal
puing-puing berupa Gunukan Kapur (Gunung Kapur), Gunukan Semen Merah (Gunung
Semen), Gunukan Peralatan (Gunung Barang), Dan Gunukan Pandai Besi (Gunung
Pandai Domas) yang membentengi Kampung Kuta sekarang. Leuweng Gede dan tempat-tempat
penyimpanan bahan bangunan yang gagal digunakan, kemudian ditetapkan sebagai
tempat keramat, untuk memelihara dan menjaganya maka ditetapkan Juru Kunci
(Kuncen).
Ki
Bumi adalah kuncen pertama sekaligus peletak dasar kehidupan di Kuta yang
merupakan panutan warga Kuta, tingkah laku dan ucapan-ucapannya dijadikan
pedoman. Adat Istiadat warga Kuta kini merupakan runtutan sejarah yang tidak
bisa dilepaskan dari cerita Kerajaan galuh awal, dan Ki Bumi yang diduga sama
dengan Pangeran Pakpak yang diutus Raja Cirebon untuk menyebarkan Agama Islam
ke daerah selatan.
Wilayah
Kampung Kuta seluas 185.195 Ha, terdiri dari :
-
Tanah Sawah : 44.395 Ha
-
Tanah
Darat/Perkebunan : 89.831 Ha
-
Ancepan : 2.184 Ha
-
Dana/rawa-rawa : 0.315 Ha
-
Pemukiman : 9.733 Ha
-
Hutan Keramat
Leuweung Gede : 42.886 Ha
-
Sungai : 5.851 Ha
Ancepan/Situs
Bersejarah yang ada di ruang lingkup Kampung Adat Kuta :
1.Leuweung
Gede
2.Batu
Patanggeuh-tanggeuh
3.Gunung
Banghas
4.Gunung
Rompe
5.Batu
Kacapi
6.Gunung
kipamali
7.Gunung
Dodokan
8.Gunung
Pakayuan
9.Gunung
Padaringan
10. Batu Go’ong
11. Gunung Barang
12. Gunung Ajug
13. Ranca Sigung
14. Panggeleseran
15. Gunung Ciasihan
16. Lemah Museur
17. Gunung Wayang
18. Gunung Semen
19. Gunung Pandai Domas
20. Gunung Tahanan
21. Leuweung Gede
22. Cai Panyipuhan
23. Cai Cinangka
24. Gunung Gebang
Jangan ngebayangin buaian spring bed, ac, toilet dan
perlengkapan suasana hotel, villa, guest house atau cottage ya guys.....ini
kampung jadi loe mesti terima kondisinya jika blusukan dan bobo manja di tempat
ini. Mendapat kehormatan bermalam di rumah Kepala Adat Kampung Kuta namanya
Bapak Warsim Setiana, beliau dan istrinya menerima kedatangan kami dengan
tangan terbuka.
Kondisi di kampung ini tidak sekolot yang ada dalam
pikiran kita ya guys, rumah gaya panggung memang dipertahankan sebagai adat dan
tradisi, tetapi kondisinya tetap modern, penduduk boleh memiliki perabotan
rumah secara lengkap, termasuk televisi jadi jauh dari kesan primitif, tidak
seperti Suku Badui dalam yang karena memang aturan adat ditabukan menikmati
fasilitas hidup secara modern. Rumah Pak Warsim sendiri tergolong cukup besar
dan berada, perabotannya lumayan komplit dari seperangkat kursi tamu, tempat
tidur, almari, televisi flat ukuran besar berikut parabolanya. Walaupun begitu
bila bermalam di tempat ini lupakan “kenyamanan”, terutama dengan
toilet.....yang terpisah dari rumah dengan segala kondisinya, bayangin sendiri
lah ya....hehehehe, terus yang ngerasa jadi orang yang gelian, sok higenis dan
sejenisnya.....lupakan berkunjung ke tempat ini ye bray... karena yang ada loe
pasti ngedumel binti rewel plus kesel.
Kampung Adat Kuta ini sering dijadikan kunjungan wisata
sejarah, untuk itu para tamu yang datang berkunjung bisa menginap di
rumah-rumah penduduk yang ada di sekitar kampung yang jumlahnya tidak sampai
200 KK, oleh karena kampung ini sering menjadi kunjungan wisata sejarah untuk
riset atau penelitian maka kampung ini terdapat tarif dan kewajiban bagi
pengunjung. Sebagai gambaran saya beberkan rahasia untuk berkunjung dan
menginap di kampung ini, tarifnya tidak mahal dan pastilah terjangkau, tarif
yang berlaku bersadarkan kesepakatan dan persetujuan dari Ketua Kampung Adat
Kuta, Kepala Dusun Kuta, Fasilitator dan Ketua Kompepar :
No
|
Uraian
|
Tarif
|
Keterangan
|
1
|
Sewa Baju Adat Lengkap
|
Rp. 10.000,-
|
Digunakan satu kali kunjungan, terutama untuk
memasuki Leuweng Gede.
|
2
|
Nginap di Pesanggrahan
|
Rp. 10.000,-
|
Perorang/permalam di luar biaya
makan/minum.
|
3
|
Nginap di rumah warga
|
Rp. 15.000,-
|
Perorang/permalam di luar biaya
makan/minum.
|
4
|
Nginap di rumah warga
|
Rp. 35.000,-
|
Perorang/permalam sudah termasuk makan 2
kali
|
5
|
Pemaparan/wawancara sejarah mengenai
Kampung Adat secara resmi di pandu oleh :
1.Sesepuh
Adat
2.Petugas
yang ditunjuk
3.Ketua
Adat, Tokoh Adat
(bagi kepentingan penelitian atau
kepentingan perorangan) dan menanggapi pertanyaan mengenai sejarah Kampung
Kuta
|
a. Rp.50.000,-
|
1-3 orang dengan waktu + 3 jam,
melebihi waktu tersebut biaya tambahan akan dikenakan Rp. 50.000/jam.
|
b. Rp.100.000,-
|
4-10 orang dengan waktu + 3 jam,
melebihi waktu tersebut biaya tambahan akan dikenakan Rp. 50.000/jam.
|
||
c. Rp.200.000,-
|
Diatas 10 orang dengan waktu + 3
jam, melebihi waktu tersebut biaya tambahan akan dikenakan Rp. 50.000/jam.
|
||
6
|
Guide/pengantar bagi pengunjung yang akan mengunjungi
Situs Peninggalan. Galuh/ancepan di luar Hutan Larangan atau Leuweung Gede
|
a.Rp. 50.000,-
|
Perhari dengan jumlah yang di antar 1-2
orang.
|
b.Rp.100.000,-
|
Perhari dengan jumlah yang di antar di atas
3 orang.
|
||
c.Rp.150.000,-
|
Untuk rombongan
|
||
7
|
Pengambilan Gambar atau foto-foto
|
Rp. 50.000,-
|
Untuk 1 jampertama, untuk jam seterusnya di
kenakan Rp. 10.000/jam
|
8
|
Karcis masuk Leuweung Gede
|
Rp. 5.000,-
|
Perorang satu kali masuk.
|
Karena rumah Bapak Warsima letaknya di dataran tinggi
menyebabkan untuk mendapatkan air agak susah, maka kami memutuskan untuk mandi
kamar mandi umum yang letaknya di bawah tepatnya di belakang perpustakaan dan
balai warga berkumpul serta menerima tamu dari luar, air di tempat ini berasal
dari sumber yang di tampung dan dialirkan melalui pipa peralon, kondisi kamar
mandi terbuat dari kayu bambu, dan beralaskan papan.....bisa mandi di tempat
ini rasakan sensasi yang berbeda.....hihihihihi geli....geli...gimana geto.....
*Narasumber Yang Bikin Takjub*
![]() |
Aki Sanmarno (kaos hijau) narasumber |
Membersihkan raga dari peluh usai dilakukan, saatnya
menikmati makan malam masakan Ny. Rumah nasi pulen yang di oleh secara
tradisional dengan cara di tumbuk, sambal terasi, sayur tahu, ayam goreng dan
kerupuk walaupun sederhana ala kampung itu rasanya......ajib bin sedep, urusan
kampung tengah dan remeh temeh lainnya usailah sudah, saatnya bertemu dengan
tokoh masyarakat yang sangat di hormati di kampung ini.
Aki Sanmarno beliau biasa di panggil, perawakannya sedang dan usianya
setengah baya, penampilannya sangat sederhana dan bersahaja tetapi bukan itu
yang menjadi perhatian saya, cara beliau bertutur tentang sejarah dan filosofi
kehidupan tentang masa lalu yang terealisasi dalam kehidupan masa kini itu
bukan sebuah ramalan, tetapi memang sudah tertulis dalam “Buku Sejarah” kehidupan
yang sudah ada dan telah di gariskan tentang sejarah negeri ini di masa lalu,
saat ini dan masa yang akan datang. Apa yang dituturkan oleh Aki Sanmarno harus
bisa tercerna dengan pikiran yang luas tentang filosofi kehidupan, terus terang
saya tidak akan mengungkap semua apa yang telah beliau sampaikan, takutnya
nanti menjadi multi tafsir yang berbeda jika tidak mengerti maksudnya, karena
beliau bukan dukun, ahli nujum, orang pinter ataupun ahli ramal, tetapi memang
mempunyai ilmu dan pemikiran yang tidak dimiliki oleh orang kebanyakan, dan itu
didapatkan dari Allah yang memang mempercayakan kepada beliau untuk di
sampaikan kepada manusia dengan cara yang bijak jauh dari kesombongan, dalam
kesempatan ini Aki Sanmarno menyampaikan:
Di kampung Adat Kuta ini kearifannya lokalnya
berbeda dari kampung yang lain, karena di kampung ini tidak terdapat “kuburan”, jika ada yang meninggal
tempat pemakamannya berjarak 2 km jauhnya dari kampung jadi di makamkan di desa
tetangga. Mengapa ada larangan memakamkan jenazah di Kampung Kuta...? karena di
kampung ini terdapat “lemah/tanah suci”. Bukankah Tanah
Suci letaknya di Kota Mekkah...? menurut beliau bahwa ternyata Lemah Suci yang
berada di Mekkah itu berasal dari kampung ini. Berdasarkan filosofi tentang
tanah suci dimaksud, oleh karenanya ditabukan memakamkan jenazah di kampung
ini. Lemah Putih/Tanah Suci sendiri letaknya berada di Keramat seluas 40
hektar, dan di lokasi ini jika menjelang datangnya bulan puasa Lemah Putih ini
dijadikan keramas oleh para penduduk beserta air suci dari Cikahuripan dan
Ciasian.
Setelah di lakukan penelitian terbukti bahwa
tanah suci berasal dari kampung ini, dan tentang penemuan manusia purba tertua
yang pertama kali ditemukan juga berasal dari Tambak Sari dekat dengan
Kecamatan, dimana usianya lebih tua dari pada yang berada di luar negeri.
Munculnya daratan pertama kali itu di Indramayu Jawa Barat dan di filosofikan
sebagai “Gula Segandu”. Dan anak Adam dari surgapun munculnya di tempat ini
disertai dengan bukti fisiknya.
Di kampung ini terdapat ritual : Bebarit
dan Nyuguh yang dilaksanakan pada saat bulan Safar tanggal 25 sebelum
masuk bulan Mulut, dengan melaksanakan ritual mengotong ketupat hingga ke ujung
batas kampung dekat dengan kali, dan seluruh warga masyarakat wajib mengikuti
tradisi ini sebagai Jejak Orang Pajajaran. Jika memasuki bulan safar ini segala
aktifitas kegiatan membangun rumah harus berhenti total termasuk membeli isian
rumah (seperti : almari, kursi, meja, tempat tidur dll), setelah bulan safar
berlalu sebulan kemudian barulah aktifitas membangun rumah dilanjutkan kembali,
jika larangan ini dilanggar maka yang rumah yang sedang dibangun tersebut bisa
menyebabkan terjadinya kebakaran.
Selain tidak boleh membangun rumah, warga
kampung juga tidak boleh melakukan potong rambut, memotong kuku, pergi ke hutan atau ke kebun untuk mengambil
atau memetik sayuran, aturan adat ini harus tetap dilaksanakan, jika dilanggar
maka yang bersangkutan akan “diikuti oleh penunggu”, yang namanya
pamali itu tidak boleh dilanggar, jika melanggar memotong kuku maka akan datang
macan menghampiri kita.
Upacara atau ritual “Sedekah Bumi”, dilakukan
sebelum masa tanam padi/nyawah dimulai.Sedangkan “Bebarit” artinya ritual
penolak bala jadi sedia payung sebelum hujan.
Dalam mengantisipasi bencana di kampung ini
di setiap rumah ada penolak balanya yang terbuat dari bahan-bahan yang ada di
alam sekitar, dan diadakan ritual atau didoakan terlebih dahulu sebelum
dipasang di atas pintu rumah. Pertanda atau peringatan akan terjadinya bencana
alam misalnya “gempa bumi” juga ada penolaknya/pencegahnya untuk mencegah
terjadinya bencana di kampung ini, biasanya para sesepuh ini selalu mendapat
firasat akan terjadinya bencana dengan cara membaca gelagat alam tentunya hal
ini tidak sembarang orang yang mengetahui, untuk mengaja keselamatan kampung
maka masyarakat kampung mengadakan ritual atau upacara memotong kambing atau ayam untuk menolak bala
yang dilaksanakan oleh seluruh warga masyarakat kampung yang telah dilaksanakan
secara turun temurun.
Setiap alam akan mengalami gejolak itu sudah
diramalkan dalam “Buku Primbon” yang diturunkan secara turun temurun oleh nenek
moyang mereka, kadang-kadang dapat petunjuk dari “Keramat” bukan dari setan
tetapi “Danyang” darah biru para wali untuk memberi peringatan kepada
penduduk kampung yang memang hidupnya telah menyatu dengan alam. Jadi sosial
dan budaya serta gotong royongnya harus menyatu dengan alam.
Filosofi kehidupan menurut Aki Sanmarno
jangan membuat rumah di gunung, jangan menguras laut untuk membuat rumah bisa
menyebabkan banjir, tebing jangan di ganggu biar tidak longsor, intinya jangan
merusak alam, jagalah dan manfaatkan alam sebaik mungkin untuk kehidupan,
rusaknya alam sekarang ini karena ulah manusia itu sendiri.
Bangunan rumah di kampung ini tidak boleh
berbentuk komplek, berderet tiga/ganjil itu tidak diperbolehkan, karena jika
berjejer tiga yang tengah posisinya akan terjepit, bangunan tidak boleh
berbentuk leter U dan leter L. Bangunan di kampung ini walaupun rumahnya besar
atau kecil tetapi bentuk ruang dalamnya harus sama, letak kamar dengan tempat
beras harus sebaris/sejajar, sedangkan dapur harus berada di ruangan yang
kosong.
Yang harus menjadi perhatian kita saat ini
adalah tentang alam, bahwa alam sekarang ini sudah berada diambang pintu yaitu
“Alam
Yang Ketiga”. Alam itu untuk jaman sekarang ini ada 4, Tirta, Kerta,
Sanghara dan Gopara.
- Alam Tirta adalah alam para wali dulu darah biru, agama itu
datangnya dari para wali.
- Alam Kerta adalah alam kedua di jaman sekarang yang penuh dengan
kebebasan, dan kata “Pamali” itu di pakainya di alam yang
kedua ini, kalau di kendaran itu terdapat pada rem dan kalau di kuda terdapat
pada tali kekang. Jadi orang jangan takabur, jadilah orang yang benar, jujur,
iman dan yakin.
- Alam Sanghara adalah alam penyaringan yang saat ini sudah diambang
pintu dan menjadi suatu peringatan, kata penyelamatnya adalah pamali agar
selamat dunia dan akhirat untuk “Kaum Sabilillah”, perkembangan manusia
sekarang ini tingkah lakunya sudah seperti binatang. Ciri dari alam ketiga yang
sudah tampak sekarang adalah anak murid dengan gurunya sudah seperti teman,
dahulu jaman nenek moyang kita menggunakan pakaian dari kulit dan sekarang
jaman itu terulang, orang sudah tidak beriman.
- Alam Gopara adalah alam kubur yang harus dipikirkan oleh manusia
untuk menuju kehidupan ke akhirat. Dan itu terbukti bagi para manusia yang
hidupnya sudah berakhir di dunia dan sekarang hidupnya berada di “sel”
Apakah sekarang ini di Indonesia sudah
merdeka.....??? merdeka jaman sekarang itu sifatnya pribadi, yang kaya tetap
kaya, yang miskin tetap miskin, yang di kolong jembatan masih ada, yang namanya
merdeka itu tidak ada lagi manusia yang hidup di kolong jembatan, merdeka itu
berarti keadilan sosial bagi seluruh bangsa Indonesia, tetapi di negara kita
saat ini hal tersebut tidak ada.
Pancasila sendiri baru satu sila yang sudah
dilaksanakan, yaitu Sila Pertama: KeTuhanan Yang Maha Esa, yang ke empatnya
belum tercapai. Nanti jika Ratu Bungsu/Ratu Adil sudah tampil baru bisa
terwujud ke lima sila dari Pancasila. Kalau sekarang sila ke empat-empat dalam
Pancasila itu dilaksanakan atau diterapkan, maka kita tidak bisa makan,
contohnya : “musyawarah di negara ini sampai
dengan sekarang tidak kunjung selesai”.
Di negera kita sekarang ini adalah “Jaman
Partai” dimana orang saling berebut kursi. Kalau dalam dunia pewayangan
disebut dengan “Perang Barathayudha” atau perang ketiga, perang ketiga saat ini
adalah Perang Partai. Dalam sejarah telah digariskan bahwa nantinya negara kita
akan kembali menjadi Tiga Partai, dan di saat Pemilu tiba kita jangan sampai
salah dalam memilih Partai karena nanti akibatnya akan fatal bagi negara. Perang partai merupakan perang jiwa, perang
penyaringan umat di situlah nanti munculnya Ratu Adil. Munculnya Ratu Adil ini
ditandai dengan : “wong jowo tinggal separo, wong
cino tinggal sejodoh, wong olo bakal ketolo, wong pinter bakal keblinger”.
Tiga perang partai itu adalah nista, masta, utama dan akan terjadi
penyaringan umat jadi nanti tinggal beberapa manusia saja yang tinggal.
Yang akan menyelesaikan masalah negara ini nantinya
adalah seorang “Budak Angon” yang keluarnya dari kolong, yang kemunculannya
sudah dekat dan sedang dalam proses penyaringan secara alam. Ratu Adil sendiri
tidak mempunyai kekayaan apa-apa rumahnya berbentuk panggung dan tiangnya dari
bambu. Oleh karena tidak mempunyai kekayaan apapun itu sebabnya Ratu Adil akan
benar-benar bekerja membangun dan negara untuk mensejahterakan rakyat.
Ada cerita tentang “Cikal Bugang” atau
bangkai dari orang-orang besar, orang-orang yang melakukan korupsi dan saat ini
berada di sel itu adalah orang-orang yang tidak ada harga dirinya, lebih murah
dari bangkai anjing, nantinya akan banyak bermunculan cikal bugang. Sudah
tertulis dalam sejarah masa lalu tentang korupsi untuk itu kita harus bisa
menyelamatkan diri dari garong kawasen/kejahatan kerah putih. Sedangkan “Garong
Kawasen” adalah orang pandai yang mempunyai ilmu kidul yang mantap.
Yang saat ini ramai di negara kita itu adalah
para pemimpin yang mempunyai segala macam perusahaan, ambisi untuk memperoleh
kekayaan, keserakahan akan kekuasaan, yang menghalalkan segala cara untuk
mendapatkan uang negara dan uang rakyat pindah ke rekeningnya sendiri.
Bangsa kita saat ini telah kehilangan jati
diri sebagai bangsa yang berbudaya dan beradat, bangsa ini lebih bangga dengan
pola hidup modern yang mengadopsi gaya hidup barat, tidak lagi tertarik dengan
kesenian dan budaya bangsa sendiri.
Hari mulai beranjak malam rasa lelah dan kantuk mulai
menyerang itu bertanda raga mulai menagih jatahnya untuk rehat, seiring dengan
itu pula Aki Sanmarno menyudahi diskusi dengan ucapan “Ilmu itu kalau tidak diamalkan
berdosa, tetapi jika diamalkan menyiksa, tetapi sebagai amanah jadi harus
disampaikan”.
*Hutan Keramat*
gerbang menuju Hutan Keramat |
Kembali ke rumah Bapak Warsim untuk beristiharat,
dibutuhkan perjuangan karena menuju ke rumah beliau harus mendaki jalanan yang
menanjak....sebenarnya bukan masalah buat mendaki tapi kalau raga sudah nagih
jatah rasanya tidak bisa ditawar lagi, susah buat kompromi dengan diri
sendiri...walaupun akhirnya saya tidak bisa terlelap bukan karena kondisi kamar
yang tidak nyaman, tapi entah mengapa udara malam itu begitu panas, hingga
sebentar-sebentar gue terjaga dari lelap.
![]() |
hai....gue lagi blusukan |
Malam pun berlalu hari beranjak pagi, udara pagi menyergap
raga harus segara bangun menunaikan subuh yang sudah agak kesiangan, sesuai
kesepakatan kita akan berkunjung ke Hutan Keramat jam 06.00, tapi molor sejam
gegara menunggu “orang penting” yang ternyata masih terlelap dalam
peraduan......hauduh.
![]() |
melewati pematang sawah |
Untuk menuju Hutan Keramat/Leuweung Kramat ada ketentuan
adat yang harus di taati, antara lain :
- Jagalah Kebersihan
- Mohon Melepas Alas Kaki
- Dilarang Membawa Perhiasan dan Tas
- Dilarang Meludah
- Dilarang Mengganggu Hewan
- Dilarang Membawa Sesuatu dari Dalam Hutan.
Jam berkunjung ke Hutan Keramat dimulai dari jam 08.00 –
16.00 dan harus di mendapat ijin dari Ketua Adat dan Juru Kunci/Pekuncen. Jam
berkunjung hanya boleh di lakukan pada hari senin dan jumat.
Aturan adat yang lain untuk masuk dalam Hutan Keramat
tidak boleh menggunakan baju dinas, tanda pangkat, baju hitam, berkata-kata
yang tidak sopan, tidak membuat kebisingan dan perempuan yang sedang datang
bulan dilarang masuk dalam hutan ini.
![]() |
jalanan menuju hutan keramat |
Menuju hutan keramat kita disuguhkan oleh panorama khas
alam pedesaan, pohon yang menjulang tinggi, dedauan yang rimbun, desau sang
bayu bersautan dengan kicau burung membuat suasana kian eksotis, di tambah
gemericik air dari MCK umum, meninggalkan alas kaki di pintu masuk Hutan
Keramat, begitu telapak kaki menyentuh bebatuan....wow... sensasi rasanya bak
pijat refleksi bray....hiks, sakit bingiiit tiada terkira, gue sampai harus
melipir ketepian mencari jalan yang lebih aman dari bebatuan, meniti titian jembatan
batang kelapa, menyusuri pematang sawah yang naik turun sembari waspada karena
licin, bisa mencelupkan kaki di aliran sungai kecil itu cukup menimbulkan
sensasi yang berbeda bagi gue yang jarang mendapatkan kesempatan langka ini, sayangnya
karena hari minggu jadi kami tidak bisa masuk kedalam hutan, jadi kami hanya
bisa sampai dibatas gerbang masuk Hutan Keramat.
![]() |
menyusuri sungai kecil nan jernih |
Selama dalam perjalanan menuju
hutan mata kita disuguhkan panorama alam khas pedesaan komplit, sejenak
memanjakan panca indera dan raga bisa merasakan dan menghirup aroma pedesaan
yang jarang gue dapat. Melihat para petani sedang menanam padi yang dilakukan
secara bersama-sama menambah warna tersendiri pagi ini.
*Kampung yang Unik*
![]() |
WC nan unik itu..... |
Kampung Adat Kuta ini berbeda dengan kampung lainnya suasananya
sangat sunyi bahkan nyaris sepi tidak banyak penduduk yang kami jumpai, gue
tidak menjumpai penduduk yang rumpi ataupun nongky cantik di warung kopi, hanya
sesekali bertemu saat menuju ladang atau sawah, dan mereka sangat ramah saat
kami bertegur sapa, salah satunya yang kami temui adalah “Paraji/Dukun
Bayi”.....waduh siapa ya gue lupa namanya, di kampung beliau ini adalah
pendamping bidan saat ada seorang ibu yang akan melahirkan, yang menjadi
keprihatinan beliau dan membuat gue ikutan miris adalah saat beliau menolong persalinan
hanya menerima ucapan terima kasih, tetapi bila yang menolong seorang bidan
akan mendapatkan imbalan.....sungguh terlalu hal yang demikian, dan saat beliau
mendampingi bidan membantu kelahiran seorang bayi, begitu bayi lahir oleh bidan
tersebut diserahkan kepada Paraji untuk mengurusnya.....nah loh miris
bukan....??? tetapi dukun bayi tersebut tetap ihklas tanpa mengharapkan imbalan
untuk merawat bayi tersebut sampai ibunya bisa merawat bayinya sendiri. Sikap
yang terpuji dan patut ditiru bahwa gotong royong sampai kapanpun harus tetap
terpelihara untuk mempererat silahturahmi hidup bertetangga.
MCK di Kampung Adat Kuta |
Yang paling unik adalah MCKnya.....erotis romantis
hehehe.... berada di atas empang dengan titian kayu dan penutup biliknya yang
sangat minimalis....huhuhuhu kebayanglah kalau kita buang hajat di tempat
itu....kotoranya langsung di samber ikan dari empang....hahahaha eksotis
romantislah pokoke.
Menyusuri kawasan sekitar luar Hutan Keramat dan keliling
kampung, serta singgah sejenak bersilahturahmi di rumah Aki Sanmarno yang sedang
membuat gula aren, mendapat suguhan “kembang goyang” buatan Ny.rumah itu
rasanya gurih bikin gue ketagihan sampai akhirnya sisa kembang goyang yang
tinggal sedikit itu tiba-tiba sudah berada didalam mobil, dengan sigap gue
amanin tanpa mau berbagai sama temen yang lain.....hehehehe maap ye guys abis
enak, renyah dan gurih......
Sang surya mulai beranjak naik menuju peraduan yang
sebenarnya, memutuskan untuk segera kembali ke rumah Kepala Adat untuk beberes,
sarapan, mandi, berpamitan dan melanjutkan blusukan menuju.....
*Situs Pulo
Majeti*
Tempat ini sebenernya tidak menjadi tujuan untuk
dikunjungi, tetapi karena jalan menuju lokasi yang akan dituju melewati tempat
ini, maka kami singgah sejenak Cagar Budaya Situs Pulo Majeti namanya, atau
lebih dikenal dengan sebutan Petilasan Pulo Majeti terletak di Lingkungan
Siluman Baru, Kecamatan Purwaharja, Kelurahan Purwaharja, Kota Banjar.
Di tempat ini terdapat dua makam dengan tonggak berbentuk
persegi panjang sebagai nisan, gue ngerasa aura tempat ini sangat tidak nyaman,
bukan cuma karena lembab, tetapi hawa yang ditimbulkan berasa anyep dan dingin,
pepohonan besar yang menjulang tinggi dengan dedaunan yang rimbun di tambah
akar pohon yang menjulur keluar berserakan menjadikan tempat ini menjadi angker
dan mistis.
![]() |
pohon dan akarnya menjadikan tempat ini terkesan angker dan mistis |
Konon kabarnya hingga saat ini dilokasi ini masih banyak orang
berdatangan untuk memanjatkan doa agar dimudahkan rejekinya dan memohon hajat
apa yang akan ditunaikan serta memohon petunjuk, tapi ini masalah kepercayaan
dan tradisi bagi masyarakat yang mempercainya. Dirasa cukup untuk mengetahui di
tempat ini, berlanjut menuju lokasi blusukan yang berikutnya......
*Karangkamulyan*
salah satu situs yang terdapat di Karangkamulyan |
Hari sudah beranjak siang saat kami tiba di
Karangkamulyan, suasananya tidak terlalu ramai meskipun hari libur, gue tidak
akan menceritakan sejarah tentang tempat ini karena sudah banyak tulisan yang
memuat dengan berbagai macam versi. Gue hanya akan mengulas sekilas kawasan
ini, Karangkamulyan oleh Pemerintah Kabupaten Ciamis dijadikan kawasan Hutan
Kota berdasarkan SK BUPATI No. 522/Kpts.896-Huk/2007 Luas areal 25 Ha. Di dalam
hutan kota ini terdapat berbagai jenis tumbuhan yang sudah langka sebanyak 66
dan 33 jenis satwa.
![]() |
suasananya teduh |
Situs Karangkamulayan adalah situs purbakala sudah ada
sejak abad ke 13, terletak di Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing,
Kabupaten Ciamis, peninggalan dari jaman Kerajaan Galuh yang bercorak
hindu-budha. Situs ini lebih dikenal dengan kisah tentang Ciung Wanara yang
mempunyai kesaktian dan keperkasaan yang tidak dimiliki oleh orang biasa.
Di lokasi ini terdapat situs-situs yang lokasinya tidak
saling berdekatan satu sama lain, jadi siapkan fisik anda untuk mengeksplor
tempat ini, situs itu antara lain :
1.Pangcalikan/Singgasana
Raja
2.Sipatahunan, Sanghyang
Bedil dan Panyabungan Hayam
3.Lambang Peribadatan
4.Cikahuripan
5.Panyandaan dan Makam
Sri Bhagawat Pohaci
6.Pamangkonan
7.Makam Adipati Panaekan
8.Fetur Parit dan
Benteng
![]() |
menguji konsentrasi..... |
Dari situs-situs yang ada, ada salah satu situs yang
unik namanya “Situs Panyabungan Hayam”, di situs ini terdapat sebuah pohon
entah apa namanya tegak lurus berdiri
ditengah-tengah, dan di pohon ini terdapat seperti bonggol yang menonjol, konon
kabarnya apabila kita memejamkan mata terus berjalan dan bisa memegang bongolan
tersebut, maka segala keinginan kita tersebut dapat terkabul, dan hal ini hanya
boleh dilakukan sebanyak 3X. Ini seperti “Beringin Kembar” yang berada di
alun-alun Yogyakarta. Maka kami pun tidak melewatkan kesempatan ini mencoba,
ada yang gagal, ada pula yang sekali coba langsung berhasil....ini dapat terjadi
karena konsentrasi dan berat dosa masing-masing peserta ......hahahahahaha, dan
gue termasuk gagal untuk yang pertama, saat yang kedua....bisa tapi meleset
dikit, ups...!!! itu termasuk gagal apa berhasil ye...???
Yang pasti Karangkamulyan ini merupakan lokasi wisata
sejarah yang sangat adem dan rindang, karena pepohonan yang besar tumbuh dengan
subur menghijau di tempat ini, akar dan bonggol pohon yang tumbuh di luar
habitnya menjadikan tempat ini bak alam liar bila kita susuri, mari bersama
kita menjaga tempat ini dengan bijak dan tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang
tidak bermoral, menjaga etika dan adab kesopanan dalam bertutur kata.
*Hak Istimewa*
![]() |
kita berlima berbeda suku, agama dan negara...tetapi tetap damai seperti "Gong Perdamaian" ini... |
Di lokasi Situs Karangkamulyan ini terdapat “Gong
Perdamaian Dunia” (World Peace Gong). Di Indonesia terdapat 3 Gong
Perdamaian yang terdapat di Kota Ambon, Yogyakarta dan Ciamis. Letak gong ini
berada di belakang musola di depan pintu masuk Situs Karangkamulyan. Bentuk gongnya
pun sama dengan Gong Perdamaian yang sudah ada, berwarna keemasan dan
dilengkapi ornamen bendera-bendera dari berbagai negara yang jumlahnya +
200, dan 10 simbol agama yang ada di dunia.
Gong
Perdamaian Dunia Kuta Galuh Purba yang terletak di Karangmulya Ciamis Jawa
Barat ini, didirikan atas ide dan gagasan dari : Kapolwil Priangan Komisaris
Besar Polisi Drs. Anton Charliyan, M.P.K.N dan H. Yoyo Tjuhaya. Ide dan gagasan
ini akhirnya dapat diwujudkan pada tanggal 9 September 2009, pukul 09.09 WIB sebagai
Monument GPD Perdama di Indonesia dan Monument GPD Terbesar di Dunia yang
berukuran diameter 3,33 meter yang terbuat dari bahan perunggu dan plat besi,
dibuat di Jogya Jawa Tengah di bawah pimpinan DR. Djuyoto Suntani sebagai
pencipta Gong Perdamaian Dunia, kemudian dibalik gong tersebut disimpan salah
satu Pusaka Raja Galuh Prabu Kudalalean dan Batu-Batu dari Pangcalikan, Batu
Galuh dan Prasasti Kawali, yang kemudian terealisir atas dukungan dan
partisipasi berbagai pihak yaitu.
1.Kapolres Ciamis AKBP Drs Wibowo
2.Bapak Denny Nugraha
3.Bapak Mubario
4.Kasat Lantas Polres Ciamis AKP Dadang
Pelaksanaan
Pembangunan Monument Gong Perdamaian ini dilakukan oleh : Abah AAP (Abah Herman
Tonamaro) dan Kepala Dusun Prasasti,adapun yang memberikan dorongan dan
semangat adalah :
. 1. Kapolda dopJabar Irjen Pol. Drs. Timur Pradopo
2. Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Rasyid Qurnuen A
3. Danrem 062/Tarumanagara Kolonel Inf. Moch Rachmat
4. Dandim 0613/Ciamis Letkol Inf. Dodi Kuswendi
5. Bupati Kabupaten Ciamis
6. Kuncen Karang Kalmulyan Ciamis
7. Kabag Bin Polres Ciamis Kompol Ade Taryana
8. Dinas Purbakala Kabupaten Ciamis
Mudah-mudahan
Monument Gong Perdamaian Dunia di Kuta Galuh Purba Karang Kamulyan Ciamis ini
menjadi Kebanggaan masyarakat Indonesia dan Jawa Barat secara khusus serta
mampu memupuk Rasa Perdamaian dan Kedamaian sebagai Ciri Wanci Budaya Sunda dan
Budaya Nasional secara keseluruhan.
Yang unik dari Gong Perdamaian Dunia ini adalah pada saat
peresmian dilaksanakan tanggal 9 September 2009, pukul 09.09 WIB (9-9-2009:09.09).
Entah mengapa saya dan sohib yang lainnya mendapatan “Hak Istimewa” dari
pekuncen tempat ini, saat pengunjung lain di boleh masuk ke lokasi ini tetapi
rombongan kami diperbolehkan masuk, tentunya kesempatan ini tidak disia-siakan
untuk narsiiiiiis....., selidik punya selidik ternyata pekuncen dan tour guide
kami sohib abisss sama sang kuncen......hehehehehe ngerasa bangga sich bisa
dapat kesempatan itu, disaat penunjung lain Cuma bisa clingkukan di luar pintu
gerbang.....yuhaaaaa
*Situs Astanagede*
![]() |
foto keluarga dulu biar makin akur.....yuhaaa |
Siang beranjak menuju senja masih ada satu destination
lagi yang harus dikunjungi, sebelumnya ngurusin dulu kampung tengah sampai
tuntas dan menunaikan ibadah sholat, cap cus lanjut ke arah Dusun Indrayasa,
Kecamatan Kawali sekitar + 21 km dari Kota Ciamis menuju arah utara,
Situs Astana Gede Kawali namanya.
Astana Gede adalah Bahasa Sunda yang dapat artikan tempat
dimakamkannya orang-orang besar dari Raja-Raja Kawali (Sunda Galuh) pada tahun
1333 Masehi s/d 1482 Masehi, di Astana Gede ini terdapat makan raja antara lain
:
1.Ajiguna Linggawisesa : 1333 M s/d 1340 M
. 2.Prabu Ragamulya (Sang Aki Kolot) : 1340 M s/d 1350 M
3.Prabu Linggabuwana (S.M Bubat) : 1350 M s/d 1357 M
4.Adipati Bunisora Suradipati : 1357 M s/d 1371 M
5.Prabu Wiskala Wastu Kancana : 1371 M s/d 1475 M
6.Parabu Dewaniskala : 1475 M s/d 1482 M
7.Jaya Dewata/Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi (Padjadjaran).
Astana Gede ini merupakan peninggalan kerajaan Galuh pada
abad 14 Masehi, dimana pada waktu itu masih menganut Agama Hindu. Jika di lihat
dari peninggalan yang ada situs ini merupakan kawasan campuran yang berasal
dari jaman prasejarah, klasik hingga islam.
Memliki luas sekitar + 5 ha berada di kaki Gunung
Sawal, jika berkunjung kesini ada baiknya pagi atau siang hari, karena kalau
sudah menjelang sore lokasi ini suasananya gelap dan tidak nyaman, karena
kawasan ini merupakan hutan lindung yang ditumbuhi pohon-pohon besar dengan juluran
akar yang bergelantungan, terdapat juga berbagai jenis tanaman langka yang
mungin belum pernah kita lihat sebelumnya, sayangnya saat kami berkunjung hari
sudah senja dan hujan turun, sehingga kurang maksimal untuk mengeksplor lokasi
sehingga hanya sebentar saja kami berkeliling tidak bisa sampai ke belakang,
selain hujan kondisinya lembab, gelap dan nyamuknya luar biasa banyak, terus
aura yang dipancarkan terkesan mistis dan angker, bahkan menurut petugas yang
saya tanya mengatakan bahwa di malam hari justru banyak pula orang berkunjung
untuk melakukan ritual doa untuk mohon hajat atau keselamatan. Hari beranjak
petang saatnya harus segera menuju kota Ciamis untuk belanja buah tangan
sebelum menuju stasiun kereta.
*Pulang.....*
![]() |
pulang dulu ya guys....sampai ketemu di blusukan berikutanya....... |
Tiba di Stasiun Ciamis itu bertanda blusukan kami berakhir,
saatnya kembali ke Ibu Kota untuk melanjutkan aktifitas dan rutinitas sesuai
profesi masing-masing, meninggalkan kesan tersendiri bagi tiap-tiap peserta
dengan segala suka dan dukanya, alhamdulillah semua dapat terlaksana sesuai
rencana dan selamat hingga kembali ke rumah masing-masing.
Menata diri sesuai dengan nomor kursi yang ada di tempat
duduk, menata bawaan dengan rapi di bagasi atas, menikmati perjalan hingga 7
jam lebih untuk sampai ke tujuan itu rasanya......menyiksa, kalau saat berangkat
kepanasan hal sebaliknya pulangannya kedingingan karena in door AC tepat
berhadapan dengan tempat duduk....terima dech itu naseb dengan rejeki
masing-masing, entah mengapa saat perjalanan pulang jalan kereta api menjadi
lebih lambat dan lebih banyak berhenti serasa jadi pengen bingiiit bantuin
Masinis ngijek pegal gas.......hehehehehe. Sekitar jam 5.30 kereta api melandaskan
rodanya di rel Stasiun Pasar Senen, dan kami berpisah di tempat ini untuk
menuju pulang ke rumah masing-masing.
*Tour Guide & Sopir*
Blusukan kali ini kami ditemani oleh penduduk lokal, yang
satu berprofesi sebagi tour guide dan satu lagi sebagai sopir, beliau berdua
ini menurut gue adalah orang-orang yang memang mumpuni menjalani profesi di
bidangnya, terlepas itu pekerjaan sampingan atau memang profesi di bidangnya,
beliau berdua itu :
![]() |
nami abdi Aip....... |
Kang Aip :
perawakannya sedang seimbang dengan tinggi postur tubuhnya, profesi sebenarnya
adalah seorang pendidik di sebuah MTS, tetapi kecintaannya akan sejarah
menjadikannya pekerjaan sampingan bila ada yang membutuhkan jasanya, gue
ngerasa pengetahuannya mengenai Silsilah Kerajaan Negeri Pasundan sudah
mendarah daging dalam dirinya, sehingga saat kita tanya Kang Aip ini bisa
menjelaskan secara detail.
Menurut
Kang Aip karena sering berdialuh dan bertemu bahwa apa yang di sampaikan oleh
Aki Sanmarno selalu terdapat hal-hal baru, dengan mengambil kesimpulan:
. 1. Ilmunya sunda dan ilmunya galuh itu tidak tercetak dalam
buku tetapi adanya pada lidah-lidah seperti Aki Sanmarno, karena yang
dituturkan oleh Aki ada yang menuntun.
2. Adanya “Ugah” yang artinya teropongan
berubahnya suatu negara dimasa yang akan datang dan hal ini sudah diketahui
sebelumnya, bagi orang Sunda dan Orang Galuh sudah mengetahui akan hal ini.
3. “Cacandra”
berubahnya suatu daerah dimasa yang akan datang.
4. Dalam adat ada yang disebut dengan Tata Wayah menunjukkan
waktu kapan akan bertani, kapan akan panen,ada hitungannya/kalamangsa.
5. Dalam Sunda dan Galuh di Kampung Kuta ada Tata Lampah
adalah waktu dalam 24 jam.
6. Tata Wilayah di Kampung Kuta dimana tempatnya untuk
penduduk harus tertata sesuai aturan adat setempat, tidak boleh ada kuburan,
dalam negara sendiri telah diatur mengenai konsep Tata Wilayah tetapi konsep
tersebut tidak dipergunakan, karena konsep tidak dipergunakan maka daerah
Lembang sebagai serapan air di bangun vila yang mengakibatkan Kota Bandung
Banjir.
7. Sebagai pemerhati budaya kerarifan lokal itu harus selalu
dijaga terus, dan menyakini bahwa orang-orang adatlah yang akan menjadi garda
terdepan dalam menjaga jati diri bangsa, terutama tentang nilai-nilai, dan di
tanah Sunda dan Galuh Kecap/ucapan “Pamali” itu melebihi hukum, tetapi
di dalam adat jika pamali itu dilanggar maka hukum yang berlalu adalah hukum
alam.
Abah Imang :
walaupun usianya sudah tidak lagi muda, tapi liat dunk tampilannya
jeger....hehehehe rambutnya gondrong sebahu, menggunakan ikat kepala sebagai
ciri khas Suku Sunda, orangnya tidak banyak bicara apalagi protes, menikmati
apa yang disajikan. Usia boleh setengah baya tapi....cara bawa mobilnya maut
abisss, mau tikungan, tanjakan, berlubang dan bergelombang hajaaarrr abiiiis
bray, jujur hati gue kebat-kebit rada ngeri cuy.....hahahahahaha
*Penyamun di Sarang Bidadari*
![]() |
tara......Penyamun di sarang Bidadari |
Blusukan ini sudah menjadi agenda yang sudah dijadwalkan
dalam kalender kegiatan Jayatara dalam kurun waktu setahun, Komunitas Jayatara
(Penjelajah Kebudayaan Nusantara) sebuah komunitas yang mempunyai kegiatan yang
berhubungan dengan budaya ataupun sejarah, yang terbuka untuk umum dan siapa
saja bisa bergabung dan memiliki ketertarikan pada peradapan nusantara. Kali
ini hanya 6 orang anggota Jayatara yang merelakan duitnya buat ikut blusukan,
dan orangnya-orangnya sich 4L (Loe Lagi.....Loe Lagi....) hehehehe, dari kami berenam hanya ada
1 “Penyamun” dan 5 “Bidadari” mereka-mereka ini adalah :
![]() |
sok keren.....hehehehe |
Bidadari Pertama Marita Setyaningsih : ini kali kedua saya ikutan Blusukan ke luar kota
bersama Jayatara, gue banyak mendapat pelajaran dan filosfi hidup selama
blusukan berlangsung, terutama di Kampung Adat Kuta di kampung yang masih
menjunjung tinggi adat budaya lokal, mempertahankan ritual sebagai tradisi
kepercayaan untuk menjaga kelestarian alam, berpegang teguh pada kata “Pamali”
untuk tidak melanggarnya agar hidupnya sejahtera selamat dunia akhirat.
Dalam hidup tidak semua apa yang kita inginkan bisa
terpenuhi, tetapi saya berusaha “menikmati kesulitan hidup dengan segala
prosesnya”. Melihat kehidupan warga masyarakat Kampung Adat Kuta yang begitu
sederhana di era digital ini tetapi tetap survive tanpa terpengaruh budaya luar,
itu memberikan pelajaran hidup yang sangat luar biasa bagi saya, justru mereka
lebih mengerti dan memahami makna dari hidup bahagia itu sendiri.
Kali ini gue pergi bersama dengan orang-orang yang memang
minat belajar sejarah, adat dan kebudayaan suatu daerah, yang pasti nyaris nga
ada yang rebet, rempong, minimalis dalam
bernarsis dan yang pasti tidak meninggalkan seorang tour guide.....ups!!!!!,
bahkan selalu menyimak dengan cara saksama dalam tempo yang
sejelas-jelasnya......hehehehehe
![]() |
hem...kok nga ketemu cowo cakep ya gue....hehehehee |
Bidadari Kedua Frieska Haridha : jangan tertipu sama penampilan luarnya, awalnya saya
mengira ibu dosen yang satu ini pembawaannya bersahaja, arif dan bijaksana,
tapi coba dech gaul lebih deket dengannya....yang ucapannya bikin takjub gaul
banget geto membuat saya terbahak......ada profesi sampingan yang tidak gue
duga sebelumnya “mantri suntik”.....hahahahaha
Sedikit prihatin dengan para mahasiswa sekarang, dampak
dari globalisasi yang tidak mungkin dihambat mengakibatkan segala informasi
mudah didapat, maka tugas yang diberikan tinggal copas saja tanpa mau
menganalisanya, hal ini di ketahui karena Frieska ini termasuk dosen yang
detail dalam mengkoreksi tugas para mahasiswanya....lanjutkan ya bu docen
Kejujurannya membawa petaka kala “bantal leher” yang di
pakainya mengalami kebocoran sebanyak dua kali, setelah mengadakan penyelidikan
terhadap dirinya sendiri..... terkuak sudah jarum pentul pengait jilbab yang
menyebabkan kebocoran itu...., tuduhan sempat dilancarkan kepada seseorang yang
telah “berbaik hati” membelikannya....Ups!!!, alhasil itu bantal leher akhirnya
harus ditiup bolak balik selama perjalanan berlangsung.....
Frieska.....gue boleh tanya kan, penduduk Indonesia ini
kira-kira ada berapa ya jumlahnya.......???? hahahahahaha gubrak
dah........terus kapan kita bisa “ngemicin & Ngupi manja” barengan.....???
terus gue salut sama bu docen ini....disaat yang lain “terpaksa” melaksanakan
olga ringgan pagi itu....cuman dia doang yang nolak mentah-mentah, jangankan
ngeliat....ngelirik juga kaga.....hahahaha salut gue sama lu Fries
Bidadari Ketiga Anindyajati Priyandita : dipanggilnya Ajeng, ini kali pertamanya gue barengan
blusukan ke luar kota..... terpaksa harus datang pagi ke stasiun karena dapat “mandat
kejem” dari seseorang buat ngeprin tiket kereta......hehehehe
Orangnya sich nga banyak ngoceh, tapi sekali ucap
pertanyaannya “ilmiah” bray....hahahahaha contohnya saat dalam perjalanan balik
menuju Jakarta terlontar pertanyaan kepada seorang teman kira-kira seperti ini
: “gimana cara belajar bahasa inggris yang efektif.....” dasarnya yang ditanya
juga orang yang berpengetahuan luas maka rumus dan jurus P X L = detail pun
mengalir.....
Terus next time kalau blusukan lagi, jangan minta tuker
tempat duduk sama gue buat duduk di belakang ye neng.....hehehehe sempit
bingiit gue nyaris nga bisa gerakin badan apalagi kaki sampai bengkak....
Ajeng ini satu-satunya
peserta yang sekali pegang bongolan pohon yang terdapat di “Situs Panyabungan
Hayam”.....hore berhasil....berhasil....
![]() |
hem....jadi pengen tinggal disini...... |
Bidadari Keempat Carla Mae Eulogio : ini
kali kedua gue ketemuan sama Carla lagi setelah blusukan dari Garut bulan Maret
lalu, sangat menikmati sepanjang blusukan berlangsung walaupun kami tidak tidur
di hotel, minim fasilitas, bahkan sangat menikmati masakan yang disajikan oleh
Ny. Rumah dan menyatakan bahwa masakannya enak dan dia suka sekali, terutama
sayur tahu yang dimasak kuah santan dan sambel terasi. Carla ini sangat
ekpresif pembawaannya, walaupun tidak begitu fasih dalam berbahasa Indonesia
maklum dia Londo Filipina.
Menurutnya apa yang dijelaskan oleh Aki Sanmarno cukup
masuk akal jadi itu bukan semata-mata nasehat yang sifatnya keagamaan tetapi
itu pasti sesuatu yang dipelajari dari leluhur secara turun temurun dan itu
pasti ada sebabnya dan barangkali ada manfaatnya bagi generasi sekarang,
bagaimana kita hidup harus menghormati alam, kita juga harus rendah hati, dan
bagi masyakat tradisional di Filipina sendiri juga menyakini hal yang sama
terdapat kesamaan, mengenai Ratu Adil yang disebutkan oleh Aki Sanmarno itu
sesuatu yang nantinya akan terjadi dan itu kelihatannnya dipercaya oleh mereka.
Kali ini Carla ngeracunin temennya ikutan blusukan buat ngepenuhin quota....dan
sharing costnya tidak terlalu mihiiil....hehehehehe, namanya
Bidadari kelima Marry Ann :
orangnya kecil dan tidak terlalu tinggi, tapi ngga bisa dibilang mungil juga,
warna kulitnya sawo matang nga beda jauh sama gue walaupun dia Londo Filipina,
pembawaannya easy going, sama dengan Carla sangat menikmati segala suasana
selama blusukan berlangsung. Secara jujur kalau gue ngelihat langsung seorang
Marry Ann ini wajahnya biasa saja, sama dengan perempuan Indonesia pada
umumnya, tapi kalau di foto hasilnya bisa eksotiks and sexy....bray bikin sirik
gue yang pasti.....hahahahahaha
![]() |
jangan ganggu gue mau bobo manja..... |
Kalau awal perjalan berangkat dia ini mengabiskan
waktunya ngobrol total dengan salah satu teman kami, hal yang sebaliknya molor
selama perjalanan pulang.....tanpa resah walaupun tempat duduk tidak terasa
nyaman, mungkin mimpinya indah jadinya nikmat wae mah itu bobo......hehehehehe
Menurut Marry Ann mengenai pamali di Kampung Adat Kuta, di
Filipina sendiri ada juga pamali adalah hal-hal yang boleh dilakukan dan tidak
boleh dilakukan, demi menjaga hubungan dengan semua, meskipun tidak semua orang
mengikuti hal itu, kurang lebih ada kesamaannya.
Penyamun M Arief Wibowo : ini yang gue maksud Sang Penyamun itu secara dia sendiri cowo
dalam blusukan ini, gue ngerasa nich orang bangga kali ye dengan dirinya
sendiri, bisa “ngadalin” 5 cewe-cewe buat nemenin dia blusukan......hahahahaha
gubrak
Kalau ada peserta yang paling ngeselin selama blusukan berlangsung
menurut gue ya nich orang.....sang empunya Komunitas Jayatara, katanya-katanya
adalah perintah yang wajib di ikuti.....sebenarnya ada beberapa hal yang gue
kurang setuju, tapi buat protes juga percuma karena pendapat atau saran kita
itu kaga bakal di gubris......jadi mending gue biarin sajalah suka-suka dialah
yang penting kaga kelewat batas.....tapi kalau kelewat batas mungkin bakal gue
“somasi”
nich orang.......hahahahaha
Kalau secara umum cowo pada umumnya simpel, tapi tidak
sama ini orang, kita harus selalu nungguin dia dan selalu jadi orang terakhir
yang harus ditungguin....rewel sich kaga nyebeliiiin iya.....hehehehehe,
terusnya stop dulu dech ngomongin nich orang entar kalau kebanyakan bikin
mual.....hahahahahaha.
![]() |
sampai jumpa....... |
Yah kira-kira seperti itu cerita gue selama blusukan ke Kabupaten Ciamis dan sekitarnya, masih pengen travelling lagi ke lokasi yang lebih dahsyat dan menemukan sesuatu yang unik dari tempat yang gue kunjungi, terus buat personil Jayatara diatas jangan tersinggung ye dengan apa yang gue tulis, cuman berbagi cerita selama blusukan berlangsung, segitu dulu ye.....
Komentar
Posting Komentar