MUSEUM DALAM BANK
KOLEKSI
MUSEUM PERBANKKAN MASA LALU
![]() |
Foto bersama sebelum melakukan aktifitas Wisata Kota Tua |
Tanggal 12
Februari 2019 lalu saya mengikuti kegiatan yang di selenggarakan oleh Museum
Sejarah Jakarta, Unit Pengelola Museum Kesejarahan Jakarta mengadakan kegiatan
Wisata Kota Tua dengan mengambil tema : “Jejak Memori PERBANKAN di Batavia”.
Sesuai dengan tema yang ada para peserta di ajak berkujung ke 4 {empat) museum
yang adalah dalam bank, antara lain Museum Bank Indonesia, Museum Bank Mandiri,
Museum Bank Negara Indonesia dan Museum Bank Tabungan Negara.
Saya akan
menceritakan Museum Bank Negara Indonesia dan Museum Bank Tabungan Negara,
karena kedua meseum ini bersifat khusus dan belum terbuka untuk umum, selain
itu lokasinya terletak dalam kawasan kantor perbankan yang masih aktif dalam
kegiatan operasionalnya, berbeda dengan Museum Bank Indonesia dan Museum Bank
Mandiri yang menempati gedung tersendiri yang memang diperuntukkan khusus untuk
museum dan boleh di kunjungi oleh masyarakat umum.
MUSEUM BNI nan TERSEMBUNYI
Untuk bisa mencapai
ke museum ini kita harus masuk dalam kawasan Gedung BNI yang terletak di Jl.
Lada No. 1 Jakarta Kota, kondisinya masih aktif hingga kini untuk kegiatan
operasional perbankan. Lokasi museumnya terdapat di samping belakang dan
menyatu dengan bangunan gedung. Museum tidak besar hanya menempati satu ruangan
di lantai bawah, Museum BNI sendiri di resmikan tanggal 5 Juli 1980 oleh Somala Wiria, Direktur Utama BNI 46
ketika itu.
![]() |
Mesin Cetak Oeang Repoeblik Indonesia Daerah Aceh (ORIDA) 1948 |
Bank
Negara Indonesia (BNI) didirikan pada 5
Juni 1946 oleh R.M. Margono
Djojohadikusomo, adalah sebagai bank
pertama yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia. Ketika itu posisi BNI adalah sebagai bank sentral
sebagai bank yang mencetak dan mengedarkan Oeang Republik Indonesia (ORI). ORI
yang pertama kali diterbitkan pada 30 Oktober 1946 sebagai pengganti Gulden mata
uang Belanda yang sudah mulai ditarik peredarannya, dengan demikian ini penanda
bahwa kedaulatan Indonesia diakui secara moneter.
Di ruangan
minimalis ini tidak terlalu banyak koleksi museum yang dapat kita lihat,
terdapat mesin ketik manual di masa perjuangan, alat hitung tempo dulu, mesin
telex, braskas baja tempat penyimpanan uang, pembukuan yang masih ditulis
dengan tangan, koin-koin uang ketika itu, dan menurut pengelihatan saya yang paling
fenomenal dari koleksi museum adanya mesin cetak Oeang Repoeblik Indonesia
Daerah Aceh (ORIDA) yang berasal dari BNI Kutaraja dari Aceh tahun 1948.
![]() |
Diorama kegiatan cetak uang di jaman itu masih dilakukan secaara manual |
Walaupun
lokasi museum ini minimalis kita masih bisa membaca dan melihat kisah sejarah
perjalanan Bangsa Indonesia di dunia perbankan. Sayang kondisi museum dengan
tata cahaya yang redup temaram mengesankan tempat ini menjadi begitu kaku
suasananya, penempatan koleksi yang terkesan asal taruh menjadikan museum ini
kurang menarik dari segi design interior, mungkin juga karena museum ini tidak
bersifat komersil dan tidak semua orang boleh datang berkunjung terkecuali
bersurat terlebih dahulu, sehingga kesan museum yang ada nampak tidak menonjol.
![]() |
Diorama yang mengambarkan pengakutan uang menggunakan pesawat terbang. |
Hari beranjak
siang masih ada satu museum lagi untuk di eksplor keberadaannya, sebelum menuju
lokasi museum bank berikutnya para peserta Wisata Kota Tua di berikan waktu
untuk melepas lelah sejanak, istirahat makan siang dan menunaikan ibadah
sholat. Kurang lebih satu jam lamanya waktu istirahat berakhir para peserta Wisata
kota dengan menggunakan moda transportasi Bus Wisata menuju kawasan Harmoni.
PENCAPAIAN 68
TAHUN BANK TABUNGAN NEGARA
![]() |
Pintu Masuk Museum Bank Tabungan Negara |
Saat para
peserta Wisata Kota Tua yang jumlahnya kurang lebih 100 orang tiba di halaman
Museum BTN, kedatangan kami di sambut oleh bagian humas BTN syantik dan tampan
siang itu..... melihat mereka menambah stamina raga yang mulai melemah siang
itu, bak mendapat asupan energi tambahan......gubrak hihihihihi
Museum
BTN menempati bangunan lama peninggalan VOC yang di beri nama Gedung Post Paar Bank terletak di Jalan Gajah Mada No 1 Jakarta Pusat,
orang lebih mengenal kawasan ini dengan sebutan Harmoni. Sebagai kategori
museum, Museum Bank BTN ini tergolong baru karena baru di resmikan pada tanggal
11 Pebruari 2018 oleh Menteri BUMN Rini Soemarno.
![]() |
salah satu koleksi museum BTN Mesin Cetak Angka |
Adapun tujuan di dirikannya museum ini adalah agar masyarakat mengetahui sejarah perjalanan bisnis Bank Tabungan Negara sejak jaman pemerintahan Hindia Belanda. Adapun koleksi yang di tampilkan di dalam museum ini adalah dokumen-dokumen produk bank, seperti bilyet giro, koin, uang kertas dan penghargaan-penghargaan yang pernah di terima oleh BTN.
![]() |
Koleksi yang fenomenal Buku Tabungan |
keberadaan museum BTN di kemas secara digital dan kekinian, menempati dua lantai. Di lantai bawah terdapat mesin ketik manual jaman dahulu kala yang masih tersimpan apik dalam almari kaca, di sampingnya terdapat tombol, bila kita pencet akan terdengar suara dari mesin ketik tersebut. Mungkin bagi anak-anak milineal jaman now... hal ini terlihat aneh dan bikin takjub, bagaimana mengoperasikan sebuah mesin ketik manual seperti ini.
![]() |
para peserta mendapat penjelasan dari pihak museum |
Di lantai atas museum terdapat koleksi berbagai macam produk perbankan pencapain Bank Tabungan Negara dari masa ke masa. Sebagai sebuah museum, Museum Bank Tabungan Negara ini tergolong simpel di kemas secara digitalisasi sehingga tidak banyak barang yang di display di museum ini.
Dari sekian banyak produk yang ada dalam museum ini adalah sebuah buku tabungan yang bernama TABANAS (Tabungan Pembangunan Nasional) yang sangat ngehiiit ketika itu, generasi jaman old seperti gue...... hihihihihi di jaman sekolah SD dahulu kala wajib hukumnya menabung di sekolah dengan menggunakan TABANAS, jadi para pegawai bank datang satu minggu sekali ke sekolah untuk menerima setoran dana para siswa guna di tabung di TABANAS.
![]() |
Jendela tinggi dan besar ciri khas bangunan Eropa klasik |
Saya sendiri lebih mengagumi arsitektur bangunan gedung yang masih kokoh berdiri dan terawat dengan baik, jendela-jendela yang lebar berjajar dan tebalnya dinding tembok sebagaimana lazimnya arsitektur klasik Eropa kian menambah kemegahan tersendiri, jajaran anak tangga untuk naik ke atas lantai dua museum menambah daya pikat menarik lainnya akan bangunan ini.
![]() |
Jajaran anak tangga museum |
Museum Bank
Tabungan Negara menjadi kunjungan terakhir para peserta Wisata Kota Tua dengan
mengambil tema : “Jejak Memori PERBANKAN di Batavia”. Saya pribadi
mengucapkan terimakasih kepada Museum Sejarah Jakarta, Unit Pengelola Museum
Kesejarahan Jakarta, pejabat terkait Museum Ibu Atik, Bapak Robby, Mas Ivan,
Bapak Kartum Setiawan, Mas Wege, Kakak Harun dan para pendamping selama wisata
berlangsung serta para pihak yang belum tersebut. Adalah kebahagiaan tersendiri
bisa menjadi salah satu peserta dari 100 orang undangan yang lebih di dominasi
oleh anak-anak sekolah pelajar SMU, bisa melihat tingkah konyol mereka selama
perjalanan wisata berlangsung adalah hiburan tersendiri, semoga masih bisa
ikutan lagi di Wisata Kota Tua selanjutnya.
![]() |
sampai jumpa di lain kesempatan |
#salamwisatabudaya
#cintaisejarahnegerimu #kenalisejarahbangsamu #janganbuangsampahsembarangan
#budayakanmengantriditempatumum #hargaioranglain
Komentar
Posting Komentar