SELINTAS PERADABAN YANG MASIH TERTINGGAL DI TANGERANG LAMA

NGUBEK-NGUBEK KAWASAN BERSEJARAH SEPERTI : KALI, MASJID, MUSEUM, KHONGCU BIO & KLENTENG BARENGAN JAYATARA


futu keluarga dulu biar kompak.......

Ini salah satu komunitas yang gw ikuti dari beberapa komunitas yang bergetanyangan di medsos facebook, namanya Penjelajah Kebudayaan Nusantara di persingkat jadi JAYATARA biar lebih gampang nyebutnya, Jayatara ini adalah salah satu dari sekian banyak komunitas yang mengilai peradaban sejarah peninggalan jaman dahulu kala yang kini masih ada dan masih bisa kita liat penampakannya.

Gw gabung di komunitas ini belum terlalu lama sich, baru seumuran jagung di tanam menjelang panen sepertinya……hihihihihi, alasan gw gabung di Jayatara ini selain nambah wawasan tentang peradaban sejarah jaman bahela yang pernah ada supaya gw rada pinteran dikit geto dech, terus nambah temen baru dengan berbagai profesi, nambahin kontak HP gw biar agak banyakan.……..terusnya nambah apa lagi ya kira-kira….??? Hem …..siapa tau ada yang butuh jasa lawyer, jadi gw bisa dapat penghasilan tambahan dari sini…….kalau ini ngarep banget dengan jujur gw ungkapin……….hahahahahaha

Pendopo Kabupaten Tangerang Lama

Jayatara ini merupakan komunitas yang paling aktif ketemuan bikin kegiatan dari beberapa komunitas yang gw ikutin, kegiatan itu berupa seminar mini yang bisa ngupas topik apa saja yang berhubungan dengan sejarah beradapan masa lalu yang pernah ada, bahasannya bisa aneka ragam, dari situs pubakala, candi, sejarah tentang manusia dll, kegiatan ini tidak hanya ngadaiin seminar doangan, tetapi sesekali bikin aktifitas out door ngejelajah lokasi sejarah yang di anggap cukup unik dan menarik serta terjangkau, yang tidak pernah kita sangka sebelumnya ternyata peradaban sejarah itu ada dan masih kita bisa liat penampakannya walaupun terkadang sudah tidak utuh lagi, tetapi itu ada dan nyata bahwa dahulu bangunan bersejarah itu pernah ada serta meninggalkan beribu cerita dan kisah yang akhirnya jadi legenda.

Hari itu Sabtu 29 Agustus 2015 gw berkesempatan ikutan jelajah  bersama Jayatara  buat ngubek-ngubek kawasan Tangerang Lama, berkunjung di beberapa tempat yang masih bisa kita liat dan dengar kisah menariknya, serta bertemu dengan beberapa narasumber yang dengan berikhlas hati menceritakan tentang lokasi dari tempat yang kita kunjungi, ada yang gretong ada pula yang non gretong, tempat-tempat itu antara lain :

1.  Bantaran Kali Cisadane

futu keluarga pertama

Kali atau Sungai Cisadane adalah tempat persinggahan kami yang pertama, lokasinya cukup luas akan tetapi…….kondisi kalinya kotor dengan sampah yang hilir mudir di sepanjang aliran kali ini plus baunya  “harum” hingga lumayan menyesakkan nafas, dan yang pasti vandalisme terjadi di tempat ini dengan berbagai tulisan yang bikin kita tersenyum tipis saat membacanya……hehehehehe

Bantaran Sungai Cisadane

Yang agak aneh buat gw adalah di sepanjang jalan Sungai Cisadane ini berjajar orang berjualan makanan dan minuman dijadikan kawasan wisata kuliner, nah itu dia masalahnya bilamana menikmati hidangan yang di jajakan…....wuiiiiih so pastinya dapat tambahan vitamin dah…..hehehehe, sayang sebenarnya andaikata sepanjang bantaran sungai ini tertata rapi dan bersih akan sangat menarik untuk di lihat, bahkan bisa di manfaatkan untuk moda transportasi ataupun berwisata air yang tentunya bisa menambah income pendapatkan daerah dan bisa menambah lapangan kerja bagi penduduk sekitar.

Karena di tempat ini gw tidak mendapat keterangan yang detail mengapa Bantaran Sungai Cisadane pernah menjadi sejarah di jamannya, ada sich salah satu dari teman kami yang menjadi tour guide dadakan, akan tetapi karena gw kurang puas dengan penjelasannya dan masih di hantui rasa penasaran jadi terpaksa cari “dukun google” untuk dapat menjawab rasa penasaran gw itu…….

Konon dahulu kala Sungai Cisadane merupakan sungai besar yang melintasi kota Tangerang. Selama berabad-abad para pedagang  memanfaatkan aliran Cisadane untuk berlayar ke Tangerang.  

Sebelum disebut Cisadane, sungai ini aslinya bernama Sadane .  Ci dalam bahasa Sunda artinya sungai . Sedangkan kata Sadane , berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti istana kerajaan . Sehingga nama Ci Sadane atau Cisadane berarti sungai yang berasal dari istana kerajaan. Kemungkinan yang dimaksud istana kerajaan adalah Kerajaan Pajajaran  dengan ibukota di Pakuan, Bogor.

untuk menyebrang bisa menggunakan Perahu Eretan
Aliran Cisadane berasal dari anak-anak sungai yang berhulu di lereng Gunung Pangrango dan Gunung Salak di daerah Bogor. Dari lereng gunung, aliran Cisadane memasuki wilayah Bogor (dulu wilayah Kerajaan Pajajaran), melintasi kota Tangerang, lalu bermuara di Tanjung Burung, dan selanjutnya ke Laut Jawa.

Panjang sungai Cisadane dari hulu hingga ke hilir, sekitar 125 kilometer. Dari bagian hulu hingga sampai Tangerang, Cisadane memiliki tebing sungai yang terjal dan dalam. Namun, selepas Tangerang menuju muara, tebing sungai kian rendah, dan aliran sungai mulai melebar.

vandalisme 

Menurut catatan sejarah abad 16, banyak kapal dagang kecil memasuki muara Cisadane untuk berlabuh ke Tangerang. Bisa jadi, waktu itu di daerah Mauk, Kedaung, Sewan, Kampung Melayu, dan Teluk Naga, masih berupa rawa-rawa, sehingga muara Cisadane masih berada di dekat Tangerang. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, aliran sungai Cisadane yang membawa material tanah dari gunung,  mengakibatkan sedimentasi pada bagian muaranya. Sedimentasi tersebut secara alami telah menguruk rawa-rawa dan mengakibatkan muara sungai menyempit dan menjauh dari daratan. {Sumber : http://www.kidnesia.com/Kidnesia2014/Indonesiaku/Jalan-Jalan/Sepenggal-Kisah-Sungai-Cisadane}


2.  Masjid Jami’ Kalipasir


Siang terus beranjak baru menginjak satu tempat tujuan, di deket Bantaran Sungai Cisadane terdapat masjid yang tertua di Kota Tangerang tepatnya bersebrangan dengan Sungai Cisadane. Yang menarik dari masjid ini adalah bangunan menaranya yang berbentuk pagoda, gw ngerasa banyak keunikan dari masjid ini terutama dalam posisi shafnya miring di bandingkan dengan arah masjid, bangunan dari masjid itu sendiri perpaduan antara Cina, Arab dan Eropa. 

pintu masuk masjid

Masjid ini masih di pergunakan beribadah bagi umat muslim, tetapi sayangnya lingkungan sekitarnya terlihat kumuh dan kurang terawat sebagai salah satu bangunan tua sejarah tertua, karena letaknya sekarang di kelilingi oleh rumah-rumah penduduk yang saling rapat berhimpitan di sekelilingnya.

keunikan terdapat pada kubah yang berbentuk Pagoda



Di area Masjid Jami’ Kalipasir terdapat makam-makam tua, salah satunya adalah makam salah satu Tokoh Masyarakat, yaitu Bupati Tangerang Raden H Ahmad Penna, mungkin masyarakat awam pun tidak mengetahui adanya bekas Bupati di makamkan di tempat ini, karena kondisi makan yang kurang terawat dan terkesan tidak ada nilai sejarahnya. 

@Makam-makam yang terdapat di sekitaran Masjid











Sesaat tiba di masjid ini tak lama kemudian terdengan kumandang azan dzuhur, beberapa peserta melakukan sholat dzuhur berjamaah, setelah usai dan di rasa cukup mengitari kawasan masjid, gerombolan peserta beranjak menuju……..

  
3.  Toa Pekong Air/Prasasti Tangga Jamban





Namanya cukup unik sembari geli memikirkannya dalam sesaat  “Prasasti Tangga Jamban” …….yang pasti di lokasi ini terdapat tempat beribadah berbentuk altar kecil lengkap bersama peralatan ibadahnya untuk pemujaan Toa Pe Kong.  



Di lokasi ini kita bisa melihat perahu-perahu eretan namanya yang terparkir di bantaran sungai, mereka menawarkan jasa untuk berkeliling Sungai Cisadane atau sekedar untuk menyebrang, hari itu gw melihat seorang bapak-bapak sudah berumur turun dari mobil dan memberikan bungkusan plastik kepada seorang tukang perahu eretan, tak lama kemudian tukang perahu itu menyebang sembari menuangkan isi dari bungkusan plastik tadi….. ternyata isinya benih ikan, mungkin tujuannya untuk persembahan ke pada Dewa Sungai dan berharap rejeki dari Para Dewa. 

futu keluarga kedua

Sungai Cisadane ini meninggalkan beribu kisah dalam legenda sejarah, yang pasti  di masa Penjajahan Belanda sungai ini di pergunakan sebagai salah satu pengerak moda ekononian dalam berniaga…….itu menurut gw…….semoga saja bener, kalau ngga bener berarti salah, siang makin beranjak masih ada tempat yang harus di tuju saatnya beranjak menuju……..


4.  Museum Benteng Heritage



futu keluarga ketiga


Tempat ini adalah favorit gw dari sekian tempat yang terkunjungi hari itu, walaupun buat menuju lokasi ini kita mesti berela hati mengorbankan hidung untuk menerima bebauan yang aromanya bikin mata melek merem ngecium “aroma parfum” pasar tradisional…….nah lho kebayang kan itu bau tanpa harus gw perjelas secara detail, agak mual sich dan lumayan  pening  siang itu plus panas yang terik menyengat raga, berasa mau mabok rasanya.………hehehehehe

Unik memang sebuah museum lokasinya terletak di kawasan pasar tradisional tepatnya di Jalan Cilame No. 18/20, Pasar Lama Tangerang 15111, Banten-Indonesia, judule : Benteng Heritage The Pearl of Tangerang, Museum Warisan Budaya Peranakan Tionghoa Tangerang. Museum ini merupakan museum Tionghoa pertama di Indonesia.

Penampakan Museum

Hari itu gerombolan kami beruntung di sambut langsung dengan ramahnya oleh pemilik museum Bapak Udaya Halim bahkan beliau mempersilahkan kami untuk berfoto bersama dengan beliau. Setelah mengurus administrasi harga masuk museum sebesar Rp. 25.000,- perorang…….hem lumayan mihil juga nich dalam hati gw, biasanya kunjungan museum murah sich antara Rp. 2.000,- sampai Rp. 5.000,- bahkan ada yang gretong……..akhirnya salah seorang temen membawa berita gembira kalau harga mahasiswa cuma Rp. 15.000,-, akhirnya dengan berbangga diri ngakulah kami semua mahasiswa……hihihihihi padahal dari 11 orang hanya satu orang yang memang masih berstasus mahasiswa, saya sendiri mantan mahasiswa yang baru lulus tahun lalu jadi kalau di tanya kartu mahasiswa ya masih punya dan masih berlalu……dasar nga mau rugi jadi ngaku “mahasiswa”, anehnya petugas percaya begitu saja tanpa rebet nanya identitas………hehehehehe aman.

Lucunya saat kami di tanya dari kampus mana…..??? nah lho pada ngakak tuch bingung dah ngejawabnya……hahahahaha, akhirnya salah seorang dari kami mengatakan bahwa kami adalah mahasiswa campur-campur dari berbagai kampus.


Siang itu di dampingi seorang tour guide Mba Dewi namanya, dengan lantang dan lancar menjelaskan “hapalannya” kepada kami semua tentang sejarah berdirinya Museum Benteng Heritage dari lantai dasar sampai atas hingga jelajah berakhir, saking mengebu-ngebu cara ngejelasinnya terkadang sampai muncrat air liurnya alias gerimis ringan…….hihihihihihi saking semangat yang membara.

Dari lantai dasar di jelaskan bahwa museum ini di beli secara pribadi oleh Bapak Udaya Halim kemudian di bersihkan dan di tata kembali secara terstuktur sebagaimana layaknya museum. Menurut Dewi bangunan museum ini masih asli dari material, kayu, dinding hingga lantainya, mengenai barang-barang museum yang ada semuanya hasil perburuan pribadi Bapak Udaya Halim.



Di lantai dasar museum kita bisa melihat beberapa penghargaan dan lukisan serta ornament pernak pernik Orang Tionghoa pada umumnya, seperti tulisan dan lampion dengan yang di dominasi warna merah dan kuning keemasan. Gw sendiri lebih terkesan dengan 4 buah lukisan yang terpasang di dinding museum, di jelaskan oleh tour guide bahwa lukisan itu merupakan gambaran asli kondisi museum sekitar abad ke 17.
 
pada serius ngedengerin tour guide njelesain sejarah museum


Museum Benteng Heritage merupakan hasil restorasi sebuah bangunan tua berarsitektur tradisional Tionghoa yang diduga dibangun pada sekitar abad ke 17 dan merupakan salah satu bangunan tertua di Kota Tangerang. Tindakan restorassi ini didasarkan oleh kesadaran akan pentingnya melestarikan peninggalan sejarah dari setiap budaya yang ada di Bumi Persada Nusantara agar kita tidak menjadi Bangsa yang miskin dengan peradaban sehingga mengalami “Amesia Sejarah”.
Di museum ini anda akan menemukan banyak hal-hal unik di balik sejarah kehidupan etnis tionghoa di Indonesia serta berbagai artifak yang menjadi saksi bisu kehidupan masa lalu, mulai dari pendaratan nenek moyang orang-orang Tionghoa Tangerang (Cina Benteng) di Teluk Naga pada tahun 1407 yang dipimpin oleh Chen Ci Lung. Diduga merupakan bagian dari rombongan Armada Cheng Ho (Zheng He) seorang Laksamana Tiongkok yang beragama Islam dan yang melakukan tujuh kali pelayaran ke Nan Yang (Laut Selatan) dengan Armada yang berjumlah hampir 300 kapal kayu Junk serta pengikut sekitar 30,000 orang pada era Dinasti Ming dari tahun 1405-1433. {sumber : brosur Benteng Heritage The Pearl of Tangerang}.
 
lukisan ini menggambarkan kondisi PasarLama di jaman dulu
Ngga cuma unik letak dari museum ini, pada saat peresmiannya pun dipilih dan dilaksanakan dengan unik pula, yaitu tanggal 11-11-2011 jam 20.11…….menurut gw itu salah satu kelebihan yang mungkin tidak dimiliki oleh museum-museum yang ada bahkan satu-satunya di dunia.

suasananya yang masih rapi tertata

Di lantai atas museum ini, terdapat sebuah lemari pajangan di isi dengan beberapa sepatu-sepatu mungil warna warni yang pada jaman dahulu dikenakan oleh para wanita Bangsawan Tionghoa yang kakinya diikat sedemikian rupa, sehingga tetap berukuran sangat kecil meskipun telah dewasa, ada juga kain-kain batik dan peralatan membatik, bahkan replika kapal yang dipergunakan oleh Laksamana Cheng Ho ketika berkunjung ke bumi Nusantara, dan di ruang belakangnya terdapat beberapa patung yang mengambarkan filosofi hidup manusia tentang sifat yin dan yang, dan beberapa senjata tradisional seperti yang sering kita lihat dalam film-film silat di bioskop. Ada juga beberapa kebaya, ranjang kayu kuno, foto-foto pakaian pengantin Toinghoa tempo dulu dan juga meja yang khusus dibuat untuk bermain mahjong. Meja mahjong ini unik di design sedemikian rupa untuk memberikan kenyamanan kepada para pemainnya, di meja sisi meja tersebut terdapat laci-laci yang dipergunakan khusus untuk meletakkan minuman, asbak, dan juga makanan kecil.

gedung bioskop yang kini menjadi klenteng

Di Museum ini tidak semua tempat kita bebas mengambil gambar…..apa lagi narsiiiiissss, terkhusus di lantai atas, kita harus meninggalkan alas kaki selain lantainya dari papan kayu dan maksimal peserta tidak boleh lebih dari 20 orang karena kondisinya yang sudah tua, takutnya kalau over kapasitas bisa runtuh……kan kaga lucu kelles kalau itu bisa menimpa gw……hehehehehe, semua benda yang adda tidak boleh di sentuh, di lantai atas ini terdapat banyak benda-benda antik yang mungkin belum pernah kita lihat sebelumnya seperti alat menghisap candu yang bentuknya seperti miniatur gitar dan biola, timbangan/dacin berbagai bentuk, sepatu yang dipakai para putri bangsawan, serta cerita legenda tentang Samkok yang miniaturnya terdapat di tengah atas museum ini terpahat di antara batu yang diapit kayu…..sungguh karya seni yang sangat indah dihasilkan di abad itu.

kondisi museum di jaman itu

 Dari semua benda yang ada di museum ini gw sangat tertarik  dengan relief kisah Panglima Kwan Kong yang terkenal akan kesetiaannya dari Legenda Sam Kok, yang terbuat dari kayu yang di ukir dengan teknik seni yang tinggi dan halus sehingga menghasilkan karya seni yang begitu indah untuk di lihat, seakan kita terbawa larut dalam kondisi di jaman itu, sayangnya kita tidak di perbolehkan mengambil gambar di lokasi ini, padahal indah banget lho perpaduan relief patung-patung berlukiskan warna warni yang indah dan sangat menarik.


Alasan utama kita ngga boleh foto di atas adalah……dulu itu ada salah satu pengunjung yang terlalu fokus mengambil gambar, karena alat di pakainya terlalu canggih hingga akhirnya tanpa sadar menyenggol salah satu benda di tempat ini, maka sejak saat itu sang pemili memutuskan semua pengunjung museum di larang mengambil foto tanpa terkecuali.

Si Mba tour guide menceritakan semua hapalan yang dia ingat sembari menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terlontar dari para peserta tour hari itu, sumpah kewer-kewer kalau gw disuruh nyeritain apa yang di tuturkan oleh tour guide gw ngga ingat semuanya bro……yang pasti sebelum tour di lanjutkan terlebih dahulu kita di suruh ngegerombol di depan tipi buat ngeliat proses pembuatan kecap yang masih di lakukan dengan cara tradisional hingga kini yang di beri label “Kecap Benteng untuk kecap manisnya & SH untuk kecap asinnya”.

Yang terkesan lainnya dari museum ini adalah pintu kayu yang terletak di lantai atas, penampakannya kokoh sungguh unik dan antik, tanpa menggunakan kunci seperti pintu-pintu pada umumnya…….bisa di katakan pintu ini adalah “Pintu Anti Maling” karena memang letak kuncinya yang tersembunyi, konon ceritanya hanya sang pemilik rumahlah yang tau letak rahasia kunci pintu tersebut berada…….

Pernah denger nama Cina Benteng…??? Saat saya tanya kepada Mba Dewi di jelaskan bahwa dahulu oleh Bangsa Belanda di tengah Kota Tangerang di bangun sebuah benteng pertahanan, benteng tersebut di pergunakan oleh Bangsa Tionghoa untuk berlindung dari serangan musuh, jadi istilah Cina Benteng itu adalah Bangsa Tionghoa yang berlindung di dalam Benteng, dan dimana keberadaan benteng itu sendiri sampai saat ini tidak di ketahui keberadaannya tutur Si Mba tour guide. Nah kalau ada yang berminat dengan isi dan cerita komplit and special pakai telor tentang nich museum …….pergi ye ngeliat sendiri jadi puas…..hihihihihihihi, yang pasti di tempat ini kita bisa beli souvenir dan bisa pula makan siang dengan menu khas Kuliner Peranakan yang Halal dengan syarat dan ketentuan satu minggu sebelum hari kunjungan mesti order dulu……..nah yang berminat dipersilahkan order……..di nomor telp : 021- 55791139, email : info@bentengheritage.com, www.bentengheritage.com, facebook : Museum Benteng Heritage, twitter : @bentengheritage.

Urusan keliling museum usailah sudah dengan pemahaman masing-masing para peserta, ada yang faham banget, ada yang sedang dan ada pula yang mungkin  nga faham……hehehehe.



Menapaki pasar lama Tangerang ini kita bisa jajan atau belanja makanan yang di jajakan oleh pedagang setempat mulai dari makanan, minuman, buah-buahan bahkan kue-kue tradisional khas cina juga ada di tempat ini tinggal di pilih sesuai selera, jelajah masih belum akan berakhir sebelum berlanjut menuju tempat bersejarah berikutnya maksi dulu di kedai soto betawi, walaupun menurut gw ngga special banget rasanya tapi cukup lumayan lah buat menu makan siang hari itu……plus dapat es krim dari Pak Ketua Jayatara. Urusan Kampung Tengah bereslah sudah dan tujuan selanjutnya adalah menuju…….


5.  Litang Khongcu Bio

futu keluarga dulu buat kenangan

Ini tempat sembayang untuk kaum yang beragama Khong Hu Cu beralamat di Jl. Ki Samaun No. 145 Pasar Lama - Tangerang 15118, di  tempat ini  kami para gerombolan Jayatara di sambut dengan tangan terbuka oleh Para Pengurus Khongcu Bio, bahkan langsung di persilahkan naik ke atas tempat umat Khong Hu Cu melaksanakan sembayang,  adalah Koko Adi memberikan pencerahan tentang Agama Khong Hu Cu, bahwa Agama Khong Hu Cu itu adalah agama yang berdiri sendiri tidak bergabung dengan Budha maupun Tao, Agama Khong Hu Cu sendiri mempunyai kitab suci  yang disebut dengan Sishu dan Wujing. Tempat sembayangnya di sebut dengan Khong Bio. Agama ini juga mengenal Nabi, Nabi Pertama disebutnya Ru dan untuk Nabi Terakhir disebutnya Fuzi, agama ini berasal dari Tiongkok pada tahun 551 SM, kalender kaum Khong Hu Cu sendiri berjumlah 13 bulan.
 
bagian dalam Khongcu Bio


Pemahaman gw bertambah di tempat ini manakala Perayaan Hari Raya Imlek untuk Agama Khong Hu Cu itu bukan merupakan sebuah adat atau tradisi semata, melainkan Hari Raya Agama Khong Hu Cu, selain Hari Raya Imlek ada juga  Hari Raya Ceng Beng yang selalu di peringati setiap tanggal 5 bulan 5, Hari Lahir Nabi dan Hari Wafat Nabi. Antara budaya dan agama berjalan berbarengan dalam ajaran Khong Hu Cu.
Ada Delapan Pengakuan Iman dalam ajaran Agama Khong Hu Cu
1.  Sepenuh iman percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa
2.  Sepenuh Iman menjunjung Kebajikan
3.  Sepenuh Iman menegakkan Firman gemilang
4.  Sepenuh Iman menyadari adanya Nyawa dan Roh
5.  Sepenuh Iman memupuk Cita Berbakti
6.  Sepenuh Iman mengikuti Genta Rokhani Nabi Kongzi
7.  Sepenuh Iman memuliakan Kitab SISHU dan WUJING
8.  Sepenuh Iman menempuh Jalan Suci


Sebelum pulang meninggalkan lokasi ini, seseorang mempersilahkan kami untuk bertemu langsung dengan sespuh dari Khong Cu Bio ini, entah siapa namanya gw ngga tau ….hehehehehe, yang jelas beliau dengan terbuka menerima kami dan menjelaskan sekilas sejarah tentang Agama Khong Hu Cu. Yang pasti di tempat ini kami banyak mendapatkan pencerahan tentang agama Khong Hu Cu dari para pengurus  Khong Cu Bio.


6.  Klenteng Boen Tek Bio

pengunjung klenteng sedang melakukan ibadah

Konon kabarnya Klenteng Boen Tek Bio ini merupakan salah satu Klenteng tertua yang ada di Tangerang, letaknya masih di dalam Pasar Lama Tangerang dan lokasinya tidak terlalu jauh dari Museum Benteng Heritage.

lampion menjadi ciri khas dipadu dengan warna merah dan kuning keemasan

Saat kami berkunjung suasananya menjelang senja, kondisinya sih tidak terlalu ramai, ada beberapa orang yang melakukan ibadah datang pergi setelah berdoa di depan klenteng, tetapi gw melihat beberapa engkong-engkong duduk sembari ngupi-ngupi dan lumayan kenceng juga ngerumpinya…..entah apa yang di rumpiin gw nga kepo soalnya……..hehehehe

pintu masuk klenteng bagian belakang

Di tempat ini pun kita tidak mendapatkan keterangan apapun, karena memang tidak ada tour guide ataupun selembar brosur yang menerangkan tentang klentang ini, jadi gw bersama rombongan keliling masuk sembari ngelihat-liat isi dari klenteng sesekali ngambil gambar, seorang teman memberikan keterangan sich tapi gw nga ikutan denger jadi ngga ngarti apa yang di omongin, yang pasti klenteng ini masih ada dan kondisinya masih terpelihara dan masih di pergunakan beribadah.

halaman depan klenteng
Bangunan klenteng ini nyaris sama dengan bangungan klenteng-klenteng yang ada pada umumnya, yang membedakan biasanya sejarah berdirinya serta legenda yang ada di dalamnya.




Sebenarnya kalau ngeliat list yang ada itu ada 12 destination sebagai rencana untuk di kunjungin, sayang tidak semuanya bisa tereksekusi, maklum rada molor dari jam yang telah disepakati……., seperti yang pengen gw kunjungi diantaranya “Masjid 1000 Pintu” dan yang akan di tuju sebagai tujuan akhir yaitu “Pintu Air 10”  peninggalan Bangsa Kumpeni, tapi karena senja telah berganti malam akhirnya batal untuk ngeliat sunset hari itu, kalau bole jujur dari hati yang terdalam gw kecewa sich, padahal pengen bingiiit ngeliat penampakan Sang Surya Tengelam pulang keperaduan pastinya indah……..buat ngobati rasa kecewa itu, di ganti dengan acara makan laksa di kaki lima Tangerang Kota yang rasanya tidak terlalu mengecewakan untuk makan malam kali ini dengan harga terjangkau.

 
maksain diri biar muat.......


Di setiap gw trip selalu ada cerita unik dan kalau di ingat pasti bikin kita tersenyum simpul geli dalam hati…….hehehehehe, ceritanya gegara Om Salim yang ngga ngerasa salah dan dosa ini ngga balik lagi ke arah Serpong, yang terjadi adalah gw, Priska dan Ajeng yang tadinya di mobil Om Salim, harus di paksa pindah ke mobilnya Arief yang emang uda pas personilnya…… kebayangkan Xenia yang maximalnya muat 8 orang, harus di paksa jadi 10 orang……nah lho, itu sampai harus bongkar muat berkali-kali supaya cukup untuk muat 10 orang dewasa dengan berbagai macam postur tubuh dan ukuran…..

Awalnya cowo-cowo berempat duduk di belakang tapi ngga muat, terus di coba selang seling cowo dan cewe eh…..masih ngga muat juga, setelah di coba cewe-cewe semua sepertinya muat dengan cara di paksain bak kerja rodi……hehehehehehe, jadinya di bangku paling belakang duduklah para cewe-cewe Frieska, Tini, Priska dan Shelda, kemudian di bangku tengah terdiri dari Akbar, Sonny, Ajeng dan Prima………hahahahaha waduh rasanya hari itu gw jadi orang yang paling “berdosa & bersalah abis”…… gimana ngga coba, di saat mereka berdelapan harus duduk bersempit dan berhimpit ria ngatur nafas dan badan supaya nyaman, gw duduk manis di bangku depan bak seorang Putri Cantik berdampingan bersama Sang Pangeran…….hihihihihihi, jujur bro rasanya ngga nyaman bingiiit  menghantui perasaan gw sepanjang perjalanan dari Tangerang menuju Stasiun Rawa Buntu, mana menuju arah Serpong perjalanan lalu lintasnya macet pula……waduh betapa tersiksanya mereka berdelapan itu…….sampai-sampai ke empat cewe-cewe yang duduk di belakang tidak bersuara….mungkin kalau bersuara bisa menimbulkan efek pengembangan body  ya jadi mending diem sembari ngatur kaki dan nafas…….maafin gw ya guys….…..gegara Om Salim kalian jadi tersiksa…….. Om Salim…..Om Salim betapa kejamnya dirimuuuuu…..tapi tetep wae ikutan selfie…….huuuuuuu
 
Logo Jayatara

Jayatara ini masih termasuk komunitas baru, kurang lebih baru 2 tahun berjalan kalau gw ngga salah ingat sich, dari 45 orang anggota yang terdaftar, dalam blusukan kali ini hanya bersebelas yang berikhlas hati mengeluarkan duit lebihan supaya bisa ikutan, mereka-mereka adalah  seperti  tersebut di bawah ini :

Sang CEO itu....

M. Arief Wibowo : adalah CEO sekaligus pendiri serta pengagas  dari  berdirinya Penjelajah Kebudayaan Nusantara  yang di persingkat jadi JAYATARA. Gw kenal Arief saat pertama kalinya waktu Jelajah Baduy Dalam di tahun 2012, tapi waktu itu sich kita kaga teguran sama sekali karena emang kaga kenal…….hihihihihi, bisa nyambung lagi sama Arief ini waduh gw ngga lupa nich…… itu berarti amnesia gw lagi kambuh bro….hahahahaha, waktu itu seminarnya lagi ngebahas tentang Situs Gunung Padang, yang mana ada rasa bangga karena sebelumnya gw uda pernah trip ke sana jadi yang pasti ngga bego-bego amat saat seminar berlangsung…..hehehehehe

Profesinya sebagai seorang arsitek itu menurut pengakuannya ke gw, sepertinya membaca adalah salah satu dari hobbynya selain ngupulin buku, gw nyakin koleksi bukunya pasti banyak bingiiit……..mungkin saingan kelleees dengan gw tapi pasti beda aliran, kalau Arief mungkin beraliran realis lebih ke filsafat tentang keilmuan yang ilmiah, kalau gw mengambil aliran abstrak lebih ke novel detektif, biografi dan beberapa diantaranya non fiksi……hehehehe

Konon katanya menurut para bisik-bisik tetangga Arief ini orangnya, serius, tertata rapi, terorganisir dan terstruktur dalam berorganisasi seperti dirinya menjalani hidupnya…..itu kata mereka lho, bener enggaknya gw ngga tau dech, secara gw bukan pacar atau temen deketnya ……huahahahaha jadi kebenaran tentang hal itu gw ngga ngarti yah saudara-saudara, kalau ngga percaya tanya wae orangnya langsung…….

Yang pasti menurut pengamatan gw dia ini orangnya smart, baik hati, ramah dan sepertinya rajin menabung…….hihihihihi, terkadang kalau gw deket sama dia gw agak minder getu maklum dia pinter bingiiiit bro……hehehehehehe, jadinya gw ngerasa bleng menjurus ke amnesia alias minder bro…….ups!!!! lebay bingiiit sepertinya qikqikqik……..



Akbar : gw ngga tau nama komplitnya…….pengen nanyain sich sebenarnya tapi enatar gw di bilang kepo……hehehehehe, yang pasti Akbar ini adik kandungnya Arief dan hal ini baru gw ketahui hari itu juga. Ini pertemuan kedua gw sama Akbar setelah dari seminar beberapa bulan lalu, menurut pengamatan gw sekilas oranganya cukup bersahabat dan gampang akrab serta gaul geto. Sebagai sosok seorang adik Akbar ini termasuk adik yang penurut, jadi di suruh apapun oleh sang kakak yang pasti titahnya langsung di laksanakan tabahkan hatimu ya Akbar…..yuhuuuuuu. Dan hari itu Akbar selalu mendapat tugas dari sang kakak untuk mengabadikan moment di setiap destinasion untuk futu keluarga bersama, dengan sigap Akbar pun menyiapkan tongsisnya……siap pose yuk…..1, 2, 3……….yuhuuiiiiii


penampakan Om Salim yang esentrik

Susanto Salim : orang paling penting hari itu, maklum menguasai lokasi dari semua destination yang kami datangi. Beliau di panggil Om Salim, penampakannya tinggi gede, gundul berkaca mata minus, berkulit sawo matang menuju kearah gelap alias item, berbody sexy abis dari ujung ramput sampai ujung jempol, terutama di bagian perutnya yang bongsor dan menonjol…….., yang pasti orangnya asyik, ngocehnya dan jajannya banyak bingiiiiiiit. Nich orang menurut gw nyentrik abis and nyaris ngga punya malu, saat harus menunjukkan bakat seninya yang terpendam yaitu “menari-nari balet” di jalanan yang cukup ramai siang itu, hanya untuk menarik perhatian rombongan mobil yang satu lagi………hahahaha gayanya itu unyu abis dah………

Seorang Boss dari perusahan yang bergerak di bidang jasa service kebersihan seperti pengakuan dosanya kepada gw……hehehehehe. Hari itu banyak bingiiiiit jasanya, selain selalu jadi orang pertama yang selalu njelasin semua destination yang kami datangi, mengurus semua perijinan untuk bisa masuk dari semua tempat yang kita datangi, termasuk yang mengusulkan kepada kami bersepuluh untuk mengaku jadi mahasiswa supaya cukup bayar hanya Rp. 15.000,- saja dari harga resmi umum dewasa Rp. 25.000,- untuk masuk museum …….tengkyu Om Salim muach…….muach……..hihihihihihihi

Ini kali kedua saya berjumpa dengan beliau, dan suatu kehormatan sepanjang jejalah hari itu saya duduk manis bertiga bersama 2 teman cewe di mobilnya yang terbilang masih baru, menurut pengakuan beliau kepada kami bertiga, kami bertiga adalah orang luar pertama yang naik mobil beliau selain keluarga tercinta pastinya……..yuhuuuuuuu

  

Anindyajati Tunggadewi : di panggilnya Ajeng, ini kali ketiga perjumpaan gw dengan Ajeng. Perawakannya bongsor, orangnya ceria pembawannya dan ngemengnya banyak, jadi buat yang pertama kali kenal jangan sungkan buat negur cewe yang satu ini pasti di sambut dengan bersahabat dech, berkata mata serta berhijab sebagai ciri khasnya.

Ajeng ini adalah anggota termuda hari itu, baru awal jadi mahasiswi di salah satu kampus di Jakarta ngambil jurusan “Teknik bagian Menjahit”, tergila-gila dengan produk Jejepangan yang bernama Cosplay. Paling belia diantara kami bersebelas hari itu, walupun paling belia tetapi pemikirannya dewasa bingiiit dalam berutur, hingga saya sampai nanya ketika ke ketemu di jumpa kedua, “kerja dimana….???” Malah sempet kaget ketika Ajeng menjawab “baru lulus SMU……” katanya, nah lho……hihihihihi jadi salah sangka gw.

Gw salut sama Ajeng ini disaat temen seumurannya hobby jelajah mall atau nongkrong di kafe, ini bocah justru lebih memilih gaul bersama om-om dan tante-tente buat keluyuran ngubek-ngubek situs-situs bersejarah dan bangunan-bangunan kuno peninggalan sejarah jaman peradaban masa lalu, bahkan dirinya sendiri pun mengakui dasar pemikirannya lebih dewasa dari pada usianya…….caelah……hehehehehe betul tidak…………???



Prita Wikantyasning : Si Mba yang satu ini mintanya di panggil Priska saja…, orangnya tinggi langsing, berambut ikal diatas bahu serta berkaca mata, hari itu penampilannya rapi abis menggunakan kemeja kembang-kembang biru lengan panjang di padu dengan jeans biru dimasukkan pula jadinya rapi jali geto, berkaos kaki dan bersepatu.

Sepertinya baru pertama kalinya hari itu saya ketemu sama Priska, menurut pengakuannya dalam hal makan dia ini ngga bole telat, karena kalau telat masuk  angin bisa mendadak menyerangnya, jadi kebayang kan kalau gitu Priska ini paling rajin jajan dan ngemil diantara kami kaum cewe yang ikut. Entah kenapa sepenglihatan gw Si Mba yang satu ini agak pendiam untuk ukuran cewe, terus penyendiri pula…… pengen sich gw ngajakin ngobrol tapi sepertinya Si Mba ini lebih seneng menyendiri tanpa di ganggu untuk di tanya-tanya, jadnya saya juga ngga mau kepo getu…..hehehehe semoga gw salah dalam memandangnya………




Frieska Haridha & Titi : ini perjumpaan ketiga gw dengan Frieska, perawakannya sedang, hitam manis orangnya dan berhijab, hari itu ceria banget menikmati suasana jelajah sepanjang hari itu bersama sahabatnya Titi entah siapa nama lengkapnya ini baru pertama kalinya saya ketemu Titi, bodynya langsing dan kulitnya  coklat sawo matang, hari itu juga menikmati perjalanan sedang segala suasana dan kondisinya walaupun menurut pengakuannya kondisinya lagi kurang sehat, yang pasti hari itu nyaris mengabadikan setiap moment dengan menggunakan go pronya……


Prima Surya Abdullah & Shelda : ini perjumpaan kedua gw sama Prima, perawakannya tinggi seimbang dengan bobot tubuhnya, berkulit putih dan berkacamata sebagai ciri khasnya, yang pasti hari itu Prima seneng dech di bandingkan kami yang lain karena bisa menikmati akhir pekan bersama pujaan hatinya Shelda, yang tampaknya juga sangat menikmati suasana jelajah di siang yang cukup terik, sepertinya tidak bermasalah dengan panasnya cuaca membakar kulitnya yang putih, Shelda tampil casual hari itu berkaos putih di padu dengan celana lebar selutut warna hitam serta rambutnya di ikat ala ekor kuda.



Sonny Ferdianto : orangnya kecil tapi tidak mungil, roman wajahnya terkesan serius, kulitnya tidak bisa dibilang putih sih, mungkin putih tapi ngga bersih jadinya terkesan buluk……hehehehehe, Sonny ini teman kuliahnya Arief jadi gw ngga tau apakah gabung di Jayatara atas kemauan dirinya sendiri atau di paksa sama Arief biar kesannya anggotanya banyak geto……hahahahaha. Kalau baru kenal Sonny kesan pertama kelihatannya sich pendiam and sok cool…….tapi asumsi gw terpatahkan setelah kami pulang dan satu mobil……ngga taunya ngocehnya banyak bener bro…..dari cerita masa kuliah sampai jemuran bajunya yang berserakan……hahahahaha


                     
 Marita Setyaningsih : simpelnya di panggil Rita, selain gw cantik dan manis…….buat yang ngga setuju bodo amat…..hihihihihihihi, mungkin yang baru kenal sama gw terkesannya gw itu jutek dan judes…….hehehehe, lagian menilai diri sendiri juga pastinya ngga adil lah yah……..,padahal kalau uda kenal gw itu sedikit konyol, cenderung agak bawel sich terutama buat nanya-nanya ke hal-hal yang lebih pribadi sifatnya, dengan alasan buat bahan tulisan gw semata jangan sampai gw ngawur nulisnya sehingga menimbulkan prasangka dan praduga yang salah.....….padahal sosok yang gw tulis sebenarnya orangnya ngga getu, tapi kalau gw ngga bisa ngegali atau dapat info tentang seseorang yang baru gw kenal buat pertama kalinya, jadi yang gw tulis adalah penampakan yang ada  sembari berpikir kira-kira apa yang pas menggambarkan sosok yang gw bahas, sebagai yang nulis catatan perjalanan selama jelajah, ini kali pertama ikutan aktifitas out door mereka, gw salut sama komunitas yang satu ini, di saat WhatsApp beberapa group yang gw ikutiin udah pada mati segan hidup tak mau, tapi dari pertama di gw di jorokkin buat bergabung sama ketuanya di group WhatsApp Jayatara, sampai detik ini juga itu aktifitas di dunia maya kaga adanya mampusnya berkomunikasi, gw uda ngga pernah nyimak lagi, jadi entah apa yang mereka bicarakan, yang pasti ocehannya uda berjuta-juta kata dan beratus-ratus tema, bisa jadi harga cabai yang naik pun di bahas……hehehehehe

Seneng sich bisa gabung di group ini, karena ini termasuk group yang cukup solid dan ilmiah di banding komunitas lain yang gw ikutin, Jayatara tidak sekedar jalan-jalan semata, tetapi kita bisa belajar banyak hal dari tempat-tempat bersejarah yang kita datangi, jadi yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya bahwa dulunya di tempat itu ada kisah yang melegenda, bertemu dengan narasumber, serta sharing pengetahuan antar sesama teman dalam group dengan bikin seminar mini antar anggotanya, serta  berbagi informasi tentang peradapan sejarah-sejarah masa lalu yang pernah ada.

Terus buat yang uda gw bongkar-bongkar aipnya di atas, bilamana ada yang tidak berkenan mohon maap ya guys…….maklum gw hanya ngelihatnya sekilas dan selintas lalu hari itu jadi pastinya ada beberapa diantaranya yang tidak pas, semoga ngga ada yang ngerasa tersinggung apalagi sampai patah hati berasa mau bunuh diri di pohon tauge……, bilamana ada yang tidak berkenan bole tuch lapor di toko material terdeket……hehehehehe, terusnya buat yang ngga ada penampakan di fotonya di permaaf ya guys.....gw bongkar-bongkar hp tidak diketemukan ampe juling nyarinya......hihihihihihi

Okay guys……, kiranya cukup sekian dulu hasil pengamatan yang saya ikuti selama jelajah, next bilamana ada aktifitas our door lagi ke tempat yang lebih seru gw bisa ikutan lagi, gw belum lama nulis blog jadi pastinya masih jauh sempurna, jadi masih belajar mengasah kemampuan buat ngerjainnya,  ngarep kritik dan saran biar tulisan gw makin asyik buat di baca, tetapi sejauh gw nulis blog belum ada yang ngeritik and ngasih saran…..jadinya ya gw ngga pernah tau tulisan gw ini uda bener atau masih kurang………yang pasti gw masih berusaha terus belajar menulis dan berpikir menuangkan memori manakala gw ngga bikin contekan selama jelajah, biar tulisan ini makin asyiiik buat di baca.


Buat gw dengan melihat peninggalan sejarah yang ada, secara tidak langsung menumbuhkan rasa bangga dalam diri sendiri, bahwa dahulunya Negara Indonesia adalah bangsa yang memiliki banyak peninggalan sejarah  peradapan yang kaya dengan aneka ragam seni dan budaya serta berkwalitas tinggi, yang kini menjadi legenda dengan berjuta kisah dan cerita,   ……………#salamwisatabudaya.

yuhuuuuuu.........next trip kita blusukan kemana lagi nich........


Komentar

Postingan Populer