KESYAHDUAN PANORAMA ALAM KAMPUNG NAGA & BERHARMONINYA KEHIDUPAN CANDI CANGKUANG



BLUSUKAN LONG WEEKEND BERSAMA JAYATARA ITU.......JANGAN DILAKUKAN LAGI........PEGEL BRAY.......


hai bray......kita bertujuh siap blusukan Jelajah Garut.......

Kompromi Dengan Diri Sendiri

Bulan di tahun 2016 ini telah tiga bulan terlewati, tetapi gw masih belum dapat kesempatan traveling keluar kota lagi.....sementara kegelisahan dan keresahan kalbu terdalam belum terpenuhi menghidup udara luar megopolitan......hihihihihi lebay ngga penting binggit buat di ceritaiin......, karena buat gw traveling itu adalah “oksigen kedua kehidupan yang mesti sesekali kudu di update”......dan karena gawean gw sekarang freelancer jadi mesti kudu bisa ngatur waktu agar ngga bentrok satu sama lain. Banyak tawaran trip mengoda iman datang silih berganti cuman ya itu harganya tidak bisa kompromi dengan penghasilan gw.....jadi mesti berhitung cermat agar tidak terlalu jebol bolak balik gesek ATM.....yuhuuuuuu

Saat salah satu komunitas yang gw ikuti bikin acara blusukan ke luar kota di share dengan tujuan wisata budaya dan sejarah ke Garut memutuskan untuk ikut, apalagi setelah menerima itenerarynya lumayan asyik dan gw belum pernah menjamahnya.....

Sebenernya blusukan bersama Komunitas Jayatara ini bukan untuk yang pertama kalinya, tetapi ini baru pertama kalinya gw ikut ke luar kota, itu pun terlalui dengan debat kusir yang panjang X lebar = rebet........hahahaha, berganti-ganti lokasi, rencana, terus para peserta ada yang batal, dan urusan rebet lainnya datang silih berganti, sampai-sampai gw ragu-ragu antara mau ikut atau tidak......???, gw bisa memaklumi hal itu namanya banyak orang pasti ide dari banyak orang yang sumbang saran itu bermacam-macam arah dan tujuan serta alasan-alasan yang dikemukakan, terutama para arkeolog yang sudah pernah kesana dan para pencinta sejarah dengan argumen masing-masing. Setelah berdiskusi dengan diri sendiri memutuskan untuk ikut.....berhitung dengan nurani dan memantapkan langkah kaki mengeksekusi diri joint blusukan ke Garut dengan segala printilannya......yuhuuuuuu

Hari Yang Dinantikan Itu Tiba

Menyadari blusukan ini mengambil kondisi long weekend, pasti resikonya macet di jalanan itu pasti jadi mesti kudu siap secara fisik. Saat akan berangkat seorang sahabat menelpon mengabarkan kalau salah seorang teman kami batal ikut karena hari Sabtu ada tugas kuliah yang harus di presentasikan......nah lho.....nah lho......dalam hati, masih sempat bertanya ini blusukan jadi apa tidak ya...??? tanya gw kala menjawab telepon, karena tetapi jadi cap cus berangkat menuju titik penjemputan seperti awal diskusi dalam group kamunitas.

Menunggu di halte rawa buntu dengan bawa gembolan yang agak banyak itu bikin rebet apalagi yang janji ngejemput belum lagi muncul....setelah setengah jam akhirnya yang ditunggu datang, segera beranjak menghampiri ....tancap gas membelah tol Jakarta lingkar luar menuju lokasi untuk bertemu dengan mobil yang satu lagi, meskipun gw duduk manis disamping pak sopir yang sedang bekerja, tetap wae mah......pegel dan nga nyaman......tetapi itu resiko macet, GPS pun tidak bisa 100% dijadikan andalan karena kadang-kadang suka ngaco.....setelah berputar-putar di jalan tol di tengah hiruk pikuknya kemacetan dan melalui jalanan yang berlubang, bergelombang dan tidak rata, sampailah kami di daerah Mekar Sari Kabupaten Bogor tempat bertemu dengan mobil yang satu lagi untuk selanjutnya berangkat bareng-bareng secara konvoi, memutuskan via Jonggol untuk menghindari kemacetan di tol Cipularang.


Macet Dan Banjir Itu.......Hajar Habis Bray..........

Resiko melakukan perjalanan weekend itu adalah macet plus ngebeteiin, sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia terkhusus warga Ibu Kota yang nga bisa ngeliat tanggal merah, yang ada mindahin jalanan macet Ibu Kota ke tol-tol menuju luar kota.
Mungkin kalau yang namanya macet kita bisa maklumi sebagai pengguna lalu lintas dan berbagi jalanan dengan sesama pengemudi, tapi kalau “melibas banjir” itu baru luar bisa, tidak akan jadi masalah bila mobil yang kita kendarai itu sejenis jeep, tetapi kalau yang kita kendarai berjenis sedan mini pulak.......waduh gawat bin cemas sebagai judul, saat melintas di jalan Raya Rancaekek terjadi banjir yang lumayanan tinggi, Sang Naga Gundul sebagai pemilik mobil was-was bukan kepalang tak terkecuali saya yang ikutan nebeng di mobilnya......cemas tingkat dewa melanda kalbunya karena selain belum lunas cicilannya, takut air merembes menembus mobil dan menyentuh amplifayernya yang masih tergolong baru.....hahahahaha, alhasil selama mobil di dorong oleh para pemberi jasa jalanan.......gw dan Sang Naga Gundung tegang bukan kepalang......gubraknya saat mobil Jenggot Naga melintas.....berucap : "Bismillah saja ya sembari menyelipkan senyuman tipis......." hiks....hiks....hiks...., senyum tipisnya itu membawa derita buat gw bray......please hentikan itu. 
Rasanya saat melintas banjir itu perut gw mules tak tertahankan....pikiran takut mogok di tengah-tengah banjir melanda jiwa, alhamdulillah berkat berjuangan abang-abang pemberi jasa kagetan.....selamatlah kami bertiga berserta si mobil cicilan itu aman-aman wae......tengyu ya abang-abang semua kalian bertiga memang luar biasa.......


Hotel Ramayana Garut

Masuk Kota Garut sudah menjelang malam sekitar jam 12.00 kurang lebih, city tour pun tidak sempat dilakukan sampai menjelang pulang kembali ke Jakarta........Memutuskan untuk menginap di Hotel Ramayana selama 2 malam, selain telah di booking hotel ini termasuk lumayan untuk kelas ukuran hotel, kamarnya luas dan bersih, tetapi yang penting dapat sarapan.....lumayanlah bray ngirit pengeluarkan walaupun kaga nendang untuk ukuran gw......hahahahaha. Karena tiba di Garut sudah larut malam memutuskan untuk istirahat buat blusukan esok harinya......



Blusukan Pertama Kesyahduan Panorama Alam Kampung Naga


narsiiis dulu sebelum eksplor......yuuhuuuuuiiiii 

Gw ngga akan cerita sejarah Kampung Naga, karena sudah banyak yang ngebahas tentang tempat ini, gw cuma mau cerita apa yang gw lihat dan gw alami selama gw berkunjung, yang pasti tempat ini sangat layak untuk di kunjungi bersama keluarga terutama anak-anak, karena secara tidak langsung dengan berkunjung ke Kampung Naga mengajarkan arti “kesederhanaan hidup di era globalisasi”, bahwa masyarakat Kampung Naga tetap survive menjalani hidup tanpa harus terpengaruh dengan internet, android maupun i phone.


penampakan Kampung Naga dari kejauhan

Sejauh mata memandang mata kita di manjakan oleh hijaunya padi yang menghampar bak karpet hijau nan terbentang luas, pepohonan yang tinggi menjulang menambah pesona keindahan poronama kampung ini, desau angin bersambut gemericik suara air sungai menambah eksotik kampung ini, sungguh ciptaan Allah Sang Maha Pencipta yang sangat luar biasa.


siapakan kondisi fisikmu  ya guys......

Bahagia rasanya bisa menginjakkan langkah kaki di tempat ini, serasa di manjakan oleh buaian alam, melihat kebersahajaan hidup warga masyarakat di kampung ini yang menerima kedatangan para wisatawan dengan tangan terbuka. Memang ada beberapa tempat yang di larang untuk di kunjungi dan di foto karena sudah menjadi aturan adat yang wajib ditaati.


kampung ini bersih, di sepanjang tangga terdapat tempat sampah

Masyarakat Kampung Naga sendiri sebenarnya tidak menolak modernisasi, tetapi demi saling menjaga kerukunan antar warga satu dengan warga lainnya mereka tetap menjaganya untuk tidak hidup secara berlebihan apalagi konsumtif, beda dengan Suku Baduy Dalam dimana mereka tidak boleh memiliki barang-barang modern karena aturan adat. Kehidupan  Suku Kampung Naga ini jauh lebih modern dengan bisa memiliki kasur, kelambu, almari dan peralatan-peralatan modern lainnya, tetapi memang ada batasan-batasan tertentu seperti tidak diperbolehkan listrik masuk di kampung ini.


vandalisme seperti ini jangan pernah ditiru......

Aturan adat di kampung ini rumah harus menghadap utara selatan dengan filosofi saling hidup rukun berdampingan satu sama lain antar anggota keluarga dalam kekerabatan mereka, jadi saling menjaga hablum minannas diantara mereka. Penduduk suku ini beragama islam jadi di kampung ini juga terdapat masjid, ada juga balai warga buat para penduduk untuk berkumpul.


hamparan padi yang membentang luas menjadi mata pencaharian utama


sungai menjadi irigasi pertanian 

Mata pencarian utama penduduk Kampung Naga ini adalah bertani, berdagang ada pula yang menjadi pegawai negeri, bahkan anak-anak di kampung ini pun bersekolah bahkan ada pula yang menempuh pendidikan hingga bangku kuliah.


tara....ini Kampung Naga itu

namanya Pangsholatan dulu sebagai tempat beribadah sebelum di bangun masjid


Masjid di Kampung Naga

Rasanya ingin berlama-lama di tempat ini jika dimungkinkan ingin sekali menginap, tetapi sayang untuk menginap tidak di perbolehkan, kecuali jika memang ada kepetingan untuk mengadakan penelitian itupun harus mendapatkan ijin terlebih dahulu dari Ketua Adat setempat.

rumat adat Kampung Naga yang saling berhadapan melambangkan saling hidup rukun


atap rumahnya menggunakan rumbia
 
MCK di kampung ini
Sekedar Tips :
a. untuk berkunjung di tempat ini gunakan alas kaki yang nyaman dan baju yang sopan ya guys....
b. ikuti aturan dan peraturan adat setempat jangan dilanggar, aturan ini akan di berikan oleh tour guide anda sebelum ke lokasi,
c. disini kita bisa belanja souvenir, bole sich nawar tapi jangan keterluan dalam menawar ya bray....hargai jerih payah dan hasil karya penduduk setempat, karena dengan berbelanjar secara tidak langsung kita dapat membantu perekonomian mereka, dan.....
d. yang terpenting adalah siapkan fisik anda dengan baik, karena lumayan buat naik dan turun tangga, apalagi yang ngga pernah olah raga......berasa berat bingiiit dah, usahan sarapan ya guys supaya fit terutama saat pulang karena harus nanjak anak tangga yang jumlahnya + 400......hajaaaarrrrr bray......


 
di rumah salah satu penduduk Kampung Naga

beras di kampung ini masih di tumbuk secara tradisional menggunakan lesung

aneka ragam souvenir di jual di Kampung Naga....belanja....belanja......

selamat tinggal......



Blusukan Kedua Berharmoninya Kehidupan Candi Cangkuang




Pagi menjelang saatnya berkemas untuk segera kembali ke Ibu Kota.....tapi sebelum pulang singgah dulu ke Candi Cangkuang yang letaknya tidak terlalu jauh dari Kota Garut, jalanan menuju lokasi sangat adem mata kita dimanjakan oleh hamparan hijau kekuningan tanaman padi yang dalam waktu dekat siap untuk di panen, tidak hanya itu 4 (empat) gugusan pegunungan besar mengelilingi Desa Cangkuang, kebayang panorama yang menghampar dari Gunung Haruman, Gunung Kaledong, Gunung Mandalawangi dan Gunung Guntur menambah cantik pesona alam menuju lokasi, rasanya betah berlama-lama di tempat ini....suasananya sepi, sejuk dan damai....jauh dari polusi udara.

panorama nan indah nampak dari seberang danau

kami siap blusukan.......
Oh ya guy.....gw ngga akan ngebahas soal sejarah dan peradaban tentang Candi Cangkuang ini, karena sudah banyak artikel-artikel wisata yang ngebahasnya, jadi gw cuma ngebahas apa yang gw lihat sepanjang mata memandang. 




Menuju Candi Cangkuang wajib hukumnya naik rakit, karena candi ini berada di sebrang jadi kudu naik rakit.....tapi kalau mau gretong silahkan berenang menyebrangi danau.....hehehehe, tarif rakit sendiri berfarisai harga perorang sebesar Rp. 4.000,- tapi harus berjumlah 20 orang baru rakit jalan, kalau mau carter tanpa mau nunggu mesti sewa rakit sebesar Rp. 80.000,- PP. Seru bingiiit sich menuju lokasi kita naik rakit nyebrangi danau sensasinya berbeda dengan candi-candi pada umumnya.


souvenir miniatur Domba Garut bikin gemeeessss.....


tas anyaman nan cantik layak di eksekusi

rakit-rakit mini khas Candi Cangkuang
Lokasi menuju candi di sepanjang sisi jalan terdapat kios-kios penjual souvenir khas daerah setempat, beberapa diantaranya unik dan bikin gemes dah.....seperti miniatur Domba Garut yang kondang itu dan miniatur rakit, jaket kulit, tas anyaman dengan desain modern pun di jual di lokasi ini, sayang di lokasi ini tidak terdapat penjual makanan ciri khas daerah setempat itu saja yang menurut gw perlu untuk di jual, agar para wisatawan yang berasal dari luar Garut mengenal makanan khas tradisional setempat.





rumah adat Kampung Pulo



berbentuk panggung dengan ukuran yang sama satu sama lainnya

Memasuki kawasan ini kita langsung bertemu dengan Kampung Pulo, di tempat ini terdapat “Rumah Adat Kampung Pulo”, kampung ini unik karena terdapat 6 (enam) unit rumah panggung yang bentuknya sama saling berhadapan satu sama lain, dan sebuah masjid. Menurut cerita mereka ini adalah keturunan dari Embah Dalem Arif Muhammad yang meninggalkan keturunan 6 (enam) orang perempuan dan 1 (satu) lelaki, yang perempuan mendapat bagian rumah satu persatu dan yang lelaki mendapat bagian masjid, sayangnya saat anak lelaki ini berusia 6 tahun beliau meninggal dunia jadi tidak meninggalkan keturunan. Suasananya damai, tenang dan teduh, rumah panggung yang berhadapan satu sama lain itu cukup terawat rapi serta bersih. Dan bangunan rumah di kampung ini tidak boleh berubah bentuk serta tidak boleh kurang dan lebih.





jalan menuju Candi Cangkuang



Situs Candi Cangkuang


Arca Dewa Siwa

Tidak jauh dari Kampung Pulo ini terdapat Candi Cangkuang merupakan satu-satunya peninggalan Hindu di tanah Pasundan. Ukurannya sangat minimalis lengkap dengan stupa dan di dalamnya terdapat Arca Dewa Shiwa. Bangunan candi ini cukup terawat dan lingkungan sekitarnya bersih dan teduh oleh pepohonan yang besar berada di sekitar candi.


Pintu Gerbang Makam



Makam Eyang Arif Muhammad

Lukisan Eyang Arif Muhammad

Di sebelah candi terdapat makam Eyang Embah Dalem Arif Muhammad yang menyebarkan Agama Islam pada abad XVII Masehi. Gw merasakan sensasi di tempat ini seakan-akan membawa kita ke masa silam melihat peradaban di masa itu.
Tidak jauh dari bangunan makam, terdapat Museum Situs Cagar Budaya Candi Cangkuang, di museum ini kita bisa melihat peninggalan sejarah di jaman itu, komplit dengan ceritanya yang akan di terangkan oleh seorang tour guide, jadi kalau mau tau soal sejarah peradaban Candi Cangkuang komplit special pakai telor......datang berkunjung kemari ye bray.......hehehehehe biar dengar dan ngeliat sendiri geto...... 


di lokasi Candi Cangkuang terdapat Museum

koleksi museum

Selain makam Eyang Embah Dalem Arif Muhammad terdapat juga Makam Eyang Kangjeng Sunan Pangadeggan, kurang lebih jaraknya sekitar 300 M, lokasi makamnya berada di atas dan di kelilingi oleh pohon-pohon yang besar jadi terkesan agak remang dan gelap. Tetapi pemandangan di sekitarnya......kece parah bray.....kita bisa melihat birunya gunung berpadu dengan cerahnya langit nan biru membentang di sertai gugusan awan....serta tanaman padi yang menghampar meluas bak lukisan alam.....sungguh luar biasa panorama alam di tempat ini, suara kicauan burung menambah syahdu dan romantis suasana.....hem.... indahnya negeriku.
 
makan Eyang Kangjeng Sunan Pangadeggan





bak lukisan alam

Hal-Hal Unik Selama Blusukan

Setiap perjalanan selalu saja ada hal-hal unik yang bikin geli saat diingat, hal-hal mengelikan itu antara lain :

1.  Setiap abis makan, selalu berhitung jumlah makanan yang di pesan masing-masing personalnya, plus tax, yang bikin geli manakala jumlah yang dibayarkan masih lebih nilainya, alhasil itu nota bolak balik dihitung berkali-kali sampai ditemukan nilai yang pas.....tapi dasarnya nga mau rugi selama makan nga sekalipun ngasih tip.....hehehehehe bukan pelit tapi tercantum tax & service jadi wajar dunk bila kite-kite nich nga pada rela ngasih tip.

2.  Nga tau kenapa selalu saja ada yang miskom soal pesanan, ada saja yang tidak sesuai, seperti lauk yang tidak ada, nasi yang tidak sesuai......pastinya yang pesen dongkol bin kesel secara uda nunggu lama....eh pesanan kaga sesuai, alhamdulillahnya itu tidak terjadi sama pesenan gw, kalau itu terjadi sama pesanan gw....gw samperin itu sampai dapurnya....hahahahaha

3.  Yang paling seru adalah “pertempuran sejati” antara Naga Gundul VS Jenggot Naga......setiap bertemu mereka berdua ini berkonflik ada saja yang tidak cocok.....uniknya mereka berdua tetep wae mesra dan tak mau terpisahkan satu sama lain. Ceritanya karena tidak selalu klop dalam menentukan jalan mana yang akan di tempuh, Naga Gundul berucap : “sepertinya kita berdua sudah tidak ada kecocokan lagi untuk melanjutkan perjalanan ini secara bersama, untuk itu marilah kita bercerai dan menempuh jalan hidup masing-masing.....”nah lho....nah lho..... saat kata-kata itu terlontar dari mulut Sang Naga Gundul......, Sang Jenggot Naga pun menjawab : “.....bila disaat engkau tidak lagi melihatku dan bersamamu......please jangan lupakan daku.....” gubrak dah

4.  Keunikan yang lain saat menuju balik ke Jakarta, karena arus balik liburan di tol Cipularang meningkat, di jalur lain ada longsor, Sang Naga Gundul memutuskan pulang via jalur puncak sekalian mengantar seorang teman yang rumahnya daerah Bogor, tetapi Sang Jenggot Naga memutuskan lewat Jonggol karena jarak tempuhnya lebih dekat, saat itu pula terjadi debat kusir yang lumayan seru antara Jenggot Naga VS Naga Gundul, pakai acara ngecek GPS segala dech, tetapi argumen Naga Gundul yang mengatakan bahwa jalur Jonggol memang lebih singkat  di banding dengan via puncak, tetapi jalanan via Jonggol sempit, gelap, banyak truk dan jalanan yang tidak rata.......alhasil analisa Jenggot Naga berbalik 180, yang tadinya Jenggot Naga “ngeyel” tetap mau lewat Jonggol luluh lantah seketika......memutuskan ngikut keputusan Sang Nanga Gundul......hidup Naga Gundul, karena sebelum terjadi debat Naga Gundul bilang sama gw dengan seyakin-yakinnya bahwa pasti Jenggot Naga akan mengikuti keputusan yang gw buat......hahahahahaha, emang ye biar mereka ini nga akur tapi kalau sudah berantem dengan jurus penalaran apapun....tetap wae mesra, yah namanya juga “laki bini”........hihihihihihihi

5.  Penah dengar yang namanya “Sambal Cibiuk”....? kalau loe-loe pade uda pernah denger nama ini sambel.....kita bertujuh bener-bener nikmatin ini sambel di tempat aslinya di daerah yang namanya Cibiuk......kebayang itu jauhnya, dari Kampung Naga jarak tempuhnya + 3 jam perjalanan......nah loh kurang kerjaan bukan, nahan laper selama 3 jam lamanya buat nikmatin ini sambel di tempat aslinya.......Cibiuk......oh Cibiuk.....haeduh, lebay bingiiit dah.....


Masjid Adat Kampung Pulo

ada sumur

dalamnya masjid, boleh dipergunakan oleh umum

Bertemu Dengan Orang-Orang Hebat

Di setiap melakukan perjalanan saya selalu bertemu orang-orang yang memang mumpuni di bidangnya, seperti beliau-beliau ini :


Bapak Heri tour guide Kampung Naga

1. Bapak Heri : Profesinya adalah seorang tour guide, beliau yang memandu kami hari itu saat berkunjung ke Kampung Naga. Mohon maap sebelumnya walaupun kondisi fisik beliau yang tidak sempurna, tetapi yang patut di ancungi jempol adalah semangat dan kesabarannya dalam memandu tamunya, keterbatasan fisik yang dialami Bapak Heri ini tidak terlihat menjadi masalah yang berarti bagi beliau, manakala harus naik turun tangga saat menuju lokasi, tuturnya sopan, pembawaannya ramah, bahkan beliau mengajak kami singgah di rumah salah seorang kerabatnya, dan menjawab semua pertanyaan-pertanyaan kami dengan sabar. Semoga dengan profesinya yang dijalani sekarang membawa rejeki yang berkah bagi keluarganya, amin.


Abah Pundung salah satu tokoh adat Kampung Naga

2. Abah Pundung : usia boleh senja....tetapi semangatnya luar biasa, saat saya jumpai beliau sedang membuat pegangan pisau, tanpa dinyana beliau ini orangnya jenaka dan lucu, hingga Sang Naga Gundul ingin membawa beliau pulang ke Jakarta......hahahahaha wani piro....???. Saat saya tanya berapa usia beliau.....??? di jawab dengan nada jenaka dan lantang pula “25 tahun” sautnya.....hahahahahaha, dan Abah Pundung ini adalah salah satu tokoh adat di Kampung Naga.


Bapak Umar tour guide Candi Cangkuang

3. Bapak Umar : beliau berprofesi sebagai tour guide di kawasan Candi Cangkuang, menurut pengakuannya beliau ini adalah salah satu keturunan dari Kian Santang. Saya sendiri sangat salut dengan profesi seorang tour guide karena untuk menekuni profesi ini harus menguasai sejarah dari lokasi tempat dimana dia bekerja. Bapak Umar ini dengan runtut menerangkan sejarah dari Candi Cangkuang, Prabu Siliwangi beserta keturunannya, hingga Eyang Dalem Arief Muhammad.


Blusukan ini bisa terlaksana berkat para anggota Jayatara yang rela bin kepaksa ikutan ngeluarin duitnye buat ikutan, mereka-mereka yang pasrah tanpa daya itu adalah :



Susanto Salim alias Babah Salim alias Naga Gundul : adalah sesepuh satu-satunya di komunitas ini yang ikutan, peran pembantu yang sangat penting selama blusukan, gimana ngga penting, semua urusan tempat menginap, makan dimana, jalan mana yang harus dilalui serta urusan remeh and nyaris nga penting jadi urusan Babah Salim ini, dan gw ngerasa kalau kaga ada Babah Salim ini blusukan bakal rempong binti rebet......yuhuuuu

Sang pengemudi handal di segala medan, memang tampilannya sosoknya serem secara badannya tinggi gede, kulitnya sawo matang menjurus ke arah keling, gundul plontos, matanya sipit, ibarat film beliau ini seperti bak tokoh mafia yang kejam dan berdarah dingin......yang pasti kalau anak kecil berada dalam pangkuan Babah Salim akan termewek-mewek......hiks...hiks....hiks.....

hem....ada yang kaga nich siapa...???

Rautnya bole saja sanggar..........tapi kalbunya selembut serutan es batu bikin meleleh.....gubrak dah, terbukti istri yang dipersuntingnya itu ditembak langsung di kawinin tanpa pakai acara pacar-pacaran......yuhuuuu ini yang wajib ditiru oleh lelaki sejati ya bray.
Berkesempatan nyaris sepanjang blusukan bersama beliau, gw banyak mendapatkan pelajaran hidup, pengetahuannya cukup luas dalam segala hal, memberi nasehat tetapi tidak mengurui, perhatian dan care sama teman, pengambil keputusan yang jitu berkat pengalaman hidupnya yang malang melintang penuh romantinka berkat kehidupan pahit yang pernah dijalaninya. Hingga akhirnya Babah Salim ini menjadi tempat curcol beberapa teman untuk share masalah pribadinya.

Kebisaannya banyak salah satunya adalah accupressure, alhasil gw merelakan diri menjadi kelinci percobaannya, jangan di tanya saat jemari tangganya yang cukup kokoh itu menyentuh ujung jari-jemari kaki gw......alhasil gw teriak meringgis menahan sakit....hiks....hiks....hiks, terdeteksi gw menderita beberapa penyakit kolesterol, darah tinggi, jantung...waduh berabe nich dianogsanya banyak bingiiit......

sepertinya aye mau beli rumah di sini kaga macet soalnya, adem, dan aye  bisa mandi di kali.........

Balik sosoknya yang angker itu terdapat kelembutan hatinya yang luar biasa romantis.....guys, hal ini dibuktikan dengan belanja souvenir dan makanan buat keluarganya tercinta......kebayang nga sich sosoknya yang “serem” itu ternyata berselimutkan kalbu yang lembut......jiaaaahhhhh gubrak dah hahahahahaha, terusnya......karena hari sudah larut malam bahkan menjelang pagi memikirkan seorang teman dan juga gw gimana caranya pulang, maka dengan hatinya yang seluas samudra itu dengan ikhlas hati beliau mengantarkan kami pulang tepat di depan pintu gerbang rumah kami masing-masing dengan selamat........hiks....hiks....hiks.....gw terharu abis bray dengan peristiwa ini, tengkyu ya Babah Salim.....i lope you full pokoke lah muac...muach....muach.....hehehehehehe, loe adalah lelaki sejati, seperti pepatah kuno yang mengatakan : don’t look the book just from the cover.......

Babah Salim ini perangainya humoris, candaannya bikin geli, spontan ucapannya, saking spontannya biasanya terlontar langsung kepada yang bersangkutan, salah satu korban yang selalu jadi sasaran spontanitasnya dalam “berantem mesra” itu adalah........




M Arief Wibowo alias Jenggot Naga : ini adalah Kepala Suku alias Presiden Jayatara#gwperes.....hihihihihi. Bapak yang satu ini wataknya keras cenderung kaku, jadi kalau sudah punya kemauan susah buat negonya matahin pendapatnya itu, harus punya argumen kuat buat dia bisa nerima pendapat kita, kalau bole saran nich....coba sesekali dengerin juga dong pendapat teman....kalau lagi bareng-bareng “buang itu egois” jauh-jauh ya bray.......hahahahahaha

Sosoknya tinggi untuk ukuran pria, berkaca mata minus sebagai ciri khas, kulitnya sawo matang terang, piara jenggot yang pasti.....terus agak sedikit kicklong permukaannya.....ups!!! maap....maap... Yang gw heran biar porsi makannya gila-gilaan “jatah Kuli” juga lewat bray.......hehehehehehe, tapi bodynya tidak membengkak nah itu die yang buat gw sirik makan banyak tapi kaga gendut......hem......tapi jangan gr dulu....yang pasti permukaan perutnya mulai membukit sich.....


Selama blusukan jadi korban “KDRT” Sang Naga Gundul berkat dengkurannya yang mengaum bak singa kelaparan itu, plus polah tidurnya yang lasak itu bikin Si Jenggot Naga ini ngungsi........jadinya dengan terpaksa sangat terpaksa malam itu dia ngerecokin numpang tidur di kamar tetangga......hahahahahahaha, gw Cuma bisa turut prihatin atas hal ini, tabahkan hatimu ya mas bro....



Frieska Haridha : ini perjumpaan gw dengan Frieska untuk yang kesekian kalinya, gw pikir pembawaannya kalem-kalem gimana geto....kaga taunya bocor juga orangnya, jadi membuat suasana blusukan bertambah meriah selain gw yang bawel.....
Sosoknya sedang cenderung ke arah bongsor.....ups!!!, kulitnya sawo matang terang, raut wajahnya oval berpadu dengan pipi cabinya,  kaca mata minus menjadi ciri khas penampilannya, berhijab dan tampil casual. Pembawaannya yang ceria itu menjadi siapapun cepat akrab bila pertama kali bersua, biar blusukan ini bisa lebih komplit dan lebih mendekatkan diri dengan saudaranya.....gw rasa Frieska ini “maksa” adik kandungnya buat ikutan biar quota seat segera terpenuhi.....dia itu bernama.....

abaikan penampakan di belakang......hahahahaha

Vivien Sylvina :ini pertemuan gw pertama kalinya dengan Vivien, postur tubuhnya lumayan tinggi dan langsing, kulitnya sawo matang agak gelap, seperti sang kakak berkaca mata dan berhijab menjadi ciri khasnya, pembawaanya ceria dan rame serta ramah, jadi buat yang baru kenal dan pertama kali ketemu bisa langsung haha hihi dengan Vivien.

Yang gw ngga tau bisa kompakan geto milih jalur profesi yang sama dengan sang kaka kandung yakni menjadi seorang akademisi alias dosen.

terus kompak ya neng......

Terus selama blusukan kaka dan adik ini kompak, akur dan klop, termasuk dalam hal berbelanja, sang kaka beli tas....sang adik pun ikutan beli tas.....hehehehe, kekompakan mereka berdua ini seru dan jujur bikin sirik gw, karena gw nga pernah ngetrip barengan saudara kandung dengan teman-teman mereka......buat Frieska dan Vivien semoga tetap rukun sampai akhir hayat ya.....



Prita Wikantyasning : Si mba yang satu ini punya “berkepribadian unik” yang tidak di miliki kebanyakan orang.......gw nga akan membuka keunikannya tersebut, karena itu sifatnya sangat pribadi.....jadi buat yang pengen tau seperti apa keunikan yang dimilikinya itu....lebih baik kenalan langsung dengan Si Mba Prita ini jadi bisa langsung tau keunikan apa yang dimilikinya itu......hehehehehehe

Prita begitu dia di sapa, sosoknya tinggi dan langsing sesuai dengan postur tubuhnya, tapi dia ngerasa gemuk katanya, kulitnya putih, rambutnya ikal sebahu, bermata sipit dan berkaca mata minus. Terusnya bawaannya komplit sebagaimana perempuan pada umumnya sampai kepernak-perniknya......

Si mba yang satu ini orangnya tidak banyak ngoceh seperti kebanyakan kaum hawa, dia ini lebih banyak diem walaupun tidak terdiam seribu bahasa, sepertinya lebih senang menyendiri menikmati suasana, terus anti yang sama namanya polusi apalagi asap rokok.....makanya protes bingiiit saat Naga Gundul akan ngisap rokok selama perjalanan......terus bikin pengakuan ke gw selama blusukan “kecewa” karena tempat yang di kunjungi telah pernah dia datangi jauh sebelumnya.....wajarlah dia kecewa, karena beberapa tempat yang di itenerary tidak tereksekusi seperti : Masjid Manonjaya dan Babancong.....itu terjadi karena manajeman waktu yang kocar kacir serta sikon yang tidak bersahabat, kita pikir dengan waktu 3 hari 2 malam bisa mengeksplor beberapa tempat dan syukur-syukur mampir pantai.....tetapi karena kocar-kacirnya waktu maka hal itu tidak bisa terlaksana......

Buat Prita....bole yuk kita blusukan ke pantai kalau ada waktu luang, karena katanya Sang Naga Gundul someday mau kok ngetrip asyik tanpa rebet asal waktunya cucok.....colek juga Ajeng Andindyajati.....



kalau pose....selalu berekspresi, gw suka gaya loe .......

Carla Eulogio : gw sudah dengar kalau blusukan kali ini ada “satu londo” yang akan ikut.....tadinya gw pikir yang namanya londo itu yang putih, tinggi, dan berambut jagung.....oh...oh....akan tetapi saat pertama kali bertemu ternyata dia sama wae dengan kite-kite....hehehehe, ya namanya juga “Londo Filipina” wilayahnya juga masih di Benua Asia juga jadi yah raut wajahnya sama juge dengan muke kite-kite geto.......

Carla ini sudah tiga tahun tinggal di Indonesia, gw ngerasa Carla bisa ikutan blusukan ini pasti juga berkat rayuan maut serta menyelipkan jurus tipsani oleh......Sang Jenggot Naga supaya quota terpenuhi......hahahahaha. Gw salut sama Carla ini selama blusukan tidak satu keluhanpun terlontar dari bibirnya, gw ngelihat setiap moment selama perjalanan di nikmati dengan suka cita, tanpa protes apapun, soal makan pun tidak rewel bahkan menikmatin setiap kuliner tradional yang ditawarkan terbukti setiap yang di pesan selalu habis, bahkan katanya Sambal Cibiuk itu cucok bingiiiiiiit dengan seleranya.


sangat menikmati blusukan dengan suka dan dukanya tanpa keluhan

Pemecah rekor dalam berbelanja selama blusukan, barang-barang seni buatan daerah setempat di belanjakan, termasuk juga makanan tradisional daerah, katanya akan di bawa pulang ke negaranya bulan Mei nanti, ada yang lucu dengan Carla ini saat membeli jaket kulit di kawasan Candi Cangkuang, setelah jadi tawar menawar deal harga Rp. 180.000,-........tetapi saat kita sedang istirahat di pintu keluar menuju rakit ada pedagang jaket kuli yang menawarkan harga Rp. 150.000,- awalnya.....tetapi saat kembali lagi pedagang itu balik lagi ke arah kami.....sang pedagang menawarkan harganya Rp. 125.000,-........waduh betapa gondoknya dia....hahahaha rasa penyesalan terlihat di raut wajahnya tetapi dia tetap saja tertawa dalam penyesalan........yuhuuuuu, next jangan kapok ikutan lagi ya kalau Jayatara Blusukan.........


penampakan Si Manis & Cantik  yang menawan hati........hahahaha gubrak....

Dan akhirnya gw “Si Macan (manis dan cantik)”  Marita yang nulis ini cerita......kalau bole jujur agak kecewa, karena banyak tempat yang tidak tereksekusi, dengan jarak tempuh yang cukup jauh hanya 2 lokasi yang bisa tereksekusi, kalau gw ngelihat ini karena manajemen waktu yang kurang bisa terkoordinir dengan baik, bahkan permintaan gw untuk mengeksplor Babancong yang letaknya di pusat Kota Garut pun tidak terkabulkan oleh Sang Jenggot Naga....hiks....hiks....hiks.....kejem banget itu watak next dengerin jeritan hati terdalam para anggota ya “Juragan”......


bertemu sahabat baru.......Londo Filipina......

Walaupun kecewa tapi berusaha berempati dengan kondisi yang ada, dan menikmati setiap moment selama blusukan dengan suka dan dukanya, belajar memaklumi namanya banyak orang pasti ngga bisa egois mikirin diri pribadi, berusaha menerima segala hal yang buruk dalam setiap kejadian dengan keikhlasan hati, yang namanya hidup itu pasti naik turun, tidak rata terkadang bergejolak, berliku terjal dan curam, jadi harus bisa berdamai dengan diri sendiri untuk menerimanya sepahit apapun itu......hahahahaha sok berfilsafat dah gw......tapi saya sedang belajar “menikmati kesulitan hidup dengan segala prosesnya”....


seneng dapat temen baru......

Blusukan ini mengunakan rumus 4L (loe lagi loe lagi....), minim lelaki alhasil gw nga dapat gebetan.....huahahahaha abisnya langka lelaki bro, yang pasti di setiap trip selalu mendapatkan hal-hal yang tak terduga dan kadang bikin takjub dengan kondisi yang ada, tak terkecuali blusukan kali ini dapat kenalan 2 teman baru yang semuanya menyenangkan karena personalnya welcome, dapat melihat tempat yang selama ini belum saya lihat, terus lebih memahami dan mengenal karakter teman-teman saya dengan lebih baik.
 
kemesraan ini jangalah cepat berlalu......hihihihi ada yang terkapar......


Hai guys.....loe mesti keluar rumah ajak sohib-sohibmu, Indonesia itu “keren parah”...kalau loe lebih sering ngemall dan nongkrong di cafe, wawasan loe ngga akan bertambah yang ada hidup loe jadi boring, duit keluar lebih banyak dan akhirnya cuman jadi konsumtif doangan........

Hidupku....Petualanganku.......yuhuuuuuuuu

Terus buat para sohib yang sudah saya kuak aip-aipnya mohon maap ye....kaga bermaksud menyinggung peranakan kalian....hihihihihihi tetapi saya menilai dari penampakan selama bersama, jadi itulah yang saya tulis, jika ada yang tidak bisa menerimanya saya mohon maap dari kalbu yang terdalam ye manteman......, yang bisa menilai diri gw ya pasti orang lain jadi siap terima krik dan saran ye..........see u next blusukan ye bray di lokasi yang lebih asyik serta menakjupkan......serta kaga pakai rebet#salamblusukan



Komentar

Postingan Populer