JELAJAH DARI STASIUN KE STASIUN SIKAAAT......


BELAJAR SEJARAH ITU
TIDAK AKAN PERNAH ADA HABISNYA

  

Potret Keluarga dulu kita biar kagak disangke Hoax


Buat gue disetiap melakukan perjalanan dimanapun dan kapanpun selalu menemui hal yang tidak pernah kita sangka sebelumnya, tidak semua perjalanan yang sudah kita rencanakan menjadi mulus tanpa kendala, terkadang kita harus membelokkan arah agar nantinya perjalanan itu menjadi bermakna. Seperti hari itu bersama para sabahat yang demen bingiiit akan sejarah masa lalu, bangunan lawas, lokasi yang mengandung nilai history, pokoke hal-hal yang berbau kuno bin antik, demen motret serta dipotret, menikmati akhir pekan dari stasiun ke stasiun.

Stasiun Nambo kagak pakai cieek ye guys....hahaha

Berawal dari nongky syantik di bilangan warung daerah kota pada hari Sabtu 17 Maret 2018 lalu, ngobrol ringan tentang cara asyik nikmati libur akhir pekan dengan cara unik, tanpa beban dan yang pasti murce.....ini penting ya guys hehehe. Di sepakatilah Nambo & Cikarang sebagai destination, penasaran dengan lokasi dua tempat ini setelah commuter line membuka stasiunnya di sini. Tujuan utama adalah membunuh rasa penasaran akan tempat ini, seperti apa  stasiunnya, apa yang menjadi ciri khas di daerah tersebut dan bisa menemukan hal-hal unik lainnya. Harus diakui upaya pemerintah berusaha menggurai kemacetan dengan menambah dan membuka rute-rute baru yang bisa di tembus oleh commuter line.
 
Potret Keluarga Kedua

Pagi itu Sabtu 24 disepakati bersama merapat di Stasiun Tanah Abang dan dua diantara kami menunggu di Stasiun Manggarai, commuter line jurusan Nambo tiba sekitar jam 07.22 begitu kereta datang melakukan gerakan secepat kilat untuk mendapatkan tempat duduk, maklum kereta menuju arah Nambo masih terbilang langka jadi kita harus menjadi “raja nekat” buat ngedapatin tempat duduk kalau perlu loe kudu dikit bar-bar kelless.....hahaha.

Stasiun Cikarang

Perjalanan menuju Nambo cukup lama sekitar 1 jam lebih, nampak pemandangan alam di sisi kanan kiri masih ada sawah, semak belukar, perkampungan, bahkan pabrik-pabrik tampak berjajar di tempat ini. Saat tiba di lokasi cuaca sedang hujan walaupun tidak deras tetapi tidak menjadi halangan besar buat kami para “noni-noni tangguh” terlebih untuk melihat-lihat kondisi sekitar stasiun dan yang pasti tidak lupa buat  PoSe.....hehehehe. Hanya singgah sejenak “meninggalkan jejak” kemudian kembali dengan kereta yang sama menuju arah Manggarai,tut..tut... naik kereta api.......

Potret Keluarga Ketiga

Begitu kereta melandaskan rodanya di rel Stasiun Manggarai secepat kilat menuju jalur berikutnya naik kereta menuju ke Bekasi, dengan cara yang sama nekat dan sedikit bar-bar buat ngedaptin tempat duduk....hahaha jarak tempuh sekitar 45 menit tiba di Stasiun Bekasi, begitu sampai.....waduh suasana stasiun begitu rame dan meriah banyak sekali calon penumpang yang akan bepergian menuju Jawa Tengah dan Jawa Barat. Rencana awal kita akan makan siang di Bekasi untuk kemudian melanjutkan menuju Stasiun Cikarang, tetapi berhitung dengan waktu dan jam kedatangan kereta menuju arah Cikarang yang hampir tiba 10 menit lagi, akhirnya kita memutuskan lanjut menuju Cikarang dengan pertimbangan waktu..... sikat bleh walaupun “naga” dalam perut udah mulai nendang perlahan....hiks...hiks... sabar ye naga bentar maning kita maem....

Stasiun Tambun & Pak Muhammad

Kondisi kereta menuju Cikarang bukan main penuhnya, biarpun sudah 12 rangkaian kereta semuanya penuh. Seiring dengan gema kumandang azan dzuhur kereta melandaskan rodanya sampai di stasiun....wow kondisi Stasiun Cikarang arsitekturnya mirip dengan Terminal 3 Bandara Soetta, memang belum rapi masih dalam tahap finihssing, terdapat fasilitas lift dan eskalator selain toilet dan musshola. Kita berenam memutuskan keluar stasiun selepas menunaikan ibadah sholat dzuhur sembari ngisi kampung tengah dan melihat-lihat kondisi sekitar stasiun, beruntung hari itu mentari lagi sedikit lesu, kebayang kalau kalau happy......wuiiiih gue yakin bakal cetar membahana membakar kulit....hehehe

Potret Keluarga Keempat

Urusan kampung tengah di warung sunda plus bakwan malang nebeng punya sohib terselesaikan sudah, saatnya PoSe sebagai tanda kita pernah meninggalkan jejak di tempat ini biar kagak di sangka hoax.....hahaha, lanjut kita balik maning naik kereta menuju Stasiun Tambun untuk singgah di Gedung Juang 45 Bekasi. Awalnya kita akan menuju Saung Ranggon, tetapi mencari info keberadaan lokasi ini tak seorangpun yang kita tanya mengetahuinya, akhirnya kita memutuskan mengeksplor lokasi lainnya.
 
Gedung Juang 45 Tambun Bekasi

Balik maning menuju Stasiun Cikarang menuju Stasiun Tambun, di stasiun ini fasilitasnya kacau guys, bangunanya hanya tinggal separo, tidak terawat temboknya pada coel dan tampak batu batanya menyembul tak tertutup semen, menandakan tempat ini kagak terawat dengan baik dan benar. Meminta ijin kepada beliau yang bertugas Pak Muhammad namanya untuk mengabadikan diri bersamanya di lokasi ini....cheersss cekrek, sekali lagi cekrek dan cekrek......hihihihi

Dalam Gedung Juang & Bang Reo

Tidak ada sebuah perjalanan yang sia-sia buat gue, hari itupun sebenernya tanpa rencana kita berenam berkunjung ke Gedung Juang 45 Bekasi, lokasinya dekat dengan stasiun kereta api Tambun jalan kaki sekitar 10 menit. Kondisi fisik bangunan secara keseluruhan masih bisa dikatakan dalam kondisi baik, memang sayangnya bangunan ini menjadi rumah tinggal kelelawar hingga membuat atapnya menjadi runtuh, padahal menurut penjaga baru dua bulan lalu sudah diperbaiki dan dalam kondisi rapi serta bersih, tetapi hari itu gue menjumpai terbanding terbalik dengan cerita penjaga gedung. Bukan cuma atap yang runtuh tetapi baunya kotoran kelelawar...... wueeek bikin mual dan pening mungkin buat orang yang peka bisa-bisa pengsan.....hihihihihi

Arsitek Gedung Juang 

Mari kita lupakan sejenak tentang bau-bauan tersebut, Gedung Juang 45 Bekasi ini dibangun secara dua tahap oleh seorang bangsawan cina tuan tanah bernama  Khouw Tjeng Kie, Luitenant der Chinezen. Tahap pertama pembangunan mulai pada tahun 1906, dan selesai pada tahun 1910, kemudian tahap ke-dua pada tahun 1925. Arsitektur bangunan ini di adopsi dari Jerman INGR ARCHT BUR BOND EN OGILVIE (Biro Insinyur Arsitektur Ikatan & Ogilvie),itu mengapa di sini menjadi sarang kelelawar konon katanya menurut Bang Jo yang menjumpai kita sore itu mengisahkan tentang datangnya kelelawar di tempat ini, beruntung sekali hari itu di lokasi sekitar gedung ini sedang ramai dengan kegiatan kesenian yang akan diadakan ke esokan harinya Minggu 25 Maret 2018, seperti biasa dimana ada kegiatan pasti ada orang dagang berkumpul, ada yang jual mainan anak-anak, miniatur ondel-ondel, dodol, kerak telor, gorengan, pecel,bir pletok, minuman dan makanan lainnya, yang pasti meriah sebagai judul.
 
Peta Bekasi Tahun 1724


Mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Abang Reo tampang boleh jampang serem.... tapi hatinya baek bener dah, nganterin ngider kite berenam keliling gedung sembari cerita-cerita riwayat masa lalu itu gedung. Kondisi dalam gedung sendiri masih tergolong original dari mulai tembok, pintu, jendela, kusen, tegel dan pernak pernik yang ada di dalamnya. Selain ketemu sama Bang Reo kita bertemu dengan Bang Jo yang menyapa dan menghampiri kita dengan ramah and welcome berbagi kisah tentang sejarah masa lalu tentang Kota Bekasi dan tempat-tempat bersejarah yang ada dan bisa dijadikan kunjungan jelajah.
 
Keramik yang terdapat dalam Gedung Juang


Tentu jelajah ini tidak menjadi seru meriah kalau gue kagak barengan para sohib yang tergabung dalam pentolan-pentolan KJB’s, mereka-mereka itu adalah :

Unie Nani, ciyuuus bingiiit ouy

Nabura Cruise @ gue menjuluki Si “Mapping Queen”, secara dia ini selalu mengupdete tempat yang akan dituju komplit dengan jam keberangkatan & kedatangan kereta, terus selanjutnya naik kita kudu naik apa menuju lokasi. Selain hobi di futu dari belakang dan samping, teh manis panas adalah minuman kegemarannya, menyukai hal-hal yang berbau unik dan kekunoan, orangnya easy going dan bisa menyesuaikan kondisi, kalau lagi jelajah topi, payung dan jaket tidak boleh terlewatkan itu barang sakral yang wajib dibawa, baginya kala harus jelajah harus punya plan A, B, C, D, dst jadi tidak harus kaku seperti yang tak pernah di perjanjikan sebelumnya.....hehehehe bukan begitu Unie......


Juragan Dodol, Jeung Tjatur

Tjaturi Dwi @ kalau mba yang satu ini boleh lah kita juluki dia Si “Tongsis plus Update Queen” yups, selalu pas menggunakan tongsisnya bila bernarsis dan langsung update via sosmate begitu usai wefie bertongsis jadi buat kita enak nich langsung terima futu di wall masing-masing tanpa perlu kita repot share futu lagi.....hehehehe. Kulitnya hitam manis perpaduan Jawa dan Betawi, perawakannya sedang, berhijab dan berkacamata sebagai ciri khasnya, pembawaannya kagak rewel dan setuju wae bila terjadi perubahan rencana, yang penting bisa selfi dan wefie ya mba Tjatur....hehehe

Mbakyu Ida Farida.....

Ida Farida @ kalau mba yang satu ini sepertinya lebih menikmati suasana dan kondisi sekitar dari tempat yang baru didatangi, tertarik dengan kunyahan tradisional setempat yang menjadi ciri khas untuk dibeli dan dijadikan buah tangan, narsis sich bila ada lokasi yang dianggap unik buat PoSe.....yuhuuuuu, entah kenapa selalu dikaitan dengan......

Gue uda gagah belum nyak...?

Ida Maryana @ yang selalu di bilang kembaran yang beda ibu dan beda bapak, entah dari mana julukan kembar itu datang.......hehehehe. Kalau cewe yang ini gue juluki Si “Shopping Queen”, kemanapun dan dimanapun pergi pasti ada saja yang dibelanjakan, seperti hari itu selain jajan, belanja madu & beberapa potong baju di lokasi bazar. Pembawaannya ceria dan langkahnya pasti, penampakannya gagah, raut wajahnya oval, kulitnya bolehlah dibilang terang berpadu dengan rambut panjangnya yang ikal.

Welcome to Cikarang

Sondang Susan @ kalau Ito yang satu ini gue juluki Si “Jepret Queen”, sayang hari itu tidak bawa kamera kesanyangannya karena nampaknya hari itu dia hanya ingin menikmati suasana jelajah dengan cara santai tanpa perlu ribet bawa-bawa kamera yang berat, jadi cukup dengan android di tangan cukuplah buat mengabadikan dirinya sendiri dan jepret di beberapa lokasi......yuhuuuuuu

hauduuuhhhh..... kok gue kagak nemu kodok nich....

Vera Sembiring @ ito yang satu ini biasanya palaing semangat bila jelajah, selalu terdepan sebagai penunjuk langkah, tetapi karena hari itu kondisinya kurang sehat akhirnya hanya ikut jelajah di Stasiun Nambo dan jepretin kita berenam, untuk akhirnya pulang karena kondisi kesehatannya tidak memungkinkan lanjut jelajah di lokasi lain, tengkyu buat Vera yang sudah jepret kita di Stasiun Nambo.

Princess PoSe dulu ......hehehe

 Princess Sahrita @ dan gue.... yang nulis cerita perjalanan ini, setiap langkah dimanapun dan kapanpun pasti meninggalkan kesan tersendiri, berusaha menikmati dengan kondisi serta situasi yang ada lebih tepatnya cepat tanggap beradaptasi dengan keadaan yang setiap saat berubah. Hari itu terharu karena di Gedung Juang 45 Tambun Bekasi di terima dengan baik oleh Bang Reo dan Bang Jo, mengajak bereliling ke dalam gedung dan berkisah tentang sejarah dari gedung itu sendiri, dan itu meninggalkan kesan mendalam bagi gue pribadi menerima sambutan yang begitu tulus dari mereka berdua. Dan begitulah cerita penjelajahan hari itu meninggalkan kesan tersendiri bagi setiap personilnya, masih pengen jelajah lagi dan lagi.....
  
hai girls........next kite jelajah kemana lagi nich....???

Komentar

Postingan Populer