SI LUMBA-LUMBA TELUK KILUAN
EKOWISATATELUK KILUAN LAMPUNG
Lumba-lumba itu lucu ya, untuk melihat kelucuan itu saya
mengambil keputusan menjejakkan langkah kaki pada tanggal 31 Mei sampai dengan 2 Juni 2013 menuju pulau Sumatera lebih tepatnya Lampung. Dengan rombongan sembilan belas orang kita meninggalkan Slipi Jaya pukul 21.30
Wib menuju Pelabulan Merak dengan
menggunakan bus umum, maklumlah kita-kita ini tergabung dalam kelompok pencinta
jalan-jalan murah meriah, jadi harus rela dan ikhlas banget agak menderita
sepanjang perjalanan. Perjalanan saya kali ini agak lain dari perjalanan saya
sebelumnya karena ini perjalanan yang lebih membutuhkan banyak tenaga karena
kita harus rela naik bus umum dari tempat kami berkumpul di Slipi Jaya, menuju
pelabuhan Merak, menyebrang menggunakan kapal laut menuju Pelabuhan Bakaeuhuni,
kemudian di sambung dengan menggunakan mobil menuju tempat tujuan selama 6 jam.
![]() |
Panorama Pantai Klara Pagi menjelang Siang |
Dengan menggunakan kapal laut kami
serombongan tiba di Pelabuhan Bakaeuhuni sekitar pukul 4.00
Wib, bersyukurlah kami karena mobil jemputan yang sudah di order dari
Jakarta sudah datang menunggu kita di
tempat parkir sehingga kami tidak perlu menunggu terlalu lama. Setelah beberes,
sarapan dan bertemu dengan gaet lokal, kami bergerak meninggalkan Kota Lampung
menuju Teluk Kiluan. Menuju Teluk Kiluan kita melewati kondisi jalanan yang
bergelombang, curam, naik, turun, berlobang selama perjalanan, tetapi serunya
justru di situ karena di setiap tempat pasti ada kisah dan keistimewaan
tersendiri buat menjadi cerita, bertemu dengan penduduk lokal dan teman-teman
yang baru sepanjang perjalanan menjadi suatu kesan tersendiri yang tidak dapat
dilupakan dalam setiap episodenya.
![]() |
Panorama Teluk Kiluan |
Menuju Teluk Kiluan ini dibutuhkan waktu ± sekitar 6 jam lamanya melalui jalan darat untuk mencapai
Ekowisata Teluk Kiluan yang terletak di koordinat S5.749252 E105.192740 dari
arah Pelabuhan Bakaehuni, atau kurang lebih sekitar 80 km dari Kota Bandar
lampung. Dari Bakaeuhuni kita bisa mengikuti jalur lintas timur Sumatera sampai
dengan pertigaan arah Pelabuhan Panjang. Kemudian ambil jalur Pelabuhan
Panjang, terus ke arah Lempasing, Mutun dan diujung jalur ini kita akan ketemu
Teluk Kiluan.
![]() |
Pose....dulu di Pantai Klara |
Namun sebelum sampai ke teluk ini, perlu perjuangan ekstra keras,
karena tidak semua jalur yang kita lalui beraspal, sebuah perjalanan
yang tidak mudah, dengan kondisi jalan yang rusak, bergelombang, berliku, naik
turun, terjal penuh dengan goncangan, maka tibalah kami teluk kiluan. Sebelum tiba di Teluk Kiluan
kita singgah sejenak di Pantai Klara sekedar melepas lelah dan menikmati
suasana pantai dengan hembusan angin dan deburan ombak.
![]() |
debur ombak sepanjang pantai |
Wisata alam Teluk Kiluan terletak di
Desa Pekon Kiluan Negeri, Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus, Provinsi
Lampung, dengan Topografinya yang
berbukit dan berlembah menarik untuk dijelajahi. Panorama alam pedesaan semakin
terasa ketika perjalanan memasuki wilayah Kecamatan Punduh Pidadah. Wilayah ini berbatasan langsung dengan Kecamatan
Kelumbayan, Tanggamus. Disini kita akan melewati
kawasan persawahan yang masih terbentang sepanjang perjalanan. Yang unik dari
lokasi ini adalah kita serasa berada tengah berada di Pulau Bali. Tampak berjajar pura-pura Hindu
berdampingan damai dengan masjid, dari mulai bangunan rumahnya dan tempat
ibadahnya. Sayang sekali kami tidak sempat mengabadikan pesona keidahan dan
keharmonisan antara Pura dan Masjid yang berjajar itu, mungkin hal ini
disebabkan karena ingin segera tiba di lokasi, maklumlah kami semua sudah cukup
lelah, tersasar pula dan terguncang setelah melakukan
perjalanan sepanjang kemarin.
![]() |
Penampakan Sang Surat Terbit |
Panorama Teluk Kiluan Pagi Hari
Teluk Kiluan sendiri berbatasan langsung dengan Samudra
Hindia, teluk ini mempunyai kedalaman dan suhu yang cocok bagi Lumba-lumba.
Itulah mengapa Lumba-lumba sering mampir dan berenang di kawasan ini. Lumba-lumba di Kiluan termasuk jenis
lumba-lumba mulut botol. Setidaknya ada dua jenis lumba-lumba di perairan ini,
spesies pertama adalah lumba-lumba hidung botol {Tursiops Truncatus} dengan
badan yang lebih besar dan pemalu. Spesies yang kedua adalah lumba-lumba paruh
panjang {Stenella Longirostris} yang bertubuh lebih kecil dan senang melompat.
Namun lumba-lumba tersebut jumlahnya makin lama makin turun karena perburuan
yang dilakukan oleh manusia. Konon kabarnya kumpulan lumba-lumba yang ada di Teluk Kiluan
adalah yang terbesar di Asia bahkan mungkin dunia. Perjalanan dengan menggunakan perahu motor atau jungkung ke
laut lepas biasanya dimulai sekitar pukul 06.00 sampai 09.00
pagi hari. Ketika cuaca terang dan
ombak laut tenang, wisatawan bisa menyaksikan ratusan lumba-lumba berenang
secara berkelompok dan berlompatan di laut di
kawasan sekitar Teluk Kiluan, dan aktifitas yang yang dapat kita lakukan adalah
berenang dan snorkeling di sekitar Pulau Kelapa dan Laguna.
![]() |
ada home stay buat nginep namanya Pondok Anak Abah |
Saya merasa beruntung hari itu karena kami mendapatkan penginapan yang cukup baik dan bersih di Pondok Anak Abah, selain menyediakan fasilitas pondok beliau juga menyediakan fasilitas tenda untuk berkemah. Adalah Pak Tatang beliau ini adalah pemilik Pondok Anak Abah tempat kami bermalam, menurut ceritanya beliau baru 2 tahun mendirikan tempat ini, Pondok Anak Abah ini baru memiliki satu pondok dengan kondisi yang cukup terawat, dalam pondok terdapat 2 kamar tidur yang cukup luas, 1 ruang keluarga yang bisa dipergunakan untuk bermalam, 3 kamar mandi 1 berada di dalam dan 2 berada di luar. Di tempat ini pula para wisatawan juga disediakan tenda jika ingin bermalam di luar pondak, menginap dalam tenda tentu akan menambah suasana menjadi lebih terasa berada diluar alam bebas dengan kondisi tenda yang cukup aman. Listrik di tempat ini terbatas pemakaiannya karena masih menggunakan generator yang akan mulai menyala dari pukul 6 sore sampai 6 pagi. Sayang saya tidak sempat bertanya lebih jauh apa profesi Pak Tatang ini sehari-harinya selain mengurusi pondok.
Pak Reza namanya orangnya berpostur cukup tinggi dengan
perawakanan badan sedang dengan rambut agak gondrong kemerahan, roman mukanya
serius tetapi cukup ramah menyapa kami saat datang, siapa menyangka beliau
adalah seorang chef alias tukang masak alias koki, masakannya sangat luar biasa
menurut kami semua yang menikmati hidangan ikan bakar pada malam itu,
menurutnya dia ingin setiap tamu yang
datang berkunjung tidak kecewa dengan santapan yang di hidangkan, maka alhasil
dia selalu mengorder ikan sebelum di masak sesuai yang dia inginkan istilahnya
dia hanya mengingikan hasil ikan berkelas yang akan di hidangkan kepada tamu
yang menginap ditempat tersebut, jadilah kami semua sangat menikmati makan
malam dan makan siang yang amat sangat lezat bagai di restoran seafood sungguh
harus diancungi jempol buat masakan Chef Reza ini. Ada hal lain yang menarik di kehidupan Chef Reza ini, dulunya beliau pernah tinggal
dan hidup di Jakarta berprofesi sebagai seorang guru Akuntansi di daerah Kemang Jakarta Selatan
selama 5 tahun. kemudian tahun ke 6 Chef Reza atas ajakan seorang temannya
pindah ke Pekalongan Jawa Tengah dan bekerja di perusahan ekspor impor udang
milik orang korea, kalau saya tidak salah beliau bekerja selama kurang lebih 15
tahun. Kemudian memutuskan kembali ke kampung halamannya Lampung karena krisis moneter di
tahun 1998-1999, banyak para investor yang kesulitan keuangan dan kondisi
perusahaan yang mulai goyah sehingga Chaef Reza memutuskan ke Lampung dan berprofesi seperti sekarang ini menjadi
Chef di Pondok Anak Abah. Kepadaian memasak ini diperoleh sejak kecil katanya
kepada saya, cerita itu saya dapat tatkala siang itu saya tidak ikut teman-teman
yang lain pergi ke Pantai Laguna, saya ngobrol banyak hal dengan beliau tidak
menyangka pengetahuannya cukup luas, kami diskusi dari mulai soal hukum,
politik dan keadaan Negara saat ini, sungguh mengesankan buat saya berdiskusi
dengan Chef Reza selain jagoan masak dia juga mengikuti perkembangan politik di
Negara kita ini, hanya satu hal yang tidak dia sukai yakni melakukan kegiatan
dalam air seperti berenang, snorkeling maupun diving padahal sehari-hari
hidupnya berkutat di sekitar pulau.
Pak
Iik, Saya (Rita), Jimmy, Pak Tatang
Jimmy namanya masih muda dan penuh semangat, yang membuat saya
takjub dan berkesan adalah dia begitu sangat mencintai alam khususnya
taman laut sehingga rela tanpa dibayar mau melakukan dan merawat taman laut
yang berada di seputar Teluk Kiluan ini dengan tanpa pamrih, dia sudah
menjalani kegiatan menanam karang entah apa istilahnya sudah 3 tahun lamanya.
Menurutnya taman laut teluk Kiluan kondisinya amat mengkhatirkan hal ini
disebabkan oleh perburuan nelayan yang mencari ikan dengan menggunakan bom,
sehingga secara tidak sadar mereka telah merusak habiat taman laut dan ikan
yang seharusnya tidak perlu mati dan merusak terumbu karang. Padahal
pertumbuhan karang laut jika tidak dirawat hanya tumbuh sekitar 2 inci setiap
tahunnya, tetapi jika dirawat akan tumbuh sekitar 7 inci, bisa dibayangkan akan
membutuhkan waktu selama bertahun-tahun untuk itu. Memang wajib dan harus ada
sosialisai terus-menerus untuk itu, tidak hanya dibutuhkan kesadaran dari para
nelayan yang bermukin dan mencari ikan di tempat tersebut tetapi juga
para wisatawan yang datang berkunjung, semakin banyak wisatawan yang datang
berkunjung akan semakin terancam taman laut tersebut jika kita tidak bijak
memperlakukannya.
Jimmy ingin setiap trip yang dia adakan ada donasi untuk pemeliharaan bagi lingkungan taman laut, keingnan terbesar dia adalah untuk kawasan wisata yang berada di Lampung khususnya wisata laut pengunjung hendaknya menyisihakan dananya untuk pemeliharaan terumbu karang taman laut dan diberi sosialisasi sebelum mereka melakukan aktifitas snorkeling dan diving.Saat saya bertanya tentang lumba-lumba apakah harus menggunakan jungkung untuk melihatnya….? dia mengatakan dulu sekitar tahun 90an saat Teluk Kiluan belum sepopuler sekarang, kita tidak perlu melihat lumba-lumba dengan menggunakan jungkung, kita cukup melihat di sekitar bibir pantai sekitar pukul 6 sampai 9 pagi saat lumba-lumba muncul untuk mencari makan, tetapi seiring dengan makin banyaknya para wisatwan yang datang berkunjung makin sulit mereka muncul karena perburuan itu menyebabkan mahluk ini makin jarang muncul hal ini disebabkan oleh sonar atau pendengaran lumba-lumba yang begitu peka terhadap bunyi-bunyian sehingga tentunya lumba-lumba akan mencari habitat yang aman dan nyaman untuk aktifitasnya mencari makan, mahluk ini pun jika tidur dia hanya memejamkan matanya sebelah secara bergantian supaya tetap terjaga dari gangguan hewan lain yang akan menyerangnya. Ngobrol dengan Jimmy saya banyak mendapatkan hal dan pengetahuan baru terutama tentang dunia laut, karang, dan tempat-tempat wisata di Indonesia yang bagus taman lautnya dan masih terjaga dengan baik, saya salut dengan obsesinya yang begitu besar sebagai putra asli daerah menginginkan seputar Teluk Kiluan taman lautnya bisa kembali seperti dulu, itu makanya kenapa dia kembali ke Lampung meninggalkan pekerjaannya yang sudah mapan sebagai web desainer di Kota Bandung. Karena menurut saya tidak banyak anak muda jaman sekarang terutama putra daerah bila sudah hidup dan berhasil di kota besar perduli dengan kampung halamannya terutama membangun wisata daerahnya.
Jungkung Untuk Melihat Lumba-Lumba
Si Mahluk Lucu Lumba-Lumba
Lumba-lumba adalah mahluk yang sangat
amat peka pendengarannya sehingga bila ia mendengar suara yang keras dia tidak
akan muncul kepermukaan, hanya sekedar saran bila ingin menikmati dengan puas
bagaimana lucunya lumba-lumba Teluk kiluan datanglah pada saat hari biasa alias
week day, menurut cerita Tukang Jungkung bila tidak banyak Jungkung lumba-lumba
akan berdatangan dan berlompat mencari makan, bahkan mungkin jika kita
beruntung lumba-lumba akan mengitari Jungkung kita, dan minta kepada Si Abang
Tukang Jungkung untuk mematikan mesin sehingga lumba-lumba akan mendekat.
![]() |
penampakan lumba-lumba saat mencari makan |
Sayangnya
saya datang di hari libur, jadi terlalu banyak jungkung yang berlomba-lomba
untuk membawa wisatawan ke ketempat lumba-lumba berada, alhasil saya tidak
begitu banyak melihat si mahluk lucu ini, apalagi harus membidiknya, namum ada
beberapa teman yang dapat membisik si lumba-lumba ini, entah kenapa yang aneh
tidak satupun futu si lumba-lumba ini di share, padahal kita berwisata ke Teluk
kiluan untuk melihat si lumba-lumba ini bukan.....????? (semoga setelah
tayangan tulisan ini ada yang penuh dengan kesadaran mengshare futu-futu
tersebut....ditunggu ya.......)
![]() |
lumba-lumba selalu berombongan saat menampakan dirinya |
Berharap dalam setiap melakukan perjalanan wisata saya
tidak hanya sekedar datang, berfutu narsis, dan sekedar membuang sampah
terus pulang, saya ingin setiap datang berkunjung akan membawa kenangan yang
selalu akan saya ingat selamanya akan tempat itu dan berbagai pengalaman dengan
calon wisatawan lain yang akan datang berkunjung. Itu makanya saya hobby banget
nanya-nanya sama penduduk setempat yang saya jumpai dengan berbagai macam
profesi, dan di tempat ini pun saya menjumpai orang-orang yang hebat menurut
kacamata saya, dimana mereka begitu suka cita melakukan pekerjaannya dengan
tulus dan ihklas, walaupun terkadang penghasilannya tidak menentu, dengan saya
ajak ngobrol tentang profesi mereka, dengan senang hati mereka biasanya
menceritakan pengalaman kehidupan mereka dengan segala suka dukanya cara
bertahan dan mempertahankan hidup di tempat tersebut.
Sebuah perjalan yang cukup menyenangkan dan pengalaman
baru buat saya melihat Mahluk Laut Si Lucu Lumba-Lumba dilautan lepas
menggunakan jungkung, bertemu teman-teman baru, penduduk asli setempat dan hal-hal
unik sepanjang perjalanan. Dan
akhirnya perjalanan Teluk Kiluan ini harus berakhir
dengan berlabuhnya kapal yang kami tumpangi di pelabuhan Merak untuk
selanjutnya harus berganti transportasi bus menuju Jakarta dan kembali ke rumah
masing-masing……..
Teman-Teman Selama Perjalanan Trip Kiluan
Dalam trip kali ini saya pergi dengan 18 orang, diantaranya ada beberapa yang sudah saya kenal dan
belum, buat :
1. Aprilia Pratama, saya mengenalnya baru di trip ini
adalah korban pertama dari Yanti yang dipaksa ikut trip ini…..konon gosipnya di Group WA Kiluan Lampung saya baru
tahu kalau katanya Dolok naksir sama April ini….he….he…he… bener ngga ya?
2. Ade Ratna, mba yang satu ini baru
saya kenal pertama kalinya di trip ini juga, adalah temen dan sekaligus jadi korban
bujukan dan rayuan dari Erwin agar mau ikut ini trip, tau dah setelah itu
nyesel apa kaga buat ikutan lagi….
3. Agustin Ross, yang sempat kehilangan dompet waktu akan pulang menuju
dari Lampung menuju Jakarta, tapi syukurlah ada yang menemukan dan mengembalikan
isi identitas yang ada di dompet dengan utuh kecuali uangnya…….
4. Bintang Cemerlang Yoghastika, temen dan korban kedua dari
Erwin….. cewe yang satu ini abis di cemburuin sama Yanti Muthia M
karena selain kulitnya
putih dan bersih mba yang satu ini emang cantik banget……..,
sampai-sampai yanti kaga mau futu jejer sama dia….he…he…lucu juga Yanti ini sampai segitunya
5. Dyan Maris,….abang yang satu ini manis banget dah kulitnya,
wajahnya agak ke arab-arabpan bak pilem-pilem India yang suka memerankan tokoh Inspektur
Vijai……he….he….. berperawakan tinggi dan kurus,teman
semobil saya selama perjalanan yang nyaris kaga dengar suaranya, sepertinya korbannyakeduaYanti
yang dipaksa ikut trip ini…..
6. Dini Nur Oktaviati,saya cemburu dengan cewe yang
satu ini karena tingginya semampai…………saya mengenalnya baru pertama di trip ini
dan ini adalah korban ketiga Yanti yang dipaksa ikut trip ini juga
7. Dinda Arifah, saya mengenalnya baru pertama di trip ini dan ini
adalah korban keempat Yanti yang dipaksa juga buat ikutan trip ini
8. Dina Mahardikha, pembawaannya
riang, lucu dan humoris serta yang paling saya
ingat dari dina ini adalah dia “teman berantem mesra” dengan Dolok, ributnya
mereka berdua saling suruh dan ejek itu yang bikin suasana trip ini lebih
meriah pokoke
gubrak abis dah…….buat mereka berdua, saking ceria dan hebohnya dina
sampai-sampai harus kehilangan kamera pula, oh betapa malang nasibnya harus
membayar harga yang sangat mahal ikutan trip kali ini, tau dah dia kapok apa
kagak buat ikutan lagi…….
9. Dolok Steven Butar-Butar, ini bocah…….hebohnya
minta ampun ini saya satu kelompok jungkung bersama Sri dan Dolok, waduh yang namanya Dolok
ini ramenya luar biasa teriak-teriak kalau liat si lumba-lumba muncul dan
berlompatan, sampai-sampai saya tak sempat mengabadikan dengan baik mahluk lucu
itu, mungkin takut dengan suara teriakan dari Dolok yang lumayan kenceng itu saat saya satu jungkung waktu melihat Si Lucu Lumba-Lumba
teriak-teriak kenceng banget, sampai-sampai tuch lumba-lumba takut ngedeket ke
jungkung kami karena teriakan Dolok……..tapi dia baik lho mau nemein saya nyari
taxi sewaktu kami turun Pintu Tol Kebon
Jeruk, tapi karena dia juga harus turun situ juga sich secara rumahnya di
daerah Joglo…..
10.Erwin Ruly Setiawan, saya
mengenal pertama kali saat trip Pulau Peucang, saat bertemu dia malam itu saya melihat wajahnya seperti orang bingung, selidik
punya selidik ternyata dia jadi korban dadakan penderitaan Joshua yang
diserahi tugas, tanggung jawab dan amanat penderitaan bagi para peserta trip ……..Erwin tabahkan hatimu ya teman….,
11. Fachri Rosyadi, ini pacarnya Ratu, saat trip ini mereka
berdua terpaksa harus berpisah mobil karena dipaksa
menjadi korban kedua
setelah Erwin oleh Joshua,Fachri sempat
pusing tujuh keliling dan nyaris tidak bisa
tidur selama perjalanan karena dia mendapat tugas dan tanggung jawab serta
amanat penderitaanyang amat sangat berat buat
kami semua, tapi salut buat Fachri karena dia akhirnya dapat
mengatasi semua permasalahan dan situasi dengan baik
dan cukup sukses walaupun dalam kondisi kalang kabut dan grabak grubuk,yang
paling spesifik dari nih orang adalah kaga bisa ngeliat air bawaannya gatel
pengen nyemplung melulu……qik….qik……qik…….
12.Joshua Sahelangi, saya menjulukinya Pak Camat
dan ini satu-satunya orang yang kaga ikut dalam trip kali
ini, dikarenakan harus menjalankan sebuah Tugas
Negara demi mengicar
Jabatan Walikota maka dengan terpaksa dia membatalkan
tidak ikut bersama kami sehingga akhirnya
melimpahkan tugas dan tanggung jawab sepenuhnya kepada
Fachri, Yanti dan Erwin…….pengen rasanya kalau ketemu dia gw guyur pakai air seember………….
13. Prasetyo Eqo, mas yang satu ini pacarnya dinda……yang
terpaksa turut serta menjadi korban bujukan penderitaannya dari Yanti pula untuk ikutan ini trip…..
14.Ratu Agung, saya juga mengenalnya pertama kali saat trip ke Pulau Belitong, awal pertama kali
mengenalnya orang pendiem dan jaim abis…….berikutnya ternyata agak bocor
15. Rika Pujiyani, …………..mbanya ini sepertinya pendiem ya jadi saya tidak
menggingatnya…maaf dech……
16.Sri Rejeki Simanjuntak, saya mengenalnya saat trip ke
Pulau Belitong, yang mengaku profesinya adalah seorang guru akan tetapi kenapa saya meragukan
profesianya itu ya….ha…ha…karena menurut saya dia orangnya koplak abis dech
17.Yunita Tumewu
Halim,
panggilannya Ayu …..kaga nyambung nyak dengan nama aslinya……hi…hi…hi….. teman semobil saya selama perjalanan yang nyaris kaga
dengar suaranya, sepertinya mba Ayu ini adalah korban terakhirnya Yanti yang dipaksa
ikut trip ini supaya quotanya segera penuh…….dan lucunya lagi di WA Kiluan
Lampung Mba Ayu ini menjuluki Joshua dengan sebutan Om Joss Gandossss…………….
18.Yanti Muthiah M, ……….yang cemburu abis-abisan
dengan Bintang ………dia bendahara dari trip ini, yang
terpaksa harus puyeng dan mumet karena itung-itungan duit dan menerima limpahan tugas dadakan
dari Joshua, saya mengenalnya saat trip Dieng dan Pulau Peucang.
Saya sendiri Marita Setyaningsih@.............Maaf ya manteman jika ada yang tidak berkenan
dengan hal-hal yang saya ceritaiin diatas, buat yang pengen nambahin nich
cerita boleh banget ya, seneng bertemu dengan kalian semua walaupun
pertemuannya singkat tapi berkesan, semoga suatu hari nanti kita dapat
kesempatan trip bareng di suatu tempat yang lebih mengesankan.
Ada yang terlewatkan
di episode trip kali ini, di setiap saya trip dengan Joshua si pengagas nich acara
ada, biasanya kami sehabis makan malam ada acara ramah tamah perkenalan dari
para peserta trip, kenalan satu persatu, menyebutkan identitas, kegiatan dan
kesan dalam trip yang diadakan kali ini, tapi rupanya “ritual” malam itu
terlewatkan……he….he……he……jadi akhirnya kaga perlu dech kita buka-buka dosa-dosa
identitas diri masing-masing dah yuhuuuuuuuu…………….

Petualangan nya biikin iri. Kapan coba saya bisa kesana. Pengen banget. Tapi lampung jawa timur jauhnya kok minta ampun.
BalasHapus