SI LUMBA-LUMBA TELUK KILUAN

EKOWISATATELUK KILUAN LAMPUNG

foto keluarga dulu wajib hukumnya di setiap trip

Lumba-lumba itu lucu ya, untuk melihat kelucuan itu saya mengambil keputusan menjejakkan langkah kaki pada tanggal 31 Mei sampai dengan 2 Juni 2013 menuju pulau Sumatera lebih tepatnya Lampung. Dengan rombongan sembilan belas orang kita meninggalkan Slipi Jaya pukul 21.30 Wib  menuju Pelabulan Merak dengan menggunakan bus umum, maklumlah kita-kita ini tergabung dalam kelompok pencinta jalan-jalan murah meriah, jadi harus rela dan ikhlas banget agak menderita sepanjang perjalanan. Perjalanan saya kali ini agak lain dari perjalanan saya sebelumnya karena ini perjalanan yang lebih membutuhkan banyak tenaga karena kita harus rela naik bus umum dari tempat kami berkumpul di Slipi Jaya, menuju pelabuhan Merak, menyebrang menggunakan kapal laut menuju Pelabuhan Bakaeuhuni, kemudian di sambung dengan menggunakan mobil menuju tempat tujuan selama 6 jam. 

Panorama Pantai Klara Pagi menjelang Siang
Dengan menggunakan kapal laut  kami serombongan tiba di Pelabuhan Bakaeuhuni sekitar pukul 4.00 Wib, bersyukurlah kami karena mobil jemputan yang sudah di order dari Jakarta  sudah datang menunggu kita di tempat parkir sehingga kami tidak perlu menunggu terlalu lama. Setelah beberes, sarapan dan bertemu dengan gaet lokal, kami bergerak meninggalkan Kota Lampung menuju Teluk Kiluan. Menuju Teluk Kiluan kita melewati kondisi jalanan yang bergelombang, curam, naik, turun, berlobang selama perjalanan, tetapi serunya justru di situ karena di setiap tempat pasti ada kisah dan keistimewaan tersendiri buat menjadi cerita, bertemu dengan penduduk lokal dan teman-teman yang baru sepanjang perjalanan menjadi suatu kesan tersendiri yang tidak dapat dilupakan dalam setiap episodenya.


Panorama Teluk Kiluan 

Menuju Teluk Kiluan ini dibutuhkan waktu ± sekitar 6 jam lamanya melalui jalan darat untuk mencapai Ekowisata Teluk Kiluan yang terletak di koordinat S5.749252 E105.192740 dari arah Pelabuhan Bakaehuni, atau kurang lebih sekitar 80 km dari Kota Bandar lampung. Dari Bakaeuhuni kita bisa mengikuti jalur lintas timur Sumatera sampai dengan pertigaan arah Pelabuhan Panjang. Kemudian ambil jalur Pelabuhan Panjang, terus ke arah Lempasing, Mutun dan diujung jalur ini kita akan ketemu Teluk Kiluan. 

Pose....dulu di Pantai Klara

Namun sebelum sampai ke teluk ini, perlu perjuangan ekstra keras, karena tidak semua jalur yang kita lalui beraspal, sebuah perjalanan yang tidak mudah, dengan kondisi jalan yang rusak, bergelombang, berliku, naik turun, terjal penuh dengan goncangan, maka tibalah kami  teluk kiluan. Sebelum tiba di Teluk Kiluan kita singgah sejenak di Pantai Klara sekedar melepas lelah dan menikmati suasana pantai dengan hembusan angin dan deburan ombak.


debur ombak sepanjang pantai

Wisata alam Teluk Kiluan terletak di Desa Pekon Kiluan Negeri, Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, dengan  Topografinya yang berbukit dan berlembah menarik untuk dijelajahi. Panorama alam pedesaan semakin terasa ketika perjalanan memasuki wilayah Kecamatan Punduh Pidadah. Wilayah ini berbatasan langsung dengan Kecamatan Kelumbayan, Tanggamus. Disini kita akan melewati kawasan persawahan yang masih terbentang sepanjang perjalanan. Yang unik dari lokasi ini adalah kita serasa berada tengah berada di Pulau Bali. Tampak berjajar pura-pura Hindu berdampingan damai dengan masjid, dari mulai bangunan rumahnya dan tempat ibadahnya. Sayang sekali kami tidak sempat mengabadikan pesona keidahan dan keharmonisan antara Pura dan Masjid yang berjajar itu, mungkin hal ini disebabkan karena ingin segera tiba di lokasi, maklumlah kami semua sudah cukup lelah, tersasar pula dan terguncang setelah melakukan perjalanan sepanjang kemarin.

Penampakan Sang Surat Terbit

Ternyata untuk mencapai Pulau Kiluan kita masih harus menyeberang sekitar ± 10 menit lagi dari tempat kita parkir mobil, ini disebabkan karena tempat menginap kita berada di sebrang dan menuju kesana harus menggunakan perahu yang disebut Jungkung. Menyusuri  sepanjang Teluk Kiluan kita akan melihat pemandangan pulau yang masih terbilang asri, pasir putih, dengan suasana yang hening hanya terdengar deburan ombak, sesekali kiacauan burung, cocok sekali sebagai tempat peristirahatan atau tempat untuk mencari inspirasi-inspirasi baru. Penginapan sederhana yang berbentuk rumah panggung sudah tersedia di pulau ini, yang disediakan untuk para tamu yang ingin menginap. Untuk ukuran sebuah pulau yang terletak di pedalaman, penginapan ini tergolong lumayan bagus yang dilengkapi dengan fasilitas standar. Jika kita menginginkan berkemah maka oleh pemilik penginapan akan dibukakan tenda dengan fasilitas berkemah standar.
  
                   Panorama Teluk Kiluan Pagi Hari                                      


Teluk Kiluan sendiri berbatasan langsung dengan Samudra Hindia, teluk ini mempunyai kedalaman dan suhu yang cocok bagi Lumba-lumba. Itulah mengapa Lumba-lumba sering mampir dan berenang di kawasan ini. Lumba-lumba di Kiluan termasuk jenis lumba-lumba mulut botol. Setidaknya ada dua jenis lumba-lumba di perairan ini, spesies pertama adalah lumba-lumba hidung botol {Tursiops Truncatus} dengan badan yang lebih besar dan pemalu. Spesies yang kedua adalah lumba-lumba paruh panjang {Stenella Longirostris} yang bertubuh lebih kecil dan senang melompat. Namun lumba-lumba tersebut jumlahnya makin lama makin turun karena perburuan yang dilakukan oleh manusia.  Konon kabarnya kumpulan lumba-lumba yang ada di Teluk Kiluan adalah yang terbesar di Asia bahkan mungkin dunia. Perjalanan dengan menggunakan perahu motor atau jungkung ke laut lepas biasanya dimulai sekitar pukul 06.00 sampai 09.00 pagi hari. Ketika cuaca terang dan ombak laut tenang, wisatawan bisa menyaksikan ratusan lumba-lumba berenang secara berkelompok dan berlompatan di laut di kawasan sekitar Teluk Kiluan, dan aktifitas yang yang dapat kita lakukan adalah berenang dan snorkeling di sekitar Pulau Kelapa dan Laguna. 

ada home stay buat nginep namanya Pondok Anak Abah 

Saya merasa beruntung hari itu karena kami mendapatkan penginapan yang cukup baik dan bersih di  Pondok Anak Abah, selain menyediakan fasilitas pondok beliau juga menyediakan fasilitas tenda untuk berkemah. Adalah Pak Tatang beliau ini adalah pemilik Pondok Anak Abah tempat kami bermalam, menurut ceritanya beliau baru 2 tahun mendirikan tempat ini, Pondok Anak Abah ini baru memiliki satu pondok dengan kondisi yang cukup terawat, dalam pondok terdapat  2 kamar tidur yang cukup luas, 1 ruang keluarga yang bisa dipergunakan untuk bermalam, 3 kamar mandi 1 berada di dalam dan 2 berada di luar. Di tempat ini pula para wisatawan juga disediakan tenda jika ingin bermalam di luar pondak, menginap dalam tenda tentu akan menambah suasana menjadi lebih terasa berada diluar alam bebas dengan kondisi tenda yang cukup aman. Listrik di tempat ini terbatas pemakaiannya karena masih menggunakan generator yang akan mulai menyala dari pukul 6 sore sampai 6 pagi. Sayang saya tidak sempat bertanya lebih jauh apa profesi Pak Tatang ini sehari-harinya selain mengurusi pondok.
                       
bisa nenda kalau tidak mau nginep di home stay


Pak Reza namanya orangnya berpostur cukup tinggi dengan perawakanan badan sedang dengan rambut agak gondrong kemerahan, roman mukanya serius tetapi cukup ramah menyapa kami saat datang, siapa menyangka beliau adalah seorang chef alias tukang masak alias koki, masakannya sangat luar biasa menurut kami semua yang menikmati hidangan ikan bakar pada malam itu, menurutnya  dia ingin setiap tamu yang datang berkunjung tidak kecewa dengan santapan yang di hidangkan, maka alhasil dia selalu mengorder ikan sebelum di masak sesuai yang dia inginkan istilahnya dia hanya mengingikan hasil ikan berkelas yang akan di hidangkan kepada tamu yang menginap ditempat tersebut, jadilah kami semua sangat menikmati makan malam dan makan siang yang amat sangat lezat bagai di restoran seafood sungguh harus diancungi jempol buat masakan Chef Reza ini. Ada hal lain yang menarik di kehidupan Chef Reza ini, dulunya beliau pernah tinggal dan hidup di Jakarta berprofesi sebagai seorang guru  Akuntansi di daerah Kemang Jakarta Selatan selama 5 tahun. kemudian tahun ke 6 Chef Reza atas ajakan seorang temannya pindah ke Pekalongan Jawa Tengah dan bekerja di perusahan ekspor impor udang milik orang korea, kalau saya tidak salah beliau bekerja selama kurang lebih 15 tahun. Kemudian  memutuskan kembali ke kampung halamannya Lampung karena krisis moneter di tahun 1998-1999, banyak para investor yang kesulitan keuangan dan kondisi perusahaan yang mulai goyah sehingga Chaef Reza memutuskan ke Lampung dan berprofesi seperti sekarang ini menjadi Chef di Pondok Anak Abah. Kepadaian memasak ini diperoleh sejak kecil katanya kepada saya, cerita itu saya dapat  tatkala siang itu saya tidak ikut teman-teman yang lain pergi ke Pantai Laguna, saya ngobrol banyak hal dengan beliau tidak menyangka pengetahuannya cukup luas, kami diskusi dari mulai soal hukum, politik dan keadaan Negara saat ini, sungguh mengesankan buat saya berdiskusi dengan Chef Reza selain jagoan masak dia juga mengikuti perkembangan politik di Negara kita ini, hanya satu hal yang tidak dia sukai yakni melakukan kegiatan dalam air seperti berenang, snorkeling maupun diving padahal sehari-hari hidupnya berkutat di sekitar pulau.

            Pak Iik, Saya (Rita), Jimmy, Pak Tatang

Jimmy namanya masih muda dan penuh semangat, yang membuat saya takjub dan berkesan  adalah dia begitu sangat mencintai alam khususnya taman laut sehingga rela tanpa dibayar mau melakukan dan merawat taman laut yang berada di seputar Teluk Kiluan ini dengan tanpa pamrih, dia sudah menjalani kegiatan menanam karang entah apa istilahnya sudah 3 tahun lamanya. Menurutnya taman laut teluk Kiluan kondisinya amat mengkhatirkan hal ini disebabkan oleh perburuan nelayan yang mencari ikan dengan menggunakan bom, sehingga secara tidak sadar mereka telah merusak habiat taman laut dan ikan yang seharusnya tidak perlu mati dan merusak terumbu karang. Padahal pertumbuhan karang laut jika tidak dirawat hanya tumbuh sekitar 2 inci setiap tahunnya, tetapi jika dirawat akan tumbuh sekitar 7 inci, bisa dibayangkan akan membutuhkan waktu selama bertahun-tahun untuk itu. Memang wajib dan harus ada sosialisai terus-menerus untuk itu, tidak hanya dibutuhkan kesadaran dari para nelayan yang bermukin dan mencari ikan di tempat tersebut  tetapi juga para wisatawan yang datang berkunjung, semakin banyak wisatawan yang datang berkunjung akan semakin terancam taman laut tersebut jika kita tidak bijak memperlakukannya.




Jimmy ingin setiap trip yang dia adakan ada donasi untuk pemeliharaan bagi lingkungan taman laut, keingnan terbesar dia adalah untuk kawasan wisata yang berada di Lampung khususnya wisata laut pengunjung hendaknya menyisihakan dananya untuk pemeliharaan terumbu karang taman laut dan diberi sosialisasi sebelum mereka melakukan aktifitas snorkeling dan diving.Saat saya bertanya tentang lumba-lumba apakah harus menggunakan jungkung untuk melihatnya….? dia mengatakan dulu sekitar tahun 90an saat Teluk Kiluan belum sepopuler sekarang, kita tidak perlu melihat lumba-lumba dengan menggunakan jungkung, kita cukup melihat di sekitar bibir pantai  sekitar pukul 6 sampai 9 pagi saat lumba-lumba muncul untuk mencari makan, tetapi seiring dengan makin banyaknya para wisatwan yang datang berkunjung makin sulit mereka muncul karena perburuan itu menyebabkan mahluk ini makin jarang muncul hal ini disebabkan oleh sonar atau pendengaran lumba-lumba yang begitu peka terhadap bunyi-bunyian sehingga tentunya lumba-lumba akan mencari habitat yang aman dan nyaman untuk aktifitasnya mencari makan, mahluk ini pun jika tidur dia hanya memejamkan matanya sebelah secara bergantian supaya tetap terjaga dari gangguan hewan lain yang akan menyerangnya. Ngobrol dengan Jimmy saya banyak mendapatkan hal dan pengetahuan baru terutama tentang dunia laut, karang, dan tempat-tempat wisata di Indonesia yang bagus taman lautnya dan masih terjaga dengan baik, saya salut dengan obsesinya yang begitu besar sebagai putra asli daerah menginginkan seputar Teluk Kiluan taman lautnya bisa kembali seperti dulu, itu makanya kenapa dia kembali ke Lampung meninggalkan pekerjaannya yang sudah mapan sebagai web desainer di Kota Bandung. Karena menurut saya tidak banyak anak muda jaman sekarang terutama putra daerah bila sudah hidup dan berhasil di kota besar perduli dengan kampung halamannya terutama membangun wisata daerahnya.

Jungkung Untuk Melihat Lumba-Lumba 

Sebenarnya ada satu lagi Pak Iik namanya tapi dengan beliau saya tidak mengobrol sama sekali sehingga saya tidak tahu apa profesi beliau, yang jelas selama saya berada di sana, Pak Iik ini pergi ke tengah laut bersama dengan Jimmy dan Pak Tatang serta Abang Si Tukang Jungkung yang selama ini telah dengan baik melayani kami pergi mencari ikan pesanan Chef Reza. Juga buat dua orang ibu-ibu yang telah membantu memasak dan menyiapkan segala kebutuhan buat kami selama tinggal disana, seorang bapak yang cukup terlatih telah menyiapkan tenda buat kami bermalam dan seorang anak kecil yang bernama mumun yang lucu dan malu-malu saat saya tanya-tanya.

Si Mahluk Lucu Lumba-Lumba

Lumba-lumba adalah mahluk yang sangat amat peka pendengarannya sehingga bila ia mendengar suara yang keras dia tidak akan muncul kepermukaan, hanya sekedar saran bila ingin menikmati dengan puas bagaimana lucunya lumba-lumba Teluk kiluan datanglah pada saat hari biasa alias week day, menurut cerita Tukang Jungkung bila tidak banyak Jungkung lumba-lumba akan berdatangan dan berlompat mencari makan, bahkan mungkin jika kita beruntung lumba-lumba akan mengitari Jungkung kita, dan minta kepada Si Abang Tukang Jungkung untuk mematikan mesin sehingga lumba-lumba akan mendekat.

penampakan lumba-lumba saat mencari makan

Sayangnya saya datang di hari libur, jadi terlalu banyak jungkung yang berlomba-lomba untuk membawa wisatawan ke ketempat lumba-lumba berada, alhasil saya tidak begitu banyak melihat si mahluk lucu ini, apalagi harus membidiknya, namum ada beberapa teman yang dapat membisik si lumba-lumba ini, entah kenapa yang aneh tidak satupun futu si lumba-lumba ini di share, padahal kita berwisata ke Teluk kiluan untuk melihat si lumba-lumba ini bukan.....????? (semoga setelah tayangan tulisan ini ada yang penuh dengan kesadaran mengshare futu-futu tersebut....ditunggu ya.......)
                 
lumba-lumba selalu berombongan saat menampakan dirinya 

                                   

Berharap dalam setiap melakukan perjalanan wisata saya tidak hanya sekedar datang, berfutu narsis, dan sekedar membuang  sampah terus pulang, saya ingin setiap datang berkunjung akan membawa kenangan yang selalu akan saya ingat selamanya akan tempat itu dan berbagai pengalaman dengan calon wisatawan lain yang akan datang berkunjung. Itu makanya saya hobby banget nanya-nanya sama penduduk setempat yang saya jumpai dengan berbagai macam profesi, dan di tempat ini pun saya menjumpai orang-orang yang hebat menurut kacamata saya, dimana mereka begitu suka cita melakukan pekerjaannya dengan tulus dan ihklas, walaupun terkadang penghasilannya tidak menentu, dengan saya ajak ngobrol tentang profesi mereka, dengan senang hati mereka biasanya menceritakan pengalaman kehidupan mereka dengan segala suka dukanya cara bertahan dan mempertahankan hidup di tempat tersebut. 



Sebuah perjalan yang cukup menyenangkan dan pengalaman baru buat saya melihat Mahluk Laut Si Lucu Lumba-Lumba dilautan lepas menggunakan jungkung, bertemu teman-teman baru, penduduk asli setempat dan hal-hal unik sepanjang perjalanan. Dan akhirnya perjalanan Teluk Kiluan ini harus berakhir dengan berlabuhnya kapal yang kami tumpangi di pelabuhan Merak untuk selanjutnya harus berganti transportasi bus menuju Jakarta dan kembali ke rumah masing-masing……..

Teman-Teman Selama Perjalanan Trip Kiluan



Dalam trip kali ini saya pergi dengan 18 orang, diantaranya ada beberapa yang sudah saya kenal dan belum, buat :

1.       Aprilia Pratama, saya mengenalnya baru di trip ini adalah korban pertama dari Yanti yang dipaksa ikut trip ini…..konon gosipnya di Group WA Kiluan Lampung saya baru tahu kalau katanya Dolok naksir sama April ini….he….he…he… bener ngga ya?

2.      Ade Ratna, mba yang satu ini baru saya kenal pertama kalinya di trip ini juga, adalah temen dan sekaligus jadi korban bujukan dan rayuan dari Erwin agar mau ikut ini trip, tau dah setelah itu nyesel apa kaga buat ikutan lagi….




3. Agustin Ross, yang sempat kehilangan dompet waktu akan pulang menuju dari Lampung menuju Jakarta, tapi syukurlah ada yang menemukan dan mengembalikan isi identitas yang ada di dompet dengan utuh kecuali uangnya…….




4. Bintang Cemerlang Yoghastika, temen dan korban kedua dari Erwin….. cewe yang satu ini abis di cemburuin sama Yanti Muthia M karena selain kulitnya putih dan bersih mba yang satu ini emang cantik banget…….., sampai-sampai yanti kaga mau futu jejer sama dia….he…he…lucu juga  Yanti ini sampai segitunya


5. Dyan Maris,….abang yang satu ini manis banget dah kulitnya, wajahnya agak ke arab-arabpan bak pilem-pilem India yang suka memerankan tokoh Inspektur Vijai……he….he….. berperawakan tinggi dan kurus,teman semobil saya selama perjalanan yang nyaris kaga dengar suaranya, sepertinya korbannyakeduaYanti yang dipaksa ikut trip ini…..

6.  Dini Nur Oktaviati,saya cemburu dengan cewe yang satu ini karena tingginya semampai…………saya mengenalnya baru pertama di trip ini dan ini adalah korban ketiga Yanti yang dipaksa ikut trip ini juga






7.     Dinda Arifah, saya mengenalnya baru pertama di trip ini dan ini adalah korban keempat Yanti yang dipaksa juga buat ikutan trip ini






8.  Dina Mahardikha, pembawaannya riang, lucu dan humoris serta yang paling saya ingat dari dina ini adalah dia “teman berantem mesra” dengan Dolok, ributnya mereka berdua saling suruh dan ejek itu yang bikin suasana trip ini lebih meriah pokoke gubrak abis dah…….buat mereka berdua, saking ceria dan hebohnya dina sampai-sampai harus kehilangan kamera pula, oh betapa malang nasibnya harus membayar harga yang sangat mahal ikutan trip kali ini, tau dah dia kapok apa kagak buat ikutan lagi…….

9. Dolok Steven Butar-Butar,  ini bocah…….hebohnya minta ampun ini saya satu kelompok jungkung bersama Sri dan Dolok, waduh yang namanya Dolok ini ramenya luar biasa teriak-teriak kalau liat si lumba-lumba muncul dan berlompatan, sampai-sampai saya tak sempat mengabadikan dengan baik mahluk lucu itu, mungkin takut dengan suara teriakan dari Dolok yang lumayan kenceng itu saat saya satu jungkung waktu melihat Si Lucu Lumba-Lumba teriak-teriak kenceng banget, sampai-sampai tuch lumba-lumba takut ngedeket ke jungkung kami karena teriakan Dolok……..tapi dia baik lho mau nemein saya nyari taxi sewaktu kami turun  Pintu Tol Kebon Jeruk, tapi karena dia juga harus turun situ juga sich secara rumahnya di daerah Joglo…..

10.Erwin Ruly Setiawan, saya mengenal pertama kali saat trip Pulau Peucang, saat bertemu dia malam itu saya melihat wajahnya seperti orang bingung, selidik punya selidik ternyata dia jadi korban dadakan penderitaan Joshua yang diserahi tugas, tanggung jawab dan amanat penderitaan bagi para peserta trip ……..Erwin tabahkan hatimu ya teman….,

11.   Fachri Rosyadi, ini pacarnya Ratu, saat trip ini mereka berdua terpaksa harus berpisah mobil karena dipaksa menjadi korban kedua setelah Erwin oleh Joshua,Fachri sempat pusing tujuh keliling dan nyaris tidak bisa tidur selama perjalanan karena dia mendapat tugas dan tanggung jawab serta amanat penderitaanyang amat sangat berat buat kami semua, tapi salut buat Fachri karena dia akhirnya dapat mengatasi semua permasalahan dan situasi dengan baik dan cukup sukses walaupun dalam kondisi kalang kabut dan grabak grubuk,yang paling spesifik dari nih orang adalah kaga bisa ngeliat air bawaannya gatel pengen nyemplung melulu……qik….qik……qik…….

12.Joshua Sahelangi, saya menjulukinya Pak Camat dan ini satu-satunya orang yang kaga ikut dalam trip kali ini, dikarenakan harus menjalankan sebuah Tugas Negara demi mengicar Jabatan Walikota maka dengan terpaksa dia membatalkan tidak ikut bersama kami sehingga akhirnya melimpahkan tugas dan tanggung jawab sepenuhnya kepada Fachri, Yanti dan Erwin…….pengen rasanya kalau ketemu dia gw guyur pakai air seember………….

13. Prasetyo Eqo, mas yang satu ini pacarnya dinda……yang terpaksa turut serta menjadi  korban bujukan penderitaannya dari Yanti pula  untuk ikutan ini trip…..





14.Ratu Agung, saya juga mengenalnya pertama kali saat trip ke Pulau Belitong, awal pertama kali mengenalnya orang pendiem dan jaim abis…….berikutnya ternyata agak bocor




15. Rika Pujiyani, …………..mbanya ini sepertinya pendiem ya jadi saya tidak menggingatnya…maaf dech……







16.Sri Rejeki Simanjuntak, saya mengenalnya saat trip ke Pulau Belitong, yang mengaku profesinya adalah seorang guru akan tetapi kenapa saya meragukan profesianya itu ya….ha…ha…karena menurut saya dia orangnya koplak abis dech

17.Yunita Tumewu Halim, panggilannya Ayu …..kaga nyambung nyak dengan nama aslinya……hi…hi…hi….. teman semobil saya selama perjalanan yang nyaris kaga dengar suaranya, sepertinya mba Ayu ini adalah korban terakhirnya Yanti yang dipaksa ikut trip ini supaya quotanya segera penuh…….dan lucunya lagi di WA Kiluan Lampung Mba Ayu ini menjuluki Joshua dengan sebutan Om Joss Gandossss…………….

18.Yanti Muthiah M, ……….yang cemburu abis-abisan dengan Bintang ………dia bendahara dari trip ini, yang terpaksa harus puyeng dan mumet karena itung-itungan duit dan menerima limpahan tugas dadakan dari Joshua, saya mengenalnya saat trip Dieng dan Pulau Peucang.


Saya sendiri Marita Setyaningsih@.............Maaf ya manteman jika ada yang tidak berkenan dengan hal-hal yang saya ceritaiin diatas, buat yang pengen nambahin nich cerita boleh banget ya, seneng bertemu dengan kalian semua walaupun pertemuannya singkat tapi berkesan, semoga suatu hari nanti kita dapat kesempatan trip bareng di suatu tempat yang lebih mengesankan. 

Ada yang terlewatkan di episode trip kali ini, di setiap saya trip dengan Joshua si pengagas nich acara ada, biasanya kami sehabis makan malam ada acara ramah tamah perkenalan dari para peserta trip, kenalan satu persatu, menyebutkan identitas, kegiatan dan kesan dalam trip yang diadakan kali ini, tapi rupanya “ritual” malam itu terlewatkan……he….he……he……jadi akhirnya kaga perlu dech kita buka-buka dosa-dosa identitas diri masing-masing dah yuhuuuuuuuu…………….


foto keluarga dulu sebelum pulang.........







Komentar

  1. Petualangan nya biikin iri. Kapan coba saya bisa kesana. Pengen banget. Tapi lampung jawa timur jauhnya kok minta ampun.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer