KEMEGAHAN SEBUAH MAHA KARYA


PERSAHABATAN YANG DI TUANGKAN DALAM MUSEUM





Takjub..... itu kata pertama saat memasuki gerbang tempat ini, Ciputra Artpreneur Museum namanya terletak di dalam Ciputra World 1 Jakarta merupakan bagian dari Ciputra Artpreneur. Mungkin karena saya jarang ngemall jadi tidak tau kalau di mall ini terdapat sebuah museum yang cukup elegan.


Museum ini tidak seperti kebanyakan museum pada umumnya yang penuh dengan ornamen barang-barang peninggalan jaman kerajaan terkesan kelabu, kuno dan antik, yang pasti museum ini bersih, rapi dan adem. Tidak terdapat barang-barang antik ataupun pernak-pernik kuno, yang ada dari museum ini adalah koleksi-koleksi lukisan karya Hendra Gunawan yang di dedikasikan kepada sahabatnya Ir. Ciputra, dari persahabatan itu oleh Ciputra di persembahkan dalam sebuah museum, hal ini terdapat dalam salah satu surat Ciputra kepada Hendra Gunawan.



“......mudah-mudahan saya bisa kelak menjadi salah satu kolektor yang cukup banyak dari lukisan Bapak, sehingga suatu waktu dapat saya pamerkan atau dapat saya jadikan musium pribadi.” (Korespondensi Ir. Ciputra dengan Hendra Gunawan, 8 Maret 1983).


Dapat membaca korespondensi antar dua sahabat itu cukup membuat saya termenung sejenak, sembari relung hati berbisik pada diri, “begitu agungnya mereka berdua menempatkan arti sebuah persahabatan”. Rasa haru menyentuh kalbu manakala membaca korespondensi mereka berdua, yang begitu sangat perhatian tentang diri pribadi masing-masing, saat Hendra Gunawan sedang terjatuh sakit dan Ciputra menjenguk ke Bali di goreskan dalam surat yang begitu penuh perhatian menimbulkan rasa mengharu biru bagi yang membacanya.


Ruang museum dibagi menjadi dua ruangan besar merah dan biru, ruang merah dipajang karya para seniman kontemporer Indonesia, sedangkan ruang biru khusus di persembahkan oleh Ciputra untuk sahabatnya Hendra Gunawan. Hendra Gunawan selain sebagai pelukis beliau adalah seorang pematung, bahkan hasil karya patung dari Hendra Gunawan ini di dedikasikan oleh Ciputra menjadi bagian dari Ciputra World, Perumahan Citra Raya, Hotel Ciputra dan di proyek-proyek Ciputra lainnya.


Siapa Hendra Gunawan...???
Hendra Gunawan seorang pelukis dan pematung yang lahir di Bandung 11 Juni 1918 terlahir dari keturunan kaum bangsawan, Raden Prawiranegara ayahnya dan Raden Odah Tejaningsih ibunya. Bakat seni mengambar seorang Hendra Gunawan telah nampak sejak masih duduk di bangku SD, dan itu di kembangkan secara lebih serius hingga tamat SMP. 


Hendra Gunawan merupakan salah satu dari 5 pelukis terkenal asli Indonesia, selain Abdullah Suriosubroto, Affandi, Sudarso dan Barli. Kemudian mereka membentuk kelompok Lima Serangkai. Pertemuan dengan Affandi memotivasi Hendra Gunawan semakin memberanikan dirinya  melangkah maju meningkatkan dan mengasah bakatnya dalam melukis, dengan keberaniannya sekitar tahun 1940 di wujudkan dengan membentuk sebuah sanggar yang diberi nama Sanggar Pusaka Sunda, dan bersama para pelukis Bandung beliau beberapa kali mengadakan pameran bersama.



Selain sebagai pelukis dan pematung, Hendra Gunawan adalah seorang pejuang gerilya di masa mudanya aktif bergabung dengan Tentara Pelajar dan anggota aktif dari Poetera (Pusat Tenaga Rakyat), dan aktif pula bergabung di beberapa organisasi yang di salah satunya di pimpin oleh Sukarno. Begitu berpihaknya beliau kepada rakyat dengan pandangan politiknya untuk memerangi kemiskinan, ketidak adilan dan kolonialisme, membuat dirinya harus rela mendekam dalam penjara Kebon Waru selama 13 tahun lamanya (1965-1978), hal ini disebabkan karena beliau tercatat sebagai salah satu tokoh dari Lembaga Kebudayaan Rakyat, dan keterlibatannya di Institut Budaya Populer (Lekra) dan Partai Komunis Indonesia (PKI).



Jeruji besi tak membuat seorang Hendra Gunawan menghentikan kecintaannya pada bakat melukisnya, selama dalam bilik terali besi pun tetap aktif melukis bahkan dengan ukuran kanvas besar, adapun tema yang di pilih adalah hal-hal yang berhubungan dengan alam dan kehidupan masyarakat pedesaan sehari-hari di jaman itu. Adapun yang dipilih Hendra dalam melukis adalah warna-warna alam natural, hal ini di peroleh dari seringnya beliau belajar dari ikan, baik dari segi warna dan karakter ikan yang tidak pernah bisa diam, hal itu merupakan sumber inspirasi yang tidak akan habis digali, dari ikan maka Hendra dapat melihat warna alami yang sesungguhnya. Jiwa seni yang tinggi dan melekat pada diri Hendra pun tertuang dalam beberapa puisi, itu kenapa beliau juga bersahabat dekat dengan Chairil Anwar.


Memilih aliran realisme dalam melukis, ciri khas dari lukisan Hendra Gunawan adalah keberanian menggoreskan cat tebal dengan kuasnya ke dalam kanvas, sehingga lukisan yang di hasilkan mempertegas subyek dan karakter dari lukisan itu sendiri.


Hendra Gunawan menghabiskan masa tuanya dan memilih tinggal di Bali, hingga ajal menjemput pada 17 Juli 1983 dan beliau di makamkan di Pemakamam Muslimin Gang Kuburan Jalan A. Yani Purwakarta.



Dari apa yang saya baca tentang Hendra Gunawan dari beberapa sumber on line terdapat “wejangan” beliau yang patut kita renungkan dan dapat kita terapkan dalam menjalani hidup : “Keberhasilan tidak akan didapatkan dengan mudah tanpa didasari dengan niat yang tulus dan besar, ketekunan dan keberanian untuk melangkah maju”.




Penasaran dengan seorang karya Hendra Gunawan kunjungi Ciputra Artpreneur, Ciputra World Jl Prof Dr Satrio Kav 3-5 Lt 11 Jakarta Selatan 12940 Waktu Operasional: pk 12.00 – 18.00 HTM: Wisman Rp 50,000 Umum Rp 30,000 Anak-anak dan Pelajar  Rp 15,000.



CATATAN PENTING :
Yang patut kita jadikan suri teladan dari persabahatan antara Ciputra dengan Hendra Gunawan, walaupun mereka berdua berbeda suku, agama dan strata sosial tetapi mereka berdua bersahabat dengan selaras harmonis tanpa saling memandang latar belakang pribadi masing-masing, yang mana hal tersebut menjadi polemik terbesar di negeri ini, para kalangan tertentu bersahabat karena adanya kepentingan pribadi dan golongannya.
  








Komentar

Postingan Populer