HARU MELANTUKAN LAGU KEBANGSAAN INDONESIA RAYA 3 STANZA
BERUNTUNGNYA MENJADI ANGGOTA KOMUNITAS
Hari itu minggu tanggal 30 Oktober 2015, merupakan hari
yang bersejarah bagi hidup saya mendapat kehormatan dari ketua Komunitas
Jelajah Budaya menawarkan saya untuk datang menghadiri Peringatan Hari Sumpah
Pemuda Tahun 2016, bertempat di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki,
Jakarta Pusat. Sempat ragu untuk mengiyakan pada awalnya, saat membaca lembar
list acara yang dikirimkan ternyata topiknya sangat menarik dan akhirnya saya
mengiyakan tawaran itu dengan dua sahabat saya lainnya.
Saya sendiri karena tidak terlalu memperhatikan jam
dimulainya acara, alhasil saya kecepatan datang dan cukup lama juga menunggu
kedatangan dua sahabat yang sebelumnya juga menghadiri undangan mewakili
komunitas di Pesta Peron Stasiun Tanjung
Priok Jakarta Utara, dan sang ketua komunitas sendiri baru berangkat dari
tempat tinggalnya jam 15.00,. Akhirnya yang ditunggu komplitlah sudah minus
sang ketua komunitas, sekedar berfoto-foto di beranda dan bertegur sapa dengan
sahabat komunitas lain pun telah dilakukan untuk kenangan dan mempunyai
dokumentasi bahwa kita pernah hadir di hari yang bersejarah.
Registrasi dilakukan saat ketua komunitas datang,
alhamdulillahnya menerima godie bag yang isinya taraaa...... : kaos, buku,
pin, nasi kotak, dan.....sebuah amplop komplit beserta isinya.
Memasuki Teater Graha Bhakti Budaya terhipnotis
mendengarkan pidato Soekarno melalui
film yang diperankan oleh aktor senior yang ternama Tio Pakusadewo, yang hari
itu juga berkempatan hadir. Isi dari pidato mengisahkan tentang sejarah awal
dari cikal bakal lahirnya Pancasila, mengutip isi dari pidato yang dibawakan :
1. Prinsip
Kebangsaaan Indonesia
2. Prinsip
Internasiolisme atau Peri Kemanusiaan
3. Prinsip Mufakat
atau Demokrasi
4. Prinsip
Kesejahteraan Sosial
5. Prinsip
Hendaknya menyusun Indonesia merdeka dengan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
Prinsip keTuhanan bukan saja Bangsa Indonesia
berTuhan tetapi masing-masing orang Indonesia hendaknya berTuhan, Tuhannya
sendiri. Yang kristen menyembah Tuhan menurut petunjuk Isa Almasih, yang islam
menurut petunjuk Nabi Muhammad SAW, orang budha mengelar ibadatnya menurut
kitab-kitab yang ada padanya, tetapi marilah kita semunya berTuhan, hendaknya
Negara Indonesia ialah negara yang tiap-tiap orangnya dapat menyembah Tuhannya
dengan cara yang leluasa, segenap rakyat hendaknya berTuhan secara kebudayaan
yakni, dengan tiada egoisme agama dan hendaknya Negara Indonesia satu negara
yang berTuhan. Hendaknya islam maupun kristen dengan cara yang berkeadaban,
apakah cara yang berkeadapan itu...? ialah hormat menghormati satu sama lain.
Nabi Muhammad SAW telah memberi bukti yang cukup tentang menghormati agama lain
Seorang Soekarno adalah seorang orator sejati
dalam berpidato yang pernah dimiliki oleh Bangsa ini, pidato yang dibawakan
begitu berapi-api seperti semboyan “semangat 45” melekat sangat membara dahsyat
luar biasa, bisa terbayang bagi saudara-saudara saya yang pernah mendengar
pidato dari seorang Soekarno secara langsung di jaman itu.
![]() |
penampilan Didit memainkan Biola WR. Supratman |
Adalah Didit Ardiyanto malam itu merupakan
hari yang bersejarah dalam hidupnya, dengan rasa bangga yang sangat luar biasa
mendapat kesempatan memainkan Biola milik Wage
Rudolf Supratman yang konon menurut sejarah usianya sudah mencapai 500
tahun. Didit mendapatkan kehormatan yang tak ternilai harganya bisa memainkan
"Biola Keramat" dimana pada tanggal 28 Oktober 1928 seorang
W.R. Supratman membawakan Indonesia Raya dengan gesekan biola yang di
dapatkannya dari kakak iparnya Willem Mauritius van Eldik pada tahun 1914. Tidak
semua violinist berkesempatan melihat, memegang dan bahkan memainkan biola
tersebut. Dan mengalunlah lagu Indonesia Raya dan Indonesia Pusaka dengan
begitu syahdu mengalun dari gesekan tangan seorang Didit yang memulai belajar
biola di usia 3 tahun, saat kedua lagu tersebut berkumandang dari gesekan biola.......sekujur
bulu kuduk saya merinding, mendengarkan instrumentalia yang begitu merdu
menyentuh hingga ke dalam relung kalbu......Indonesia Tanah Airku......
Mengambil tema “Merayakan Indonesia Raya” dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda 2016, Direktorat
Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai pihak
peyelenggara acara mengundang partisipan sekitar + 800 orang, yang
terdiri dari Pramuka, Pelajar, Mahasiswa, Organisasi Pemuda, Tenaga
Kependidikan, Komunitas dll.
![]() |
pembahasan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya |
Mengharu biru tiada terbendung manakala
bernyanyi lagu kebangsaan Indonesia Raya Tiga Stanza sampai 2 kali, bersama
dengan paduan suara Gita Bahana Nusantara dibawah arahan Purwacaraka begitu
menyayat kalbu dan mengores hati terdalam saat lagu kebangsaan itu mengalun
indah berharmoni dengan iringan orkestra. Jujur ini baru pertama kalinya dalam
seumumr hidup saya menyanyikan lagu kebangsaan
Indonesia Raya Tiga Stanza, yang liriknya sebagai berikut :
Stanza I
Indonesia tanah
airku
Tanah tumpah
darahku
Di sanalah aku
berdiri
Jadi pandu ibuku
Indonesia
kebangsaanku
Bangsa dan tanah
airku
Marilah kita
berseru
Indonesia
bersatu
Hiduplah tanahku
Hiduplah
negeriku
Bangsaku, Rakyatku,
semuanya
Bangunlah
jiwanya
Bangunlah
bdannya
Untuk Indonesia
Raya
Indonesia Raya
Merdeka, merdeka
Tanahku,
negeriku yang kucinta
Indonesia Raya
Merdeka, merdeka
Hiduplah Indonesia Raya.
Stanza
II
Indonesia, tanah
yang mulia
Tanah kita yang kaya
Di sanalah aku
berdiri
Untuk slama-lamanya
Indonesia, tanah
pusaka
P’saka kita
semuanya
Marilah kita mendoa
Indonesia
bahagia
Suburlah tanahnya
Suburlah jiwanya
Bangsanya,
Rakyatnya, semuanya
Sadarlah hatinya,
Sadarlah budinya
Untuk Indonesia
Raya
Indonesia Raya
Merdeka, merdeka
Tanahku,
negeriku yang kucinta
Indonesia Raya
Merdeka, merdeka
Hiduplah Indonesia Raya.
Stanza
III
Indonesia, tanah
yang suci
Tanah kita yang
sakti
Disanalah aku
berdiri
N’jaga ibu
sejati
Indonesia, tanah
berseri
Tanah yang aku
sayangi
Marilah kita
berjanji
Indonesia abadi
S’lamatlah
rakyatnya
S’lamatlah
putranya
Pulaunya,
lautnya, semuanya
Majulah negerinya
Majulah pandunya
Untuk Indonesia
Raya
Indonesia Raya
Merdeka, merdeka
Tanahku,
negeriku yang kucinta
Indonesia Raya
Merdeka, merdeka
Hiduplah Indonesia Raya.
Dalam
beberapa cara resmi biasanya lagu kebangsaan Indonesia Raya ini wajib
dinyanyikan. Malam itu Purwacara dan Bapak Obby sedikit dibahas cara menyanyikan
lagu kebangsaan Indonesia dengan baik dan benar, yang saat ini hanya bersifat
seremonial belaka tanpa kesan berarti apalagi menjiwai, sudah selayaknya lagu
kebangsaan itu harus di nyanyikan dengan penuh semanggat kebangsaan sebagai
simbol identitas sebuah negara. Bahkan Pak Obby merasa miris karena saat ini
lagu kebangsaan pada saat dinyanyikan oleh siswa-siswa sekolah dalam upacara
bendera hanya menyanyikan seadanya, tanpa ada semangat kebangsaan sebagai warga
negara untuk menjiwai sebagaimana
layaknya mengusung sebuah identitas negara.
Lagu
Kebangsaan sendiri diatur dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009, Bab V,
Bagian Ketiga : Tata Cara Penggunaan
Lagu Kebangsaan :
Pasal
61 : Apabila Lagu Kebangsaan dinyanyikan
lengkap tiga stanza, bait ketiga pada stanza kedua dan stanza ketiga
dinyanyikan ulang satu kali.
Pasal
61 : Setiap orang yang hadir pasa saat Lagu
Kebangsaan diperdengarkan dan/atau dinyanyikan, wajib berdiri tegak dengan
sikap hormat.
Dalam
Bab VII mengenai Ketentuan Pidana, di jelaskan dalam Pasal 70 : Setiap orang yang mengubah Lagu Kebangsaan
dengan nada, irama, kata-kata, dan gubahan lain dengan maksud untuk menghina
atau merendahkan kehormatan Lagu Kebangsaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64
huruf a, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda
paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Dengan
adanya payung hukum yang jelas tentang Lagu Kebangsaan ini, marilah kita semua
sebagai warga negara yang bermartabat saat menyanyikan Lagu Kebangsaan
hendaknya jangan asal menyanyi saja, tapi nyanyikan dengan lebih menjiwai dan
bersemanggat seperti para pendahulu kita saat menyanyikan Lagu Kebangsaan.
Bapak
Wiradi Gunawan walaupun usianya sudah sangat senja tetapi mempunyai semanggat
yang luar biasa, pada malam itu berkesempatan membahas sedikit informasi
tentang Lagu Indonesia Raya dan beliau berpesan bahwa, menyanyikan lagu
Indonesia Raya itu jangan main-main, awalnya lagu kebangsaan itu syairnya bukan
merdeka-merdeka, tetapi mulia-mulia, banyak lirik lagu yang mengalami
perubahan, landasan filosofis tiga stanza tentang lagu kebangsaan itu lirik
yang penting dalam stanza satu adalah marilah kita berseru Indonesia bersatu,
itu sangat penting pada saat sebelum merdeka karena kita belum bersatu, karena
itu mari kita berseru Indonesia bersatu, dulu pada lirik bangunlah badannya, bangunlah
jiwanya, lirik ini di kritik oleh Bung Karno menjadi bangunlah jiwanya bangunlah
badannya, jadi harus bangun jiwanya terlebih dahulu barulah bangun badannya itu
yang benar. Dan sekarang ini lagu Kebangsaan Indonesia Raya tidak ada lagi yang
menyanyikan dengan cara tiga stanza selalu satu stanza saja. Seharusnya Lagu
Kebangsaan Indonesia Raya itu dinyanyikan dalam tiga stanza agar lebih menghayati
penghormatan kita kepada lambang bangsa kita. Cita-cita kemerdekaan Indonesia adalah
membangun bangsa baru, untuk dapat membangun bangsa yang baru para pendiri bangsa sadar itu tertulis nyata
dan tercermin dari stanza tiga syair lagu Kebangsaan Indonesia Raya “menyelamatkan semuanya”. Bapak Wiradi
Gunawan berpesan kepada semua pemuda pemudi bangsa Indonesia untuk bangkit
jiwanya, bangkit badannya untuk Indonesia Raya.
![]() |
Kartum Setiawan sedang diwawancara |
Mengaturkan
ucapan terima kasih kepada Mas Kartum
Setiawan selaku pemilik Komunitas Jelajah Budaya memberikan kesempatan saya
untuk hadir di acara yang bersejarah hari itu, dalam kesempatan itu Mas Kartum sempat
diwawancara oleh seorang mahasiswa UNJ yang bernama Eka yang sedang riset
mencari data untuk bahan skripsinya.
Buat
saya bisa hadir di acara ini punya arti dan kesan tersendiri, yang pasti
menambah satu lagi wawasan dan sejarah dari negeri ini tentang lagu Kebangsaan
Indonesia Raya. Juga kepada dua orang sohib saya Mba Ida Farida dan Ida Maryana
yang turut serta hadir hari itu, sebenarnya Mas Kartum sendiri sudah menawarkan
undangan ini kepada teman-teman komunitas, mungkin karena mereka lelah, letih
dan lesu...... ada kesibukan dan urusan pribadi lainnya jadi tidak bisa hadir.
![]() |
nunggu undangan selanjutanya dari KJB |
Saya
pribadi bisa bergabung di Komunitas Jelajah Budaya ini banyak keuntungan yang saya
dapat, beberapa kali mendapat kesempatan hadir di acara-acara udangan yang
mungkin tidak semua orang bisa hadir didalamnya. Semoga saya masih diberi
kesempatan hadir lagi di acara-acara serupa dilain waktu.#salamjelajahbudaya#
Komentar
Posting Komentar