ONE DAY TRIP in the RAINY CITY

Suatu Hari di Kota Hujan


Seperti Biasa Narsis Dulu Sebelum Beranjak

Kalau hanya punya waktu sehari buat liburan, atau pengen bolos gawe karena uda boring, jenuh dan ngebosenin dengan suasana kantor yang lagi kaga kebersahabat dengan ente, atau lagi sedih abis diputusin gebetan, di PHPin, cuma di janjiin kawin dll...... ane punya saran nich main saja ke Bogor yang kaga begitu jauh dari Ibu Kota....ya kira-kira dua lemparan belalai gajah dech...... buat nyampai di itu kota.


Persiapan Sebelum Naik Kereta

Kesempatan jalan-jalan ke Bogar ane lakonin saat hari libur harpitnas tanggal 27 Mei 2014, naik commuter line jurusan Stasiun Sudirman menuju Stasiun Bogor, itu karena janjian dulu sama temen yang datangnya ngaret pula......jadinya nyampe Bogor sudah menjelang siang.


Awas...keasyikan Pose Ketinggalan Kereta lho.....

Sebelum nyampe Bogor kita akan melalui beberapa stasiun antara lain, Manggarai, Tebet, Cawang, Duren Kalibata, Pasar Minggu Baru, Pasar Minggu, Tanjung Barat, Lenteng Agung, Universitas Pancasila, Universitas Indonesia, Pondok Cina, Depok Baru, Depok, Citayam, Bojong Gede, Cilebut dan Bogor dengan jelajah tempuhnya ± 1.5 lamanya, sampai gempor rasanya jauh banget kaga nyampe-nyampe.


Pengobat Rasa Kecewa  Cukuplah Buat Pose di Tangga Pura Utama

Dulu banget saya sudah pernah ke Bogor sekitar tahun 2003, saat sampai di stasiun rada dikit takjub juga dengan perubahannya yang luas dengan penataan yang lumayan bikin rebet manakala hujan turun buat neduh rada repot, karena jarak pintu masuk dengan peron kereta lumayan jauh dan sepanjang jalan menuju peron kereta tidak ada peneduhnya, entah mengapa dibuat demikian, pahadal akan lebih nyaman kalau sepanjang pintu masuk hingga menuju peron dibuat penutup diatasnya, dikala panas tidak kepanasan dan di kala hujan turun tidak kehujanan yang mengakibatkan becek dimana-mana dan bila tidak waspada bisa tergelincir karena licinnya lantai efek dari air hujan yang mengenang di sekitar stasiun.


Naluri Model Ngga Nahan buat Ngga Pose.......


Ada yang tidak berubah dari Bogor dari dulu hingga kini, itu macet ampun dech tiada terkira di sepanjang jalan yang saya lalui, entahlah penataan kotanya dengan lingkup yang terbatas atau memang kondisi pengemudi yang tidak disiplin, yang mengakibatkan hirup pikuk sepanjang kota, dengan kondisi yang diberlakukan satu jalur alias one way, nah kebayang kan itu kalau kita salah turun atau kelewatan tempat yang kita kunjungi, alhasil kita akan muter-muter satu jalur dengan kondisi lalinnya yang semrawut bisa bikin migren pokoknya lah......, emang sich sepanjang kita naik angkot mana ada sich yang nyaman.........tetapi solusinya kalau sudah niat nikmatin sajalah dan yang pasti tetep wae puyeng ouy.........


di tempat ini kita bisa berdoa secara khusuk sesuai dengan kenyakinan kita


Karena hari itu bertepatkan dengan hari libur kagetan, nah kebayang tuh yang namanya orang plesir ke Kebon Raya Bogor alias KRB.......banyak rombongan dari berbagai kalangan datang silih berganti ke tempat itu, angkot pada penuh dengan rombongan yang akan mendarat di KRB, dari berbagai kalangan usia komplit tumpah ruah meluber di Kebon....hihihihihi, kebayang kalau saya ambil bagian pasti akan menambah kuota kepadatan penduduk, saya putuskan tidak menjamahnya karena itu memang  bukan tujuan utama, tujuan utama adalah mencari tempat yang lebih sedikit eksotik nun jauh di sana.


Kalau Ngga Pose rasanya Ngga Komplit........


Tempat eksotik itu adalah berjudul : Pura Parahyangan Agung Jagatkartta konon merupakan candi Hindu terbesar di luar Pulau Bali, setelah Pura Besakih. Pura ini terletak di Jalan Nanas, Kampung Warung Loa RT. 03, RW. 09, Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, di lereng Gunung Salak, sekitar 13 km dari Bogor, arah ke selatan.


Anggrek Bulan di sekitar  halaman rumah Ibu Mangku

Jarak dari jalan utama ke Pura Parahyangan Agung Jagatkartta adalah sekitar 1 km, melewati jalanan yang agak terjal. Percabangan dari jalan utama ada pada koordinat satelit -6° 39′ 28.04″, +106° 44′ 3.98″.  



Jalanan Menuju Pancuran Sapta Ganga

 Lokasi Pura ini dapat di tempuh dengan menggunakan angkutan umum dari Stasiun Bogor Dari Stasiun Bogor : Naik Angkot 02 jurusan Sukasari turun di BTM (Bogor Trade Mall) , sambung lagi dengan angkot 03 dengan Kode HBS Trans jurusan Ciapus, sebelum naik wajib ditanyakan kepada Si Abang Sopir apakah melewati jalur pura apa tidak, bisa juga nego untuk mengantar sampai tujuan tanpa perlu berjalan kaki atau naik ojek.....negolah sepintar ada bisa merayu Si Abang Sopir untuk mendapatkan harga terbaik ......tuing-tuing, tetapi kalau boleh saya menyarankan akan lebih enak dengan menggunakan mobil pribadi yang bisa di sewa secara sharing cost, ente tidak akan ngerasa puyeng dan memeng.........tetapi mungkin akan meninggalkan sensasi yang berbeda kalau kita plesir naik angkutan umum daerah tersebut.




Hari sudah menjelang siang saat saya tiba, suasananya lebih sedikit sejuk karena berada di ketinggian dan aroma udara dari pegunungan Salak bisa kita sedikit rasakan hembusan bayu menerpa kulit dan wajah, dinginnya air pegunungan akan kita rasakan bila anda berkesempatan cuci muka di kawasan ini......




Sayangnya saat saya berkunjung  Pura Parahyangan Agung Jagatkartta sedang ada pemasangan penangkal petir, nah loh hasilnya Pura tersebut tidak boleh dijamah untuk umum atau tertutup untuk sementara waktu.................lemes rasanya perjalanan nan panjang dan lama rasanya sia-sia tidak bisa masuk ke dalam pura. Tetapi saat menuju Pura Parahyangan Agung Jagatkartta, sebelum pintu masuk di kanan jalan saya sempat melihat tulisan Pura Pasar Agung dan Pura Melanting, mulailah saya kasak kusuk mencari berita apakah Pura tersebut bisa di kunjungi...?  untuk mengobati rasa kecewa itu akhirnya saya mencoba masuk ke dalam  Pura Pasar Agung dan Pura Melanting, tetapi sebelumnya mohon ijin terlebih dahulu kepada yang berhak.


Risa Bersama Ibu Mangku dengan senyuman dan sambutannya yang ramah


Adalah Ibu Mangku beliau adalah pengagas berdirinya Pura Parahyangan Agung Jagatkartta pada tahun 1981, dengan sangat ramah Ibu Mangku ini menerangkan tentang sejarah berdirinya Pura Parahyangan Agung Jagatkartta  sayangnya saya tidak mencatat secara rinci karena terpesona dengan cerita beliau, tetapi yang pasti berhubungan dengan kisah sejarah Tanah Pasundan Prabu Siliwangi Sang Raja Padjadjaran. Pengen suatu saat balik lagi karena saya belum menyentuh bangunan pura utamanya, semoga suatu saat bisa terwujud.....


Terdapat Pancuran  Sapta Ganga di Pura Pasar Agung & Pura Melanting ini


Rasa kekecewaan saya terdikit terhapus dengan berkunjung ke Pura Pasar Agung dan Pura Melanting ini, karena Ibu Mangku yang Seorang Punawirawan dari Angkatan Laut dengan ramah memperbolehkan kami memasuki kedua pura tersebut. Setelah cukup untuk melihat-lihat bangunan kedua pura tersebut, tiba waktunya untuk pulang karena hari sudah menjelang senja dan mendung mulai nampak dan rupanya sang hujan akan segera membasahi bumi kawasan Bogor dan sekitarnya.


Kedai Kita yang Bikin Gagal Santap


biar gagal santap yang penting narsis dulu.......


ikutan pose juga ahhh........


Sebelum pulang ke Ibu Kota ceritanya pengen kulineran khas Kota Hujan dulu biar afdol, mulailah berkasak-kusuk tanya-tanya temen tentang seluk beluk tempat kuliner, setelah diberi petunjuk wilayah dan rute angkotnya berangkatlah kita menuju sasaran, memang agak sedikit rumit mencarinya hal ini disebabkan wilayah kotanya yang tak bersahabat, jadi mesti rajin buat jalan kaki untuk menempuh sasaran sebelum menemukan angkot dengan rute terdekat. Tempat telah di ketemukan akan tetapi....Ups!!!!!! daftar antrinya masuk di urutan nomor 54 dan baru terealisasi nomor 30.....nah lu bisa karatan nunggu......, konon ceritanya tempat makan yang berjudul "Kedai Kita" ini eunak n murah....tapi sayangnya hari itu kita kurang beruntung dengan harus mengantri yang amat menyiksa, di putuskan mengacak tempat lain....., di temukan sebuah tempat tak jauh dari Si Kedai, judulnya  Si "Pia Apple Pie" tempatnya lumayan nyaman agak ademan, suasananya di buat seakan kita sedang berada di kebun apel, terus menu makannya tidak banyak ragam pilihan untuk di coba, karena yang special di tempat ini adalah pia apel dengan berbagai rasa, bentuk dan ukuran. Setelah dirasa cukup makan dan sekedar melepaskan lelah setelah seharian jalan menyusuri kawasan Bogor, diputusan pulang menuju stasiun dengan hujan yang mengguyur cukup deras, sesuai dengan slogannya Bogor Kota Hujan........



Daftar Menu di Rumah Apel


Gepuk Komplit ala Rumah Apel




Sayur Asem ala rumah Apel



yang spesial dari Rumah Apel


Narsis dulu sebelum pulang.........

Kali ini saya hanya berdua saja bersama :

Raden Roro Rurisa Chandra Amartawati Hartomo :



Beberapa hal banyak kesamaan yang tidak di sengaja, uda lama juga ngga bisa ikutan trip bareng karena kesibukannya di kantor yang luar biasa, ngurusi anak buahnya yang berjumlah ± 250 orang, terus di kantornya lagi ada audit yang belum kelar-kelar juga ditambah persoalan-persoalan lain yang terkadang bikin Si Nyai ini puyeng. 











Terkadang saya sama Risa suka konslet dalam beberapa hal yang berujung masalah, sebenernya masalahnya remeh sich tapi terkadang jadi terucap, kalau sudah begitu saya mending diem dech....., dari pada dia mengerakkan anak buahnya bisa benjol gw....hihihihihi, tetapi seiring waktu  masalah itu clear dengan sendirinya karena saling memahami satu sama lain. Walaupun belum terlalu lama kenal saya berusaha memahami untuk tidak melanggar rambu-rambu yang ada pada dirinya, walaupun mungkin suka keceplosan juga sich.......yuhuuuuuu, ujungnya ya akur lagi dan berusaha tidak membahas masalah yang telah lewat.



sebagian koleksi pasir yang nampak unik dan seru buat di koleksi

Hobby uniknya adalah mengumpulkan benda-benda unik, doyan banget sama segala jenis pasir, koleksinya sudah lumayan banyak menguasai meja gawenya, kalau ada yang trip ke laut selalu nitip di bawain pasir dan benda-benda unik yang menurut kita tidak kaga penting, buat risa dengan sedikit keterampilan tanganya benda itu jadi sesuatu yang indah buat dipandang. Sayang mimipinya buat nanjak Sang Rinjani belum bisa terwujud dalam waktu dekat.......




Saya sendiri Bendoro Raden Ayu Marita Kassandra Setyaningsih Soedarmo : buat yang pertama kali kenal dengan saya mugkin akan mengira saya ini jutek, judes dan ngeselin.....hihihihihi padahal sebeneranya.....kadang-kadang sich saya suka begitu, maklum namanya juga mahluk cewe manis pula yang kaga sempurna suka gitu sich....tapi kadang-kadang lho kaga tiap hari......beberapa tahun belakangan ini lagi suka banget jalan-jalan, sebeneranya sudah kebiasaan dari jaman dahulu kala tetapi sempat terhenti karena tiada biaya....tetapi saat ini sedang kambuh lagi jadinya saya tidak rajin menabung untuk menuruti hobby saya itu, kalau Risa suka ngumpulin benda-benda unik dan anti, tidak demikian dengan saya, saya lebih senang mengoleksi buku, bisa fiksi dan non fiksi, walaupun beli belum sempat dibaca, tetep saja beli kalau ada yang menarik, saking hobby ngumpulin buku sampai-sampai saya punya langganan tukang buku bajakan....sssttttt...kalau yang ini diem-diem ya ...hihihihi, kadang  saya kalau balik gawe ngga berani  mendekat takut di panggil oleh Si Abang Tukang Buku yang akhirnya membuat keimanan saya runtuh oleh tawarannya.....hahahahahahaha....., terus hobby baru yang lain adalah nulis sampai bikin blog, awalnya iseng-iseng belaka...tetapi kemudian terbesit dalam pikiran kenapa saya tidak memindahkan hasil jalan-jalan ini kedalam sebuah tulisan......, yang bisa di kenang dan dibaca-baca lagi bilamana kangen dengan suatu kenangan atau sekedar memberi referensi buat teman yang akan trip ke daerah yang sudah saya jelajahi......banyak mimpi yang belum terwujud buat jalan-jalan, tetapi isi tabungan saya belum memungkinkan untuk itu......kalau ATM saya debet udah banyak air mata bercucuran karena harus saya gesek terus....maap ya ATM belum bisa menyimpan aman dirimu dalam buaian sang dompet........

Saatnya harus pulang.............













Komentar

Postingan Populer